Bagian 21 Ruangan itu gelap, dari celah pintu yang terbuka dia tidak dapat melihat dengan jelas apa yang ada di dalam ruangan itu selain secercah cahaya temaram yang membentuk bayangan almari besar. Ruangan itu tertutup oleh tirai berwarna hitam, disana juga terdapat deretan almari yang berisikan buku-buku tebal dan juga beberapa furnitur yang mengisi setiap sudut ruangan. Kamu tampak begitu serius mengikuti alunan suara piano yang sedang dimainkan di dalam sana. Wajahmu terlihat sendu sama seperti denting piano yang sedang dimainkan itu. Sedangkan dia, malahan terfokus pada raut ekspresi mu saat ini. Kamu, suara denting piano, dan ruangan gelap itu... Dia pikir momen ini terlalu sakral untuk dilupakan... *** Hampir seluruh bagian tubuhnya dibanjiri oleh keringat. Setelah sekian

