Ada Yang Aneh

1176 Words
Sosok Nikolas terlihat dengan mengenakan celana bahan hitam dipadukan serta kemeja safari membalut tubuh tinggi dan tegap miliknya. Nikolas berdiri di ambang pintu ruang makan, membuat Rosalin dan kedua orang tuanya tertegun, bukan karena melihat tampannya Nikolas, tapi ada sesuatu yang aneh dari diri pria yang kini masih berdiri dengan senyum manisnya, manis yang terlalu manis menurut mereka. "Nah, ini putra kami, namanya Nikolas. Dia lama tinggal di Amerika dan baru kembali ke Indonesia tiga tahun yang lalu," ucap Danu memberi tahu, sehingga membuat semua orang menoleh kembali pada Nikolas dengan senyum kikuk dan merasakan keanehan. Sekilas tidak ada yang aneh, pria itu memiliki wajah yang tampan, tubuh tinggi dan terlihat kekar. Hanya saja ... ada yang aneh saja, entah apa yang aneh itu? Hingga saat Nikolas melangkahkan kakinya gemulai dengan gayanya yang agak centil, seketika rahang kedua orang tua Rosalin jatuh, sejatuh-jatuhnya. Mereka berdua melongo dengan mulut terbuka dan mata membola saat melihat Nikolas melangkah dengan kaki yang disilang-silang layaknya perempuan feminim, dia menghampiri ke arah Arman. "Salam kenal, Om." Nicolas menyalami Arman dengan sopan, dan berjalan menghampiri ke sisi Anna, melakukan hal yang sama. "Tante," sapanya dengan lembut. Anna tersenyum canggung. "I-iya, Nak." Nikolas kemudian tersenyum dan berjalan mengitari sebagian meja makan lalu duduk di depan Rosalin, menatapnya dan memberi senyumannya yang sok imut. Nikolas mengambil gelas dengan menggunakan empat jari, hingga menyisakan jari kelingking yang terangkat dengan lentik, Rosalin melirik pada kedua orang tuanya yang tampak shock. Seketika Rosalin berasa ingin tertawa, Nikolas membuang wajahnya dengan jutek saat melihat Rosalin yang tersenyum padanya, gadis itu malah suka dengan keadaan ini. Ternyata harapan dan impian kedua orang tuanya mau punya mantu tampan dan gagah sirnalah sudah, dan Rosalin sangat tertarik untuk melakukan pernikahannya. Dia berpikir pria seperti Nikolas ini tidak akan memiliki harapan merasakan cinta pada wanita, dan itu bagus bagi Rosalin, karena dia juga tidak mungkin melupakan Levin. Danu dan Alya merasa tidak enak hati pada Arman dan Anna, melihat ekspresi mereka sudah pasti keduanya tengah berpikiran jelek pada putra mereka. Rasa khawatir perjodohannya akan gagal lagi, Danu mulai menatap putranya tajam. Alya yang tahu ketegangan di antara putra dan ayahnya pun mulai menoleh pada Nikolas. "Niko, apa-apaan ini? Sudan mamah bilang jangan buat papah marah lagi!" bisik Alya. Nikolas menoleh pada mamahnya dengan meneruskan aktingnya sebagai pria kemayu. "Kalau kalian tidak mau saya begini, hentikan perjodohan ini!" bisik Nikolas dengan nada normal dan berbahasa formal seperti biasanya. Dia kemudian bersikap biasa dan terus berlagak kemayu, Rosalin terus memandangi Nikolas, gadis itu terus saja mengulas senyum membuat Nikolas agak merasa risi. Berbeda dengan Arman dan Anna yang tampak masih shock dengan fakta yang mereka baru tahu. "Maaf, Danu. i-ini putramu yang akan kita jodohkan dengan putriku?" tanya Arman dengan nada tegang. Mendengar pertanyaan Arman yang seperti itu, Danu sudah menduga Arman pasti tidak akan rela putrinya menikah dengan pria lembek seperti Nikolas. "Nikolas, kamu keterlaluan!" batin Danu seraya melirik pada Nikolas tajam, merasa jengkel dengan putra satu-satunya itu. Danu Anggara sudah cukup malu, ia pun tersenyum canggung dan mengangguk. "I-iya, Man. Dia putraku satu-satunya yang akan kita jodohkan dengan putrimu." "Apa!" Arman tidak terima, dia berdiri dengan shock begitu pun dengan istrinya. "Pah, tenang dulu," lirih Anna. "Tapi, Mah. Putri kita--" Danu sudah benar-benar sangat malu, dia pun menatap sahabatnya dengan rasa tidak enak hati. "Maafkan aku, Man. Tapi kamu jangan tersinggung." "Dan, aku memang butuh uang, tapi menikahkan putriku dengan putramu yang seperti ini, bagaimana dengan nasib putriku." Nikolas hanya tersenyum samar merasa berhasil, di tengah ketegangan yang tiba-tiba tercipta seperti yang sudah-sudah, tanpa diduga Rosalin berdiri. "Pah, jangan marah-marah, Lin tidak masalah menikah dengan Niko." Ucapan Rosalin yang tidak terduga membuat Nikolas melotot merasa terkejut, bahwasanya seperti biasa gadis yang tahu dia begini pasti langsung menolak dan bahkan langsung kabur dari acara makan malam. Tapi, Rosalin? Gadis itu malah mengatakan hal yang sebaliknya, membuat Nikolas tidak suka. Arman terkejut dengan perkataan putrinya. "Nak, tidak, Sayang! Papah tidak akan melakukan itu, bagaimana masa depan kamu nanti, jika menikah dengan pria seperti itu." Arman menunjuk Nikolas dan menoleh pada Danu. "Maaf, Danu. Sepertinya perjodohan ini kita batalkan saja." Danu terkejut dan ikut berdiri. "Tapi, Man--" Melihat kepanikan semua orang Rosalin segera berdiri dan menghampiri Arman. "Papah, memangnya apa masalahnya, kalau Lin nikah sama Niko, ini yang Papah mau, kan? Rosalin setuju, ya udah." "Iya, Lin. Tapi, papah kira--" "Pah, udah! Tidak baik bicara begitu, Roslin setuju. Lagi pula tidak ada yang salah dengan Nikolas, dia manis," goda Rosalin seraya melirik pada Nikolas yang mendengkus kesal, itu yang membuat Rosalin tertarik. Mendengar hal itu keluarga Anggara tentu saja senang, mereka tersenyum semringah, kecuali Nikolas yang tampak sangat kesal. "Sayang, apa kamu sungguh-sungguh mau nikah sama anak om yang kemayu seperti itu?" tanya Danu seraya menunjuk putranya. "Iya, Om. Lin mau." Rosalin mengulum senyum. Helmi yang sejak tadi memperhatikan bosnya yang kesal, pria itu hanya bisa mengulum senyum. "Tuan, sepertinya rencana Anda kali ini akan gagal," bisik Helmi. Nikolas mencondongkan sisi tubuhnya ke sisi Helmi. "Kamu lihat saja nanti, Hel. Saya akan buat dia menyerah dan akhirnya minta membatalkan perjodohannya." Setelah berbisik Nikolas kembali menjauhkan dirinya. Rosalin meringis melihat adegan Nikolas dan Helmi, jujur saja Rosalin merasa ngeri sendiri membayangkan kalau Nikolas lebih suka pada Helmi dibanding pada wanita tulen. Hiih, Ya Allah ... kuatkanlah hambaMu ini ya, Allah .... Sementara Arman masih tidak percaya dengan putrinya. "Sayang apa kamu sungguh-sungguh?" tanya Arman memastikan. "Iya, Sayang. Kamu beneran mau nikah sama Nak Niko?" Anna juga memastikan. Rosalin melirik pada Nikolas yang juga sedang menatapnya, Nikolas berdehem kecil, dia kemudian berkata, "Hmm, Rosalin ... benar kata Om dan Tante, apa kamu yakin mau nikah sama saya? Jangan paksakan dirimu, kalau Om butuh bantuan, saya akan bantu tanpa harus kita menikah." Nikolas berusaha mengendalikan suasana dan mencoba memberi solusi bagi keluarga Hendaru agar pernikahan tidak harus terjadi. Danu Anggara tentu keberatan, rencana ini sudah ia buat supaya Arman mau menikahkan putrinya dengan putranya yang hampir bangkotan itu, padahal Nikolas baru saja 30 tahun. Hanya saja dia terlalu khawatir kalau putranya takut sungguhan tidak normal, karena selalu saja menolak untuk menikah, dan selalu melakukan hal seperti ini setiap kali dia melakukan acara perjodohan. "Tidak tidak, tidak usah, Niko. Aku akan tetap menikah denganmu." Tanpa diduga, Rosalin menolak tawaran Nikolas dan tetap pada pendiriannya, dia tetap ingin menikah. Apa pun alasan gadis itu, Danu Anggara sangat senang. "Rosalin, dengar kan kata Nikolas? Kamu tidak harus menikah, Nak." Arman mengusap pundak putrinya. Rosalin tidak mau keluarganya punya hutang, lagi pula menikah dengan Nikolas tidak akan ada yang berubah, dia tahu Nikolas tidak mau menikah, sama seperti dengan dirinya juga, tidak mau menikah. Mungkin nanti Rosalin akan bicara baik-baik dengan Nikolas tentang hal ini, dan akan membuat kesepakatan dengannya. "Pah, Rosalin tetap pada keputusan Rosalin. Jangan tanya lagi yah!" tegas Rosalin. Arman dan Anna tidak bisa bicara apa-apa lagi, sementara Nikolas tampak mengepalkan telapak tangannya. "Apa maunya gadis ini, kenapa bersikeras ingin menikah? Padahal saya tahu dia tidak mau menikah," batinnya. "Keputusan sudah dibuat, Rosalin sendiri sudah bersedia. Maka tanggal pernikahan akan segera ditentukan." Tanpa tunggu lama Danu Anggara angkat bicara.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD