bc

Nona CEO

book_age18+
35
FOLLOW
1K
READ
drama
sweet
mystery
like
intro-logo
Blurb

Marissa adalah wanita cantik berusia 30 tahun yang mandiri secara finansial. Ia tidak bergantung pada siapapun. Sifatnya persis sang ayah, kuat, energik dan pemberontak. Tapi di balik keras kepalanya itu, Marissa punya latar belakang broken home yang membuatnya menolak sebuah pernikahan.

Setiap perjodohan maupun pria yang datang padanya selalu ditolak mentah-mentah. Hingga kemudian Yuda muncul, memberi warna terang dalam hidup Marissa yang membosankan.

Tapi bagaimana kalau untuk pertama kalinya Marissa justru tertipu? Hatinya malah diberikan pada pria pemilik ribuan rahasia.

Yuda yang miskin, plin plan dan tidak bisa diandalkan tiba-tiba berubah menjadi pria pemegang kendali setelah pernikahan.

chap-preview
Free preview
Kencan buta
Marissa mengetuk ujung jarinya di meja restoran itu berulang kali. Ia seperti tidak sabar menunggu kedatangan seseorang. Sudah hampir 15 menit berlalu sejak minuman pertamanya datang. Namun, tidak ada tanda-tanda pasangan kencan butanya muncul. Kali ini model pria macam apa yang menghabiskan waktu dengannya? Kalau minggu kemarin, Marissa sudah banyak bersabar menghadapi pria sok realistis yang banyak bicara. Sekarang, ia hanya berharap kalau pilihan ibunya adalah pria dengan sifat biasa. Paling tidak, waktu berharga Marissa tidak banyak terbuang karena mendengar omong kosong orang lain. Tak lama yang ditunggu akhirnya datang. Seorang pria dengan setelan jas rapi terlihat berjalan menuju mejanya. Wajah dan tinggi badannya tergolong biasa, tapi saat duduk dan bicara, Marissa melihat dengan jelas kalau pria itu memakai riasan. Alisnya bahkan terlihat tidak realistis dan menggaris tebal. Tak ayal. Kernyitan muncul di dahi Marissa. "Maaf, saya terjebak macet tadi," ujarnya melempar senyum manis yang terkesan kemayu. Marissa terpaku lama, merasa ada sesuatu yang tidak beres. "Mas Arjuna kan?" tanya Marissa berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Arjuna benar-benar nama yang tidak cocok dengan image pria itu. "Iya, saya Arjuna," pungkasnya kembali mengulas senyum. Kali ini, alisnya bahkan naik satu. Marissa seketika menggidik, meraih gelasnya untuk minum. Begitu jus kiwi itu membasahi tenggorokannya, ia jadi jauh lebih tenang. Bagaimanapun, Marissa ingin selekasnya pergi dari sana. Kencan buta yang diusulkan sang ibu benar-benar tidak masuk akal. Dilihat berulang kalipun, Arjuna atau bahkan pria-pria sebelum ini benar-benar aneh. Ibunya sengaja menyiksanya karena ia tidak kunjung menikah di usia 28 tahun. Memang apa salahnya tetap melajang? Toh banyak pasangan menikah yang pada akhirnya bercerai. Hal itu juga terjadi pada sang Ibu. * Nyonya Siska tidak mengharapkan kepulangan anak perempuannya terlalu cepat. Ia sudah banyak menghabiskan waktu juga uang agar bisa mengikut sertakan Marissa ke dalam kelompok kencan para elit. Setiap kali bertemu kenalan, ia merasa malu karena sering ditanya tentang status Marissa, takut dibilang tidak laku. "Kali ini masalahnya apa?" tanya Nyonya Siska membuntuti Marissa yang sepuluh menit lalu masuk tanpa menyapanya. Waktu membuat dirinya terbiasa dengan perilaku sang anak. Marissa mengambil beberapa tegukan air dingin dari dalam lemari. Nampak, ia terkesan malas menanggapi, tapi semakin diam, ibunya akan terus mengocehinya sampai berjam-jam. "Ma, aku curiga kalau mama ditipu sama biro perjodohan," ucap Marissa memasang wajah masam. "Maksud kamu apa?" tanya Nyonya Siska. "Profil yang aku baca tentang Arjuna beda banget sama kenyataannya." "Itu sudah biasa, kan? Jaman sekarang, manusia mana yang tidak pakai filter ponsel?" ucap Nyonya Siska tidak terima dengan alasan itu. "Sebentar, tadi aku sempat foto dia diam-diam. Soalnya mama itu orangnya nggak akan percaya kalau belum lihat sendiri." Marissa buru-buru menyodorkan ponselnya. Memang tidak sopan, tapi itu terpaksa dilakukan daripada kena omel terus-terusan. Sudah saatnya ia berhenti mengikuti acara-acara perjodohan semacam itu. "Tunggu, pasti ada yang salah dengan ini. Mama akan hubungi biro perjodohannya dulu." Marissa menggeleng, tidak setuju." Cukup. Aku sudah muak." "Tapi Rissa, yang kemarin nggak ada masalah, kan? Cuma ini aja. Buktinya kamu selalu pulang di atas jam sepuluh. Baru sekarang kamu tidak cocok," kilah sang ibu masih berusaha membujuk. "Pokoknya, aku menolak pergi lagi. Lebih baik aku tidur daripada harus makan malam dengan orang asing. Mama tahu? Tadi waktu bertemu Arjuna, aku merasa tersaingi. Mama harusnya melihat alis juga kukunya agar tidak ngotot seperti ini," ucap Marissa miris. Ia nyaris menertawai nasib sialnya. Namun, untung saja Nyonya Siska tahu kapan ia harus berhenti bicara. Temperamen Marissa cukup susah ditangani kalau emosinya meninggi. Terlebih jika itu menyangkut tentang hubungannya dengan laki-laki. Marissa lantas mengunci pintu kamarnya, berharap sang ibu tidak mengganggunya lagi dengan ketukan-ketukan usil. Beruntung, besok adalah akhir pekan jadi tidak ada alasan baginya untuk bangun pagi-pagi. Kalau tahu situasinya akan begini, Marissa tidak mungkin mau tinggal bersama ibunya lagi. Mereka sudah lama hidup terpisah karena Marissa menggeluti bisnis tas. Keinginannya untuk hidup mandiri terwujud saat usia 20 tahun. Bukan hal mudah untuk sampai di tempatnya sekarang. Banyak darah dan air mata yang dikorbankan Marissa sendirian. Bisa dikatakan, semenjak perceraian orangtuanya, Marissa menuntut dirinya sendiri agar tidak merepotkan siapapun. Tapi di puncak karirnya sekarang ia malah diusik, disuruh cepat-cepat menikah. Memangnya menjadi lajang itu dosa besar? Mereka tidak tahu betapa bencinya aku dengan komitmen, batin Marissa duduk di depan meja rias. Gadis itu menatap pantulan wajahnya cukup lama. Membayangkan kenangan buruk di masa remaja. Perceraian kedua orangtuanya terlalu membekas dan menyakitkan. Ibunya yang keras kepala dan sang ayah yang memilih pergi dengan wanita lain di depan matanya. Membuat hati Marissa tercabik hingga sekarang. Jangankan pernikahan, menjalin hubungan dekat saja, ia tidak bisa. Figur laki-laki pertama yang didapatnya dari sang ayah telah menorehkan luka. * Dua hari setelah pertengkaran itu, ibunya memang tidak lagi mengganggu. Tapi giliran sang ayah yang kemudian datang di jam makan siang kantor. Marissa yang penat karena seharian bekerja harus mampu menahan sabar. Pak Edi, Ayah Marissa cenderung keras dan serius. Membangkang sedikit saja, Marissa harus siap-siap menanggung akibatnya. Anak dan ayah punya tabiat sama, mereka tidak suka didikte tentang keinginannya. "Bagaimana bisnismu? Kelihatannya berjalan lancar," tanya Pak Edi memotong steak sapi dengan tenang. Marissa menelan ludah, merasakan ketidaknyamanan setiap kali mereka berhadapan. "Lumayan. Pergerakan saham perusahaan naik secara konsisten. Belakangan ini, bisnis fashion lokal murah memang sedang diminati," sahut Marissa setelah menelan potongan daging ke dalam tenggorokannnya. Pak Edi menghela napasnya sebentar. Melihat kemandirian anak perempuannya yang luar biasa, celah untuk mengekang, akan semakin sulit. Jiwa pengusaha miliknya benar-benar menurun pada Marissa. Bukan hanya itu saja, sifat dingin dan egoisnyapun ikut mendarah daging. Kalau seperti ini, mana ada pria level tinggi yang mau jadi menantunya? "Kalau ada yang ingin dibicarakan, katakan saja sekarang," ucap Marissa memecah hening. Mereka terlalu lama diam karena sibuk dengan pikiran masing-masing. Meski di mulut sudah berusaha ikhlas dan memaafkan masa lalu, tapi hubungan antara keduanya tidak sama lagi. "Aku dengar kamu menolak untuk mengikuti kencan buta. Kalau terus menghindar, apa perlu Ayah turun tangan?" Dibanding sebuah tawaran, di telinga Marissa, ucapan sang ayah terdengar seperti sebuah ancaman. "Apa ayah tidak penasaran kenapa aku ingin terus melajang?" tanya Marissa sedikit ketus. "Tidak. Ayah yakin, itu hanya omong kosong. Setiap manusia harus menikah. Selagi ada kesempatan, berusahalah memiliki keluarga agar saat tua kita tidak akan kesepian," ucap Pak Edi menghindar. Ia terkesan tidak mau tahu. "Itu karena aku takut bertemu pria sepertimu. Aku takut terluka dan tidak punya harga diri seperti ibu. Aku takut ditinggalkan dan diinjak seperti sampah. Ayah, harusnya ayah sadar ini semua karena keputusanmu meninggalkan ibu demi wanita lain. Setiap melihat pria, aku selalu ingat padamu. Jadi aku harus bagaimana? Menikah? Demi memenuhi keinginan Ayah? Bukankah itu menggelikan?" "Marissa! Ayah sudah bilang padamu, jangan ungkit lagi masa lalu. Maafkan Ayah dan mulailah hidup dengan benar." Pak Edi membeliakkan matanya sedikit karena terpancing emosi. Kadang, Marissa penasaran, apa ayahnya juga bersikap sekeras itu pada anak dari istrinya yang sekarang? Dulu saat masih berselingkuh, wanita itu hamil dan minta tanggung jawab Pak Edi. Tapi karena tidak mau dimadu, Nyonya Siska memilih untuk bercerai. Hasil dari permasalahan itu adalah sekarang. Marissa tidak lagi bisa memberikan rasa hormat pada ayahnya. "Kalau ayah punya sedikit saja rasa malu, ada baiknya ayah jangan memaksaku. Kita masing-masing bisa hidup tenang tanpa harus mengganggu satu sama lain. Tidak sulit untuk mengabaikanku, bukan? Ayah dulu pernah melakukannya. Jadi, aku mohon jangan memaksaku." Marissa meletakkan pisau steaknya kasar. Tanda, ia sudah habis kesabaran. Ia muak dengan gaya berkelas ayahnya yang sok. Menikah? Kenapa tidak berkaca pada pengalamannya sendiri? "Marissa! Ayah belum selesai bicara!" pekik Pak Edi lantang. Tapi, Marissa tidak peduli. Gadis itu melangkah pergi meninggalkan meja tanpa menoleh lagi. Bukan hanya hidupnya, istirahat siangnyapun kacau gara-gara perdebatan tadi. Namun Pak Edi bukan tipikal orang yang mudah menyerah. Ia masih punya banyak cara agar Marissa mau merubah pikirannya. Salah satunya adalah perjodohan. Ada banyak calon menantu potensial di sekelilingnya. Dengan jabatannya sebagai direktur, hal mudah bagi Pak Edi untuk mengatur pertemuan dengan keluarga manapun.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
94.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook