Sudah melakukan yang terbaik yang bisa ia lakukan, pikirnya. Ia harus bersyukur. Ya kan? Sekalipun mulut-mulut lain mungkin mencibir hidupnya. Tapi ya sudah lah. Tak akan ada habisnya jika berbicara mulut orang lain. Seika menghela nafas usai turun dari bis kuning. Bis kampus. Ia menumpanginya dan berhenti di Halte Stasiun Universitas Indonesia. Lalu berjalan menaikki tangga penyeberangan. Setelah itu, ia melintasi jalan yang disebut jalanan Kober padahal jalan Kober itu ada di seberang jalan ini. Di kiri dan kanannya banyak sekali ruko-ruko. Ada yang yang berjualan baju, tas, buku-buku perkuliahan, pernak-pernik, fotokopi, warung makan, dan sebagainya. Biasanya cukup ramai di pagi dan sore hari. Karena banyak yang berangkat dan pulang kerja dengan menggunakan commuterline. Namun jumlahn

