Bab 4

2211 Words
Ashley menghela nafasnya saat pergerakan kecil membuat Evelyn terbangun kembali. Suhu badannya kembali panas, dan nggak mungkin juga Ashley ninggalin seperti ini. Apa lagi sejak tadi tangan Ashley selalu ditarik, agar tidak pergi. Jordan yang menatap hal itu hanya geleng kepala. Dia nggak tahu harus berbuat apa. Ini memang aneh, tidak biasanya Evelyn kayak gini. Dia malah lebih manja pada Ashley di banding Jordan. Sekali lagi, Ashley pun menepuk p****t Evelyn pelan dan bergumam. Berharap Evelyn kembali tidur lagi. Tadi setelah pulang kantor Ashley mengajak Jordan untuk pergi ke Dokter spesialis anak. Apalagi panas Ashley yang nggak turun-turun. Tapi setelah mendapatkan obat, panas Evelyn memang sedikit turun. Sampai Evelyn pun harus di tempel kening, ketiak dan juga punggung agar panasnya turun. Setelah dirasa aman. Ashley pun langsung menarik tangannya sepelan mungkin, dia tidak ingin pergerakan tangannya membuat Evelyn bangun. Dan ternyata berhasil. Ashley tersenyum reflek dia pun mengusap kepala Evelyn dan mengecup keningnya. Semoga saja besok dia sudah kembali ceria seperti semula. Ashley keluar dari kamar Jordan. Ya karena Evelyn masih cukup balita untuk tidur sendiri. Akhirnya dia pun tidur bersama dengan Jordan. Beda lagi dengan Milo yang memilih tidur sendiri di kamar yang lebih luas tapi kosong. Agak aneh emang dengan anak itu, dia tidak seperti kebanyakan bocah di usianya. Dia pendiam dan lebih sering mengamati gerak-gerik orang lain, dibanding ikut bergabung atau melakukannya. "Udah tidur?" tanya Jordan. "Udah Pak." jawab Ashley menatap kebelakang. "Kita lagi nggak di kantor Ash, panggil Jordan aja." Ashley mengangguk dia pun membiasakan diri, untuk memanggil Jordan dengan sebutan nama. Apalagi saat nggak di kantor semoga saja enggak kelepasan. Tapi nggak enak juga sih manggil nama kayak gini. Dan akhirnya Ashley pun memutuskan, jika dia mau memanggil Jordan dengan sebutan Mas Jordan. Itu akan lebih sopan dibanding harus memanggil nama pada orang yang lebih tua dari Ashley "Hmm, Ash apa enggak sebaiknya kamu nginep sini aja. Saya takut kalau Evelyn bangun dan nyariin kamu." ucap Jordan ragu. Tapi dia juga khawatir kalau Evelyn tiba-tiba saja bangun dan nyariin Ashley. Bisa berabe, lagian nggak mungkin Jordan ngajakin Evelyn keliling kota dengan alasan lagi nyariin Mama. Itu yang jordan lakukan semalam saat Evelyn meminta Mama. Yang bisa Jordan lakukan hanya membawa Evelyn keliling kota, dengan alasan mencari Mama. Bahkan dia sengaja sampai Evelyn lelah dan tidur, barulah dia pulang. Ashley nampak ragu, lagian nggak boleh kan tinggal satu rumah dengan orang yang bukan suami-istri? Ya kalau enggak kejadian apa-apa, tapi kalau kejadian? Bisa nyicil beneran ini kata Mbak Agnes. "Hmm tapi Pak--" "Jordan," ralat Jordan. "Kamu bisa tidur di kamar tamu, nggak harus tidur di kamar saya. Tapi kalau kamu mau nggak papa sih." lanjutnya dan membuat mata Ashley melotot. "Maksud saya kamu tidur di kamar saya. Nanti saya tidur di kamar tamu, atau enggak di kamar Milo." ralat Jordan cepat sambil geleng kepala. Ashley menghela nafasnya dia pikir dia akan tidur bersama dengan Jordan. Yang ada bukannya tidur mereka malah, hmmmm. "Bagaimana?" tanya Jordan. Ashley nggak ada pilihan. Lagian kasihan juga dengan Evelyn dia kalau mendadak nyariin terus Ashley nggak ada, demamnya nggak turun malah bisa di infus. Ashley mengangguk dia pun langsung digiring ke kamar Jordan. Tak lupa juga menyiapkan botol, air termos dan juga s**u. Untuk Ashley yang nggak suka bangun turun ke bawah. Dapur jauh dari kamar Jordan lebih baik siap siaga duluan. "Kamu bisa pakai baju saya dulu Ash sebagai gantinya." "Iya Mas, makasih ya." "Saya keluar dulu." Ashley tersenyum. Jordan pun keluar dan menutup pintunya. Seketika itu juga Ashley melompat di pinggiran tempat tidur. Kapan lagi Ya Allah tidur tempat enak kalau bukan hotel. Tidur di rumahnya duda tajir melintir ganteng lagi. Nggak masalah punya anak dua, kekayaan juga nggak bakalan habis. Ashley menuju lemari Jordan mengambil satu T-shirt putih dan juga celana pendek warna hitam. Lalu setelah ganti baju Ashley pun menidurkan dirinya di samping Evelyn dan terlelap. Masa bodo dengan pekerjaannya besok. Pikir besok aja siapa tahu di kasih konsekuensi karena anaknya yang rewel nggak mau lepas dari gendongan Ashley. **** Keesokan paginya Ashley bangun lebih awal. Dia pun langsung menyiapkan bubur untuk Evelyn, dan juga sarapan untuk Milo. Tak lupa juga sarapan untuk Bapaknya anak-anak. Mengingat nama itu membuat Ashley mual. Itu karena semalam Evelyn terbangun dan minta s**u. Akhirnya karena Ashley nggak bisa tidur dia pun mengirim pesan melalui w******p pada Sherly. Langsung saja dia heboh sendiri dan berkata seperti tadi. Setelah selesai membuat sarapan Ashley pun menuju meja makan. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat Evelyn ada di pangkuan Jordan sambil memeluknya manja. Belum lagi Milo yang duduk di depan Jordan dengan keringat dingin. Ini masih pagi dan cuaca juga lumayan dingin. Tapi dia berkeringat. "Ash nggak seharusnya kamu lakukan ini, lagian ada Bibi juga kan." ucap Jordan tidak enak hati. Bagaimanapun Ashley adalah tamu di rumahnya. Bukan malah membuat sarapan untuk pemilik rumah. "Enggak apa-apa Mas. Saya juga sudah biasa seperti ini di kos. Jadi kalau nggak ngapa-ngapain badan saya pegal." "Ya tapi, kamu semalaman sudah begadang jagain Evelyn, kamu butuh istirahat." Ashley hanya tersenyum dia pun langsung menatap Evelyn yang mulai merengek. Lalu menggendongnya dan duduk di dekat Milo. "Milo mau makan sama apa" tanya Ashley lembut. "Apa aja." jawabnya cuek. "Dia tidak memiliki makanan kesukaan, apapun akan dia makan." sahut Jordan. "Ayam." jawab Milo lirih sambil berlalu Ashley yang merasa nggak enak pun langsung menatap meja makan ini dan menepuk jidatnya. Dia pun langsung berdiri sambil menggendong Evelyn dan memasakkan ayam untuk Milo. Entah ayam yang dimasak seperti apa yang jelas pokoknya Ashley goreng ayam. Jordan terus melarang Ashley untuk bekerja di dapur. Dia memiliki asisten rumah tangga di sini, tapi nyatanya Ashley malah ngeyel. Hingga satu mangkok ayam pun sudah selesai. Ashley kembali memanggil Milo, tapi pintu kamar ini di kunci dan membuat Ashley sedikit panik. "Milo, ayamnya sudah Tante gorengin lho, masak iya Milo nggak mau makan?" ucap Ashley. Tidak ada jawaban sama sekali. Sampai akhirnya Ashley kembali berteriak ketiga kalinya, barulah Milo keluar kamar dengan wajah datarnya. "Apa?" ucapnya. Ashley tersenyum, "Ayo makan, Tante udah goreng ayam buat Milo. Sayang kan kalau nggak di makan, tangan Tante sampai kena minyak panas." Ashley pun menunjukkan tangannya yang sedikit melepuh pada Milo. Milo mengangguk dia pun langsung kembali turun, tapi saat ingin menutup pintu kamar Milo. Tak sengaja Ashley menatap selembar kertas yang terjatuh di dekat lemari kecil. Dengan susah payah Ashley pun mengambil kertas itu, apalagi dia sedang menggendong Evelyn yang kembali menangis. Ashley menyimpan kertas itu lebih dulu. Dia pun langsung mengajak Evelyn turun apalagi dia sudah kembali menangis dan membuat Jordan panik. "Loh Evelyn kenapa nangis Nak?" tanya Jordan panik. "Tangan Mama." jawab