2. Identitas

1191 Words
Melalui tangan Grace, Emily dan Arsha menyakiti Lily. Kakek Grace dari pihak ibu telah menyelamatkan kakek Ash sewaktu di militer. Untuk membalas budi, kakek Ash menjanjikan mereka akan menjadi besan melalui pernikahan anak mereka kelak. Karena mereka sama-sama hanya memiliki satu anak perempuan, maka perjodohan itu jatuh ke cucu mereka, yakni Ash dan Grace. Sejak usia tiga belas tahun, Grace sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Ash. Dia pun bertekad membuat anak lelaki itu mencintainya. Sayangnya, dia terlalu bodoh dalam masalah asmara sehingga beberapa kali jatuh dalam skema licik Emily dan Arsha. Dalam novel, Grace akan mengkhianati keluarga Carter demi Ash, bahkan sampai membocorkan rahasia perusahaan ayahnya. Tokoh utama pria pun memiliki kekuasaan untuk melawan kakeknya dan orang-orang yang menghalangi kisah cintanya. Pada akhirnya dia berhasil menikahi Lily dan hidup bahagia selamanya. Sementara Grace memiliki akhir hidup yang mengerikan. Setelah mengkhianati keluarganya, dia diasingkan, dan Ash menyewa beberapa orang untuk merusak dirinya. Tidak berhenti di situ, penulis juga membuat Grace masuk rumah sakit jiwa, mengalami penyiksaan selama di dalam sana, dan akhirnya mati overdosis obat. Bos besar penjahat seperti Gio dan orang paling licik seperti Emily bahkan tidak mendapati akhir yang lebih tragis dari Grace. Antagonis pria itu mati tertembak ketika coba melindungi Lily. Sementara antagonis wanita sempat menjadi gila karena kematian Gio, tapi akhirnya kembali waras karena dukungan dari salah satu tokoh pendukung dalam novel. Penulis menuliskan dua kalimat untuk Grace yang malang: Untuk beberapa orang, mereka ditakdirkan gagal meski sekeras apapun usaha yang telah mereka lakukan. Bukan karena usaha mereka yang kurang, tapi Tuhan punya rencana indah yang lain untuknya. Omong kosong! Rencana indah apa yang bisa didapat Grace? Sampai akhir novel, Ash bahkan tidak tahu bahwa dia mendapat ide menyakiti Lily itu dari Emily dan Arsha. Beberapa skema jahat yang protagonis tahu dilakukan olehnya, sebenarnya dilakukan oleh Emily dan Arsha. Di mana rencana indah untuk Grace Carter? Penulis sepertinya punya dendam pribadi dengan nama Grace. Grace dengan serius memikirkan kematiannya tujuh tahun lagi yang sesuai alur dalam novel. Nona muda ini bukan berpikir tentang cara mengubah plot atau menghindari bencana, melainkan memikirkan cara menikmati tujuh tahun ini dengan bergelimang camilan, mendatangi tempat-tempat bermain, dan menjelajahi semua tempat wisata yang belum pernah dia datangi. Sekalipun bertransmigrasi, semua tempat dalam novel sama persis dengan dunianya sebelumnya kecuali nama orang-orang di dalamnya. Maka dia berpikir keras untuk mendapatkan uang agar bisa menjelajah dunia. Itu impiannya; menjelajah dunia. "Aku harus mengetahui latar belakang Grace ini," gumamnya. Dengan ingatan Grace Carter, dan isi novel yang telah dibacanya, dia merinci orang-orang di sekitarnya. Grace Carter memiliki seorang ayah bernama Austin Carter. Austin memiliki tiga orang istri. Istri pertama bernama Farisa Mackenzie, hasil pernikahan politik. Dari Farisa didapat dua anak yakni Arka dan Arsha. Istri kedua, Ibu Gio yang kini mendekam di rumah sakit jiwa. Grace ingat di satu bab, Arsha membeberkan rahasia kelahiran Gio yang merupakan anak hasil perselingkuhan. Ibunya selingkuh dengan pria lain. Austin yang kesal pun memasukkannya ke rumah sakit jiwa sebagai hukuman. Istri ketiga bernama Daisy Grethel, ibu Grace, wanita yang sangat dicintai Austin, tapi telah meninggal dunia karena skema licik Farisa. Saat kecil, Grace Carter dan ibunya mengalami kecelakaan mobil. Ibunya meninggal sementara dia diselamatkan oleh seorang penduduk desa. Grace tumbuh dan besar di desa, lalu ditemukan oleh Austin setelah berusia tiga belas tahun. Karena tinggal di desa, karakternya menjadi sedikit norak dan serakah ketika dihadapkan pada kemewahan. Farisa dan Arsha memanfaatkan kebodohan Grace untuk membuat Austin membencinya, dan rencana mereka berhasil. Satu-satunya cara saat ini agar dia bisa menjelajah dunia hanya melalui kekayaan yang diwariskan ibunya. Tapi warisan itu kini dikelola oleh Austin. Sialnya lagi, pemilik tubuh sebelumnya telah memberikan kesan buruk di mata sang ayah. Sekarang, bagaimana dia mendapatkan uang untuk menikmati camilan dan makanan enak di luar sana? Grace berpikir keras sampai tidak sadar kalau seseorang sudah masuk ke ruang rawatnya. "Adik sudah sadar?" Grace terkejut dengan suara berat barusan, dan refleks menoleh ke pintu di belakangnya. Tampak di depannya seorang pria usia 20 tahunan dengan bingkai kacamata menghiasi hidung mancungnya. Ini putra Farisa, Arka Carter. Dia hanya tokoh sampingan yang tugasnya membentuk karakter Gio menjadi pemberontak. Pria ini licik dan serakah. Dia ingin menjadi kepala keluarga Carter, bersaing dengan para sepupu dan pamannya. Dari semua karakter dalam novel, Grace paling membenci Arka karena dia sering menyakiti Gio. Dia sering sering berbuat curang dan beberapa ulahnya merugikan perusahaan Gio. Gio merupakan tokoh favorit Grace. Pria itu sangat kuat, dan tidak pernah menunujukkan kelemahan di depan siapa pun. Meski Grace minus EQ, dan tidak mengerti kenapa Gio bisa sangat menyukai Lily sampai beberapa kali mengorbankan diