bab 02

1039 Words
* * Baru saja gadis itu meregangkan tubuhnya, sejenak ingin melerai kantuk, sebuah panggilan masuk dengan ringtones tawa riuh anak-anak. Segera Atha meraih ponselnya. "Hm, apa May? Subuh-subuh nelpon..." sahut Atha. "Tha! Hari ini lo wawancara, cepet siap-siap. Ntar gue jemput ya? Biar nggak kesiangan, biar dapet nomor urutan pertama! Oke?" cerocos Maya. "Wawancara? Cepet banget ya?" dahinya mengernyit. "Kan bagian dari seleksi kali, Tha." "Iya, iya..." sungutnya agak kesal karena sahabatnya menghubunginya kepagian. "Pake baju yang sopan, bukan seksi ya? Dan menurut informan gue, si Bos seneng cewe yang cerdas dalam segala hal. Lo cerdas kan?" tukas Maya. "Iya, udah ceramahnya? Gue mo mandi nih!" Atha lagi-lagi bersungut-sungut. "Iyeee...judes banget sih!" Klik. Atha cepat berlari ke kamar mandi, sebelum keduluan sama Adam, adik tirinya yang songong merasa udah gede padahal masih kelas 11. Sebelumnya Atha sudah memasak nasi goreng untuk mereka sarapan. Tak lama Atha udah siap, udah terlihat seperti sekretaris dengan kemeja biru muda dan blazer denim. Higheels hitam mempercantik kakinya yang jenjang. TIIINNN!! TIINNN!! "Sis, jadi wawancaranya?" "Iya, dek. Doain ya?" Adam memberikan dua jempolnya seraya tersenyum. "Goodluck, Sis!" Atha melambaikan tangannya setelah adik ya itu mencium punggung tangannya. "Adam udah gede aja ya? Tinggi lagi," komentar Maya. "Hum..." "Lo pernah ketemu Bos, May?" tanya Atha. Dia menggeleng,"Gue Bosnya beda, Tha. Kan kita beda divisi. Beda pertanggungjawabannya juga. Gue mah di lapangan," "Keknya udah bapak-bapak trus botak, kumis pak Raden, perutnya buncit. Hahaha...." khayal Atha. "Yeh, yang gue denger malah sebaliknya. Masih muda, diawal 30-an gitu. Gila udah jadi dirut!" promo Maya. "Namanya siapa?" "Nggak tau, pacar gue aja katanya jarang ketemu dia. Lagian gue kan baru setahun Tha kerja di situ," Atha manggut-manggut. Untung bukan hari Senin, jadi tak terlalu macet. "Tha, good luck ya?" "Thanks, fighting!" Atha selama di Kanada bukan pelesir atau ongkang kaki gitu. Dia pernah kerja partime sambil lanjutin kuliahnya. Tinggal di Kanada sendirian, dan melakukan apapun sendirian, membuat Atha jadi mandiri. Walaupun di sana ada famili dari pihak almarhum ayahnya, tapi Atha bertekad tak mau merepotkan mereka. Atha melirik jam tangannya. Udah jam 08.00, tapi tak ada tanda-tanda penyeleksian tersebut. Beberapa orang yang sepertinya sama hendak wawancara mulai berdatangan. Untung dia tadi sudah mengisi absen. Atha mulai merasa tenang. Dia dari tadi hanya duduk dan sesekali membalas chattan Maya. @thatha_lea : beloom May...perasaan gue deh yang ngelamar kok lo yang sewot. Doain aja @mayayam @mayayam : iya gue doain kok si bos langsung yang mo wawancara @thatha_lea Atha terpekur. Ada gugup menyeruak. "Athalea Indira Putri..." panggil seorang wanita, mungkin dia staff di HRD. "Ayo masuk," Atha duduk di kursi yang di depannya masih kosong. Dan Atha yakin nanti yang akan duduk di situ kalo nggak kepala HRD mungkin saja si Bos. Atha asik menunduk memainkan ponselnya. Hingga tak disadarinya bahwa kursi di depannya itu sudah tak kosong lagi. "Ekheemm." Deheman tersebut menyentakkan Atha dari kemasyukannya bermain ponsel. "Oh, ma-maaf.. Pak, Dilan?" matanya membulat sempurna. "Hai, apa kabar Atha?" sapa Dilan tersenyum semringah. "Oh..jadi kamu HRD-nya? Waduh aku kok jadi nggak enak ya..?" cetus Atha. "Ya sudahlah, kita akan profesional kan?" "Ya, tentu saja." Dilan mengajukan beberapa pertanyaan dan Atha ternyata dapat melalui semua itu hampir mendekati sempurna. Dilan memang sudah yakin, Atha memenuhi kriteria sebagai sekretaris Keanu. "Emh, oya Atha..kalo nggak keberatan, nanti kita makan siang bersama ya? Mau ya? Nanti tunggulah di kantin. Itung-itung reuni, oke?" ajak Dilan. "Woahh...aku malah jadi nggak enak. Tapi ini nggak akan pengaruhi tes kualifikasi yang tadi kan?" Dilan menggeleng cepat sambil tersenyum,"Nggaklah." "Oke, aku tunggu di kantin ya Lan?" Atha lalu nunggu di kantin seperti kemarin. Dia nge-chat Maya, sayang dianya lagi keluar ngecek lapangan katanya. "Atha, kamu nungguin siapa? Temen kamu yang waktu itu?" Atha gelagapan begitu tahu siapa yang menyapanya itu. Keanu... "Ah..ya," tampak kegugupan yang nyata di wajahnya. Sebersit senyuman disunggingkan Atha walau hatinya dag dig dug. "Boleh aku duduk di sini?" tanya Keanu ramah. "Silahkan," Atha menyesap kopi latte-nya. "Aku... Apa kabar, M-mas?" tanya Atha memberanikan diri. "Baik, begitu aku melihatmu baik-baik aja." jawab Keanu sesaat wajahnya datar. "M-mas, aku minta maaf... Sungguh," ucap Atha, berusaha menata tempo suaranya. "Kuharap Mas dapet penggantiku yang lebih baik," imbuhnya. Keanu menyunggingkan senyumnya. "Ya, itu masa lalu kan? Ya udah. Kamu kenapa kembali?" Jujur, pertanyaan itu membuat Atha sesak. Ya, kenapa dia kembali? 'Selain karena Mama...', batinnya. Dia segera membuat panggilan untuk mengalihkan atensi dari sosok di depannya, dia ingat mungkin saja mamanya belum makan. "Hallo, Sus? Mama udah makan?" "...." "Oh iya, nanti saya kesana ya Sus. Makasih," Keanu menatap gadis di depannya. "Maaf, kayaknya aku harus pergi." pamit Atha. Dia beranjak berdiri tapi Keanu menahannya. "Tha, bisa kita bicara sebentar?" tanyanya. Atha menatap balik laki-laki yang sempat mencuri atensinya, tiga tahun lalu... "Mau bicara apa? Sebenarnya aku saat ini lagi buru-buru. Aku harus nemuin Mama," jawab Atha. Cekalan tangan Keanu melemah. "Oya? Um...kalo gitu, aku ikut denganmu. Aku juga udah lama nggak ketemu Mamamu," Atha mengernyit. Dia bingung. Kalo Keanu ikut, bukan tak mungkin akan menoreh luka makin dalam di hati laki-laki itu nanti. Atha tak mau nyakitin Keanu lebih lagi. Atha menggeleng,"Next ya Mas? Soalnya Mama nggak bisa diganggu dulu sekarang. Beliau lagi menjalani terapi." "Emang mamamu kenapa?" tanya Keanu. "Sakit. Udah ya, Mas? Aku pergi dulu," Atha mencoba sebiasa mungkin. "Atha!" Dilan berlari menghampiri mereka. "Eh, mau kemana? Maaf, tadi ada meeting dulu." "Nggak apa, Lan. Cuma sori, aku mesti pergi. Lain kali aja kita maksinya ya? Bye..." Kedua laki-laki itu menatap kepergian Atha. "Abang ngapain tadi? Duh... udah curi start gitu," seloroh Dilan. "Apaan sih? Eh, Lan mamanya Atha sakit? Sakit apa? Lo tau nggak?" Dilan mengulum senyum. Dia senang ada kemungkinan hari-hari abangnya itu akan cerah ceria setelah ada Atha. "Dilan!" "Eh, apa Bang?" "Tau ah!" tajuk Keanu "Eh Bang, beneran apaan tadi?" kejar Dilan. Keanu tetap diam, merajuk kesal sampai masuk lift. "Ih.. childish banget!" rutuk Dilan. Ayangkuh : Yang, gimana? Sukses? Dil_an : sukses walau belom 100% Dil_an : eh, mamanya Atha emang sakit apa? Ayangkuh : oiya...lupa mo kasih tau. Tante sakit parah. Operasi ginjalnya tahun lalu gagal Dil_an : oke...ntar kita nengok ya? Ayangkuh : ketauan dong ntar...kita Dil_an : nggak apa. Kasian Atha sendirian Ayangkuh : oke, ntar jemput yaaa? Bye.... (read) Dilan cuma tersenyum. "Yess!" bersambung.... ••••
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD