Log Out

1042 Words
Penampakan di Padang rumput Darkanon kini seperti area perkumpulan para petinggi rank battle poin. Untuk saat ini ada Cappucino yang menempati posisi pertama battle poin terbesar, ada Black Two sebagai pemegang battle poin terbesar kedua, ada Rey yang menempati posisi ketiga, ada Zein di posisi ke lima, Rio yang menempati posisi ke delapan dan ada Christina yang berada di peringkat sepuluh walaupun levelnya masih di bawah pemain lain tetapi, battle poin Christina cukup tinggi karena item top up yang ia gunakan. "Pengganggu, apa mereka mencoba untuk mencari masalah juga?" ucap Cappucino melihat ke arah mereka bertiga. "Sepertinya mereka hanya sedang kebetulan ada di area ini dan tidak bermaksud mengganggu kita," ucap Black Two. "Menjengkelkan, seandainya tidak ada yang mengganggu, aku pastikan kau sudah ku habisi di tempat ini," ucap Rey sinis. "Aku tunggu di arena PK, tidak akan kubiarkan kau berada di puncak walaupun battle poin mu lebih tinggi dariku," ucap Rey melangkah meninggalkan Cappucino karena ia sudah mendapatkan apa yang ia mau hari ini. "Beraninya, aku takkan membiarkanmu melampaui diriku," ucap Cappucino terlihat kesal. "Buktikan saja di arena PK," ucap Rey. Rey berjalan sampai akhirnya mereka melewati Rio bersama dua temannya itu. Rey menatap sinis pada mereka sehingga Zein sedikit terpengaruh dengan tatapan itu. "Apa kau ingin bergabung bersama kami?" tanya Zein cukup sopan. "Kalahkan aku di arena, baru aku akan bergabung dengan kalian," ucap Rey lalu melanjutkan langkahnya. Mereka bertiga tertegun begitu juga dengan para pengawal Zein. "Apa kau melihatnya?" tanya pengawal Zein. "Iya, tatapannya cukup menyeramkan," ucap pengawal Zein yang lain. "Tidak usah dipikirkan, lagipula tujuan kita kemari untuk memburu jantung Bison perak, kan?" tanya Zein sangat bersemangat. Sementara para player lain pun melanjutkan aktivitas farming dan leveling di sana. Rombongan Cappucino yang saat ini nampak terlihat sudah berada di guild mereka, nampak kesal dengan perlakuan Rey di Padang rumput Darkanon. "s**l! bagaimana bisa aku hampir kalah oleh orang itu? ini tidak bisa dibiarkan, kita harus mencari bola kristal naga hitam untuk menandingi kemampuan jantung Bison perak," ucap Cappucino nampak kesal. "Aku tidak t**i kalau jantung Bison perak bisa sekuat itu, aku kira Mata elang bisa mengalahkan kemampuan yang dia miliki, nyatanya hal itu sungguh terbalik," ucap Black Two. "Apa yang kau maksud? apa kau pikir aku tidak bisa mengalahkan orang itu?" ucap Cappucino tersulut emosi. Dari segi apapun Cappucino termasuk orang yang gampang dengan mudah tersulut emosinya, padahal Black Two hanya memberikan komentar yang barusan ia lihat. "Kenapa kau marah? faktanya memang seperti itu? kenapa kau menyangkal?" ucap Black Two. Beberapa orang yang menyaksikan perdebatan antara Black Cappucino dan Black Two mencoba menenangkan mereka, diantaranya ada seorang player yang menempati posisi ke enam ranking battle poin yaitu Black Tri. "Kenapa kalian berdebat? apa kalian ingin guild ini bubar? apa kalian lupa tujuan kita mendirikan guild ini?" tanya Black Tri. "Jika ada item yang lebih kuat yasudah, ayo kita curi dan kuasai, jika orang itu tidak mau dengan cara baik-baik kita bisa melakukannya dengan paksaan bukan?" ucap Black Tri tersenyum. "Kau benar, tujuan utama kita untuk menguasai server ini dan seluruh item langka yang ada di dalamnya demi menciptakan sebuah guild kuat yang tak tertandingi," ucap Cappucino tersenyum. Kembali ke tempat Rio di mana kini mereka sedang melakukan farming di Padang rumput Darkanon, Zein dengan anak buahnya berhasil mempercepat jalannya framing dengan skill mage yang ia miliki. Zein adalah pengguna bakat api sama seperti Christina yang juga menguasai bakat api. Dengan fire tornado yang ia miliki, Bison perak pun dengan cepat bisa keluar dan bisa mereka kalahkan bersama-sama. Namun, sudah Bison ke dua puluh mereka tetap belum bisa mendapatkan item yang mereka cari. "Ini Bison ke dua puluh lima dan item yang kita cari belum kita dapatkan, bulu Bison saja hanya terkumpul enam helai," ucap Rio yang terduduk karena kelelahan. "Kau benar, aku kira akan mudah mendapatkan jantung itu, pantas saja ketika ada orang yang mendapatkan nya ada sebuah notifikasi di sistem," ucap Christina yang juga kelelahan. "Ya kalian benar tetapi, kita harus tetap semangat demi jantung Bison perak," ucap Zein berdiri gagah seakan dia adalah seorang pahlawan sekarang. "Wah, tuan Zein anda memang sangat berkharisma," ucap seluruh pengawal pribadi Zein mengagumi tuannya. Sudah berjam-jam merek habiskan di sana bahkan botol mana serta botol HP sudah banyak mereka habiskan tetapi, tetap saja mereka tidak mendapatkan apa yang mereka cari. "Aku menyerah," ucap Christina merebahkan tubuhnya di atas Padang rumput. "Wahai permaisuriku, aku akan berusaha mengembalikan semangat mu, jika kau lelah sebaiknya kita berhenti dahulu," ucap Zein nampak berkarisma. "Tuan Zein anda sangat pengertian terhadap perempuan," ucap pengawal Zein. "Aku sangat bangga ada disampingmu," ucap pengawal nya lagi. "Sudah sudah, kalian tidak perlu berlebihan," ucap Zein tersenyum. "Ya ampun, apakah aku boleh tertawa melihat kekonyolan kalian? hahaha," Rio dibuat tertawaan dengan kelakuan para pengawal Zein. Waktu semakin berlalu hingga akhirnya Christina memutuskan untuk log out karena Bernard sudah menyuruhnya untuk berhenti, sementara Zein juga harus log out karena ada beberapa pekerjaan di dunia nyata yang harus segera ia selesaikan. "Aku harus log out dulu, jika aku terlambat log out maka semuanya akan kacau," ucap Christina berpamitan. "Kemana permaisuri ku? kenapa kau meninggalkanku?" tanya Zein. "Aku harus pergi sekarang sampai jumpa," ucap Christina langsung hilang dari pandangan mereka. "Ya ampun, kalau begitu aku juga harus pamit karena pekerjaan di luar masih belum aku selesaikan," ucap Zein cukup gagah. "Benar tuan, kita masih ada meeting dengan klien luar negeri," ucap salah satu pengawalnya yang membuat Rio terkejut. "Eh? kalian seperti orang penting ya di luar sana?" tanya Rio penasaran. "Aku harus segera pergi, kita akan bertemu jika ada waktu di dunia luar," ucap Zein langsung menghilang dari pandangannya. "Kehidupan dunia yang sebenarnya memang sulit diprediksi, hari ini bahkan aku tidak tahu siapa mereka dan apa pekerjaan mereka di luar sana tetapi, aku cukup terhibur di samping kondisi ibuku yang masih juga belum sadarkan diri," ucap Rio nampak bersedih. Rio telah menghajar setidaknya delapan puluh delapan Bison kecil hanya butuh dua belas Bison lagi untuk memanggil Bison perak, sehingga ia berinisiatif untuk menyelesaikan sekali lagi sebelum ia juga log out. "Sayang sekali beberapa ekor lagi aku bisa memanggil Bison perak, sebaiknya aku selesaikan sekali lagi sebelum aku juga log out," ucap Rio langsung menebas para Bison kecil itu. Tiba-tiba kejadian yang tak terduga muncul di hadapannya. "Makhluk apa ini?!" ucap Rio sedikit ketakutan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD