Tempat Rahasia

1683 Words

Setelah sarapan dengan menu yang sangat enak, aku pamit pada oma Sekar untuk berangkat bekerja. Sesuai ucapan Diko tadi, dia sangat marah entah karena apa, tapi aku tidak peduli dan menghampirinya segera ke mobilnya. Saat mau masuk ke dalam mobilnya saja, dia masih terlihat manyun, cemberut. Sepintas laki-laki ini menjadi aneh.   “Ada apa? Kok manyun gitu?” tanyaku. Aku sangat tidak nyaman melihat ekspresi sedihnya itu.   Ketika dia menggeleng, membuatku kecewa dengan jawabannya. Apa salahnya sih dia mencoba untuk bercerita. Tidak mau memperpanjang permaasalahan, lebih baik aku juga ikutan diam. Aku tidak mau merusak moodku pagi ini yang sudah cerah karena sarapan dengan menu yang enak.   “Yaudah kalau kamu tidak mau cerita, sebaiknya kita langsung ke kantor saja. Ini sudah mau jam

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD