Kemisteriusan yang hakiki. Awalnya, Dhisa tak pernah berpikir untuk menelisik lebih jauh tentang sosok cowok yang misterius. Namun karena sikapnya yang sangat keren saat menolong Dhisa tempo hari dan kejadian yang cukup manis dengan bunga lavender membuat Dhisa jadi terhanyut ke dalam pesonanya. Padahal Dhisa tak berminat untuk melanjutkan kekepoan ini ke dalam tahap asmara. Ia ingin fokus belajar untuk mengejar kampus impian tapi konsentrasinya agak terganggu tiap ada cowok itu. "Dhisa tuh! Dhisa!" Lagi. Hanya teman-temannya yang heboh. Dhisa tak pernah menoleh ke arah gerombolan Zafir dan teman-temannya karena terlampau malu dan canggung. Ia juga tak pernah tahu kalau tiap melihatnya lewat, Zafir akan menggaruk tengkuk sambil tersenyum kecil kemudian mengalihkan pandangannya. Jatuh c

