"Aku tidak perlu memberikan jawaban bukan?" Zafir terkekeh. Ia menggelengkan kepala. Disha paham maksudnya. Meski semua ini perlu waktu. "Waktu yang akan menjawab, Disha. Biar lah menjadi ceritanya sendiri." Disha mengangguk-angguk dengan senyuman kecil. "Akan pulang?" Disha berdeham. "Dengan mobilmu?" "Tahu aku dengan mobil?" Zafir terkekeh. Disha baru tahu kalau Zafir memiliki lesung pipi yang manis. Dulu, Disha tak pernah memperhatikannya sejelas dan sedekat ini. Karena Zafir terlalu malu untuk berada di dekatnya. Paling dekat ya saat mereka berdiri di bengkel kala itu. Hanya sekali itu. "Hari ini mobilnya libur. Sedang di bengkel." Zafir mengangguk-angguk. "Mau pulang denganku?" Disha tak menyangka akan ditawari. Hahaha. Ia kira, Zafir yang ia kenal cukup berani dna ag

