"Itu naksir elo beneran deh! Apalagi kan lo juga bilang kalau dulu, dia pernah ngungkapin perasaannya ke elo kan? Nah-nah! Seratus persen yakin ini sih!" "Unaaa sialaaaaa!" Ia malah memaki. Karena gara-gara gadis itu, ia jadi terus memikirkan Arjune. Astaga-astaga! Padahal sejak dulu, ia sama sekali tak memikirkan Arjune sedikit pun. Ia benar-benar hanya menganggap Arjune sebagai sahabat terbaik bahkan saudara. Tak pernah terbersit pun untuk berpikir macam-macam. Dan gara-gara Una, sejak tadi pagi ia benar-benar tak bisa berpikir hal lain. Ia bahkan sempat bengong beberapa kali selama mengajar. Sampai ditegur oleh profesornya. Ia sudah hilang akal. Astaga-astagaaaa! Begitu keluar dari kelas, ia langsung berjalan menuju lobi. Niatnya sih mau menyambut jalan pulang dengan nakk bikun hin

