Hari ini hari dimana gue sekolah, nama gue Aralia Widyo Arga. Siapa si yang ga kenal keluarga Arga? keluarga kaya raya dengan saham dimana-mana! Kakak gue salsa orang terkaya nomer one didunia, terus Abang gue stev juga punya saham dan sekarang dia jadi CEO disalah satu perusahan Daddy.
Abang gue satu lagi namanya Damian punya bisnis dimana-mana, dan sekarang dia dikaruniai anak bermana Caca dan Cici. Mereka kembar, istirnya bernama key.
Satu lagi keluarga gue namanya daniel, sering gue panggil Niel. Dia udh lama ninggalin gue.. jadi ya sudsh lah.
Pertama kali gue lihat gedung tinggi dengan cat tembok bernuansa biru serta beraneka ragam mobil berjejer rapi di parkiran khusus para anak petinggi. Kenapa gue bilang khusus anak petinggi? Karna disana ada plang dimana tertulis KHUSUS ANAK PETINGGI!
"Hah" menghembuskan nafas adalah hal pertama yang gue lakuin setelah berlama-lama di atas jok ojol yang gue pesen tadi.
"Neng mau turun ga?"
"Aisss, maaf tadi gue ngelamun. Berapa?"
"25 rebu neng"
"Nih kembalian nya ambil aja" ucap gue setelah memberi 5 dolar Amerika ke Abang ojol.
"Ini uang apa?"
Plakk
Gue menepuk jidat kesal, karna lupa menukarkan uang dengan nominal rupiah!
"Eum itu uang dolar Amerika, kalau ditukerin kisaran Rp. 69,440.00, gue gada rupiah" ucap ara sambil liatin dompet nya yang berisikan lembaran dolar.
Sang ojol hanya mengangguk, lantas menjawab..
"Yasudah makasih ya neng"
Ara hanya mengangguk lalu membalik kan badan kearah gerbang sekolah itu..
Disekolahan ini tidak diwajibkan para siswi memakai jilbab, namun jika merasa muslim pasti mereka akan memakai jilbab. Sedangkan ara dengan penampilan acak Adul meneliti penampilan nya sendiri.
Baju ketat nan pendek hingga menampilkan pusar nya, rok diatas lutut. Sepatu berwarna biru bercampur putih berlogo guci dengan rambut digulung asal dan berwarna seperti uban!
"Kayak nya gue salah kostum"gumam Ara saat menyadari berberap siswi melirik nya sinis
Kenapa? Orang dia pemilik dari sekolahan kenapa harus dilirik sinis? Mau dikeluarin? Hey dengan kedipin mata Ara juga bisa!
Ara melangkah dengan santuy melewati kerubunan-kerubunan siswa maupun siswi yang kepo dengan keberadaannya ini.
Ia menampilkan wajah datar saja banyak yang terpesona bagaimana jika ia tersenyum? Bisa pada pingsan pikir ara.
Semua mata lelaki disana tak bisa santuy saat mendeskripsikan diri Ara, dengan wajah kebule-bulean terus kulit seputih s**u dan tubuh yang preposional membuat nya menjadi bahan gosipan hangat disekolahan WIDYOSHCOLL!
"Hah, cape banget anjr! Kelas gue dimana si"keluh ara saat ia tengah mentok di ujung koridor
Ia tak berniat ke ruangan kapsek maupun BK. Karna ia malas berurusan dengan para malaikat pencabut nilai para siswi!
"Masa iya balik lagi terus ke ruang BK? Ah capeee!!! Pengen rebahannnnn"dumel Ara melihat kerumunan anak-anak yang mengelilingi nya
"Eh kalian mau ngapain?"histeris Ara saat ia melihat kerumunan para lelaki yang menodong nya dengan handphone.
Mereka semakin dekat membuat Ara mendelik, ia menatap tajam satu persatu dari mereka dan satu hentakan mereka semua jatuh kelantai.
Ara memukul mereka dengan tangan dan kaki, terlihat disana handphone-handphone tergeletak miris dengan sengaja pun Ara menginjak salah satu handphone tersebut hingga retak.
