Sekitar pukul 10 malam kita sudah sampai di rumah. Oma Sekar sudah berdiri di depan teras dengan ekspresi yang khawatir. Segera setelah mobil Diko berhenti parkir, aku langsung berlari menghampiri oma Sekar. Beliau memelukku erat. " Kemana saja kalian? Kenapa pulang larut malam begini? Aku sudah menelpon orang kantor, katanya kalian pergi saat masih pagi. Ada apa?" Tanya om Sekar tidak sabaran. Matanya sudah berlinang air mata membuatku tidak enak kepadanya. Dia sangat menyayangiku seakan aku ini adalah anaknya sendiri. " Tenang, oma. Kita baik-baik saja kok. Kami pergi ke pelosok desa untuk melihat sebuah rumah. Diko membelikannya untukku" " Ooo... ternyata kalian pergi bermesraan. Kenapa gak kasi tahu oma dulu sebelum pergi si?" Astaga, orang tua ini sungguh berbeda dan sangat lu