Evelyn sambil terisak. "Tangan Mama kenapa?" ucap Jordan tanpa sadar. Tentu saja hal itu langsung membuat tubuh Ashley panas dingin. Dia sedikit geli dengan sebutan itu, belum lagi tatapan Jordan yang langsung mengarah pada Ashley. Jadi gini ya jadi Mama. Di perhatiin anak sama suami. "Minyak nanas." Ashley menahan tawanya, apalagi Jordan yang langsung menarik tangan kanan Ashley dan menatap kulitnya yang melepuh. Beda lagi dengan Ashley yang saat ini di sentuh duda keren tajir melintir. Dia malah terpesona dengan Jordan yang menunduk dan meniup luka bakarnya. Angin semilir yang di tiupkan Jordan malah membuat akal Ashley berkeliaran. Belum lagi aroma maskulin di tubuh Jordan yang mendukung suasana banget. "Pah.." panggil Milo. Langsung saja Ashley menarik tangannya dan duduk di dekat Milo. Dia pun mengambil makan untuk Milo dan juga Evelyn. ***** Dan pada akhirnya Ashley pun bolos bekerja. Apa lagi tadi saat Ashley ingin pulang Evelyn langsung berteriak heboh. Dan ya, mau nggak mau dia harus di sini lebih dulu. Dan disinilah Evelyn dan juga Ashley. Di depan televisi dengan menonton acara kartun kesukaan mereka berdua. "Milo jam delapan ada acara ke sekolah, nggak siap-siap?" tanya Ashley menatap Milo yang diam saja. "Kenapa?" ucap Ashley lagi saat Milo menggelengkan kepalanya. "Enggak punya Mama." Ashley mendengus, "Datang sama Tante mau?" "Harus bawa Mama." kukuh Milo. "Ya kan nanti suatu saat Tante juga akan jadi Mama juga, kayak Mama Milo? Enggak apa-apa kan kalau datangnya sama Tante." "Tapi bukan Mama Milo." Milo pergi tapi ditahan oleh Ashley langsung saja Milo menatap tajam Ashley dan berkata, "Kita pergi ke sekolah." Sebuah senyum terbit di wajah Ashley. Dia pun langsung menuju kamar Jordan dan mengobrak-abrik lemari Jordan, untuk menjadi kemeja. Masa bodo jika dia marah lagian Ashley nggak ada baju sama sekali. Setelah siap dengan kemeja biru. Kemeja ini lebih kecil dibanding kemeja lainnya. Enggak masalah yang penting pas aja di badannya. Ashley pun langsung merias Evelyn secantik mungkin. Bocah bayi ini sudah lumayan membaik, walaupun kadang masih lemas. Tapi tinggal di kasih vitamin semuanya selesai. Setelah sudah dengan Evelyn, Ashley pun langsung menghampiri Milo yang memakai baju lusuh. Langsung saja Ashley meminta Milo Mengganti bajunya dengan sedikit rapi dan bersih. Masih mending dia nggak banyak protes. Mereka bertiga pun langsung menuju ke sekolah Milo dengan diantar Mang Ujang supir rumah ini. Sesampainya di sekolah Ashley pun langsung mengisi data dirinya sebagai wali Milo. Dia pun masuk menggandeng tangan Milo dan juga menggendong Evelyn. Dia sudah seperti ibu-ibu dengan dua anak tanpa suami. "Milo datang, Milo datang." teriak entah siapa yang langsung membuat langkah kaki Milo berhenti. Ashley menatap Milo bingung. Apalagi tatapan nggak suka Milo yang terpancar jelas di sorot matanya, saat gadis tadi berteriak memanggil namanya. "Kenapa?" tanya Ashley bingung. "Milo nggak suka." Ashley tersenyum dia pun langsung mengarahkan Milo untuk duduk di kursi dekat dengan Milo. Gadis kecil tadi langsung menghampiri Milo dan menatap Ashley bingung. Lalu berbisik. "Apa yang sedang kalian bisikkan?" tanya Ashley menatap dua bocah perempuan berkuncir dua. "Tante siapa? Dimana Papa Milo?" Mata Ashley hampir saja copot saat bocah kecil itu bertanya dimana Papa Milo. Apa mungkin bocah sekecil ini juga suka duda kayak Papa Milo? "Dia Mamaku." jawab Milo dan membuat Ashley terkejut. "Nggak pernah lihat." "Iya, saya kerja jadi jarang di rumah. Sekarang udah sering di rumah pasti sering ketemu saya kalau di rumah." jelas