"Jangan main-main sama gue"
Setelah mengucapkan itu Ara pun melangkah pergi, ia tak mau berurusan dengan sampah masyarakat disini! Sudah malas pikirnya.
Ara terus menyusuri puluhan gedung dengan sabar, sampai ia mendapati surga dunia yakni kantin!
Ia melangkah kesana lalu duduk dipojokan tak lupa memesan banyak makanan, ia lapar! Karna tadi pagi ia melewatkan sarapan. Ia masih bad mood dengan Daddy dan mommnya ingat itu!
Setiba nya makanan di atas meja, Ara pun melahapnya seperti orang kelaparan. Jangan lupakan sekarang ia seperti tontonan gratis, semua murid meliriknya entah berfikiran apa mereka melirik ada, ada pula yang melihat secara terang-terangan!
Ara pun tak menghiraukan mereka, ia tetap asik makan dengan sesekali menyeruput jus nya.
Setelah habis dan merasakan perutnya akan meledak Ara pun bergerak berdiri dengan langkah bak model ia pun menuju ke arah ibu kantin.
Tanpa ba-bi-bu Ara menyerahkan 10 dolar Amerika ke arah penjual kantin tadi, namun bukan nya mengambil sang ibu melongo! Waitt melongo bahasa ape itu?
"Are you okey?"
Sang ibu menggeleng, Ara kembali dibuat nya pusing! Oh no karma apa ini!!
Ia hanya membayar dengan uang yang ia punya, lagian sewaktu ia tinggal di Amerika uang segitu biasanya untuk seporsi makanan! Apa di Indonesia uang segitu kurang? Oh no mahal sekali kalau begitu!
"Eum maaf, gue cuma punya uang ini. Uang rupiah gue gada"keluh ara saat menyadari ia menjadi tontonan gratis kembali!
"Ehh non, ga papa non bawa pulang aja duit nya.. mbok ga papa kalau ga dibayar kok"ucap nya membuat Ara mengerti heran.
Ia sedikit tidak mengerti ibu kantin tadi berbicara apa! Karna sedari kecil ia berumur 7 tahun sudah di bawa ke Amerika hingga sekarang.
Memberanikan diri menggeleng lalu meraih tangan sang ibu tadi.
"Ambil aja, jika di tukarkan ke rupiah uang ini bisa lebih dari 138.880 rupiah. Apa kurang?"
Sang ibu menggeleng, ia menjawab
"Harga makanan yang tadi non beli cuma 30 ribu"
"Ah tidak papa, anggap saja itu rezeki mu saat ini" yakin ara
Setelah mengatakan itu Ara pun melangkah pergi dari kantin, ia sudah risi sedari tadi di perhatikan oleh berberapa eh bukan berberapa namun semuanya! Semua penjuru sekolah memperhatikan nya.
"Hey.."
Ara berhenti, ia memutar badan nya 180 derajat kearah seseorang yang memanggilnya.
"Naon?"
Orang tersebut berhenti mendadak saat satu kata tersebut terlontarkan dari mulut Ara.
"Lo bule, tapi ngomong naon?"ledek orang tersebut
Ara yang yang diledek pun memutar bola matanya malas! Hey dari mana orang tersebut bisa menilai jika dirinya bule? Sedangkan mommy dan Daddy nya saja asli orang indonesia?
"Gue nilai Lo bule karna bola mata sama rambut Lo, terus badan Lo memang mirip bule. Lo keturunan bule?"cerocos seperti bebek, lelaki tersebut berbicara seperti nge rep.
Sedangkan ara tak menghiraukan pertanyaan lelaki tersebut,ia hanya heran mengapa dia bisa tau apa yang tengah ia fikirkan. Apa ia paranormal? Orang-orang yang bisa meramal nasib seseorang?
"Gue cuma nebak doang, soalnya raut wajah lo kayak kebingungan gitu"
Ara hanya mengangguk-anggukan kepala, setelah itu ia melanjutkan jalan tanpa menghiraukan panggilan dari lelaki tadi.