Ashley. Dua bocah itu mengangguk lalu pergi. Hingga Milo menggerutu jelas di telinga Ashley. Acara pun dimulai, berhubung ini acara Hari Ibu. Semua anak di sini membawa Mama mereka. Apalagi banyak perlombaan yang akan diadakan antara Ibu dan juga anak. Hingga Milo dan juga Ashley pun kebagian lomba lari, menghias menu dan juga berjalan menggunakan sandal panjang yang diisi dua orang. Ashley harus meninggalkan Evelyn yang duduk sendiri. Sesekali Ashley pun menatap Evelyn yang diam saja sambil bertepuk tangan. Pertama lomba lari. Ashley pun berlari lebih dulu ke arah Milo. Tapi saat tongkat itu di tangan Milo, tiba-tiba saja Milo nggak mau berkati. dia hanya menatap tongkat di tangannya. "Milo ayo lari, kamu pasti bisa. Kita pasti menang." teriak Ashley. Milo menatap Ashley bingung. Detik berikutnya dia pun berlari. Setiap langkah kaki Milo dia membayangkan betapa kerasnya Mamanya dulu mendidik Milo, mengejek Milo jika dia tidak akan menjadi orang sukses, menghina Milo jika dia tidak bisa apa-apa. Tapi kenapa di saat Ashley datang dia malah mendapat dukungan penuh. Ayam goreng kesukaannya, s**u vanila setiap pagi dan malam, suara yang lembut tanpa bentakan, bahkan Ashley juga selalu memberi semangat pada Milo. Hingga di garis finish Milo pun mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya. Ashley panik dia pun langsung menggendong Evelyn dan menghampiri Milo yang tak sadarkan diri. Semua guru pun langsung menggendong Milo ke UKS. Ashley mondar-mandir dia ingin memberitahu Jordan tapi sayangnya dia cukup takut kalau Jordan marah. "Mamanya Milo ya." ucap guru entah siapa yang baru saja keluar dari UKS. "Iya saya Mamanya. Ada apa dengan anak saya Bu?" "Sebenarnya saya sedikit khawatir saat dia berlari tadi. Apalagi dia sudah mengalami keringat dingin. Pak Jordan pernah bilang, jika mental Milo agak sedikit terganggu. Tapi dia anak yang baik dan pintar, hanya saja tidak pandai beradaptasi." jelas guru Milo dan membuat Ashley semakin bingung. Mental Milo bermasalah, kenapa Jordan nggak cerita? Guru itu pun langsung bercerita mengalami masa kecil Milo yang suka disiksa Mamanya dulu. Sering di kunci di ruang sempit dan gelap, membuat Milo mengalami trauma yang mendalam. Dia memang seperti anak sehat kebanyakan, tapi dia memiliki ingatan yang tajam atas masa lalunya. "Mama...." itu suara Milo, langsung saja Ashley menghampiri Milo yang terbaring lemas. "Sayang, kamu nggak papa." tanya Ashley panik. "Gak papa. Apa kita menang?" "Kita juara dua." jawab Ashley. Padahal dia nggak tahu dapat juara atau enggak. Hanya saja guru tadi bilang jika Milo mendapat juara dua untuk pertama kalinya. "Dua?" ulang Milo sedih. Ashley yang tau perubahan sikap Milo pun langsung duduk di samping Milo. "Jangan sedih, yang namanya perlombaan itu ada yang memang ada yang kalah. Ada yang juara satu, dua dan tiga. Nggak papa dapat juara dua, yang penting kamu sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik. Dan jangan lupa banyak belajar biar bisa mendapat juara satu." jelas Ashley. Milo tersenyum kecil dia pun langsung mengangguk. Hingga Milo bangun dari rebahannya dan meminta pulang. Katanya dia nggak betah di ruang sempit begini. Dan katanya lagi membuat Milo sesak nafas. Ashley tahu ini ada kaitannya dengan trauma Milo. Kalau begini caranya Ashley butuh Dokter Gina, walaupun dalam tapi dia pasti tahu dong masalah kayak begini? TBC. up ulang karena hilang typo ya. jadi kalau jadi ada typo maafkan saya. jangan lupa yuk masih gratis Nanny To Mommy up tiap hari ya jangan lupa tab love jika suka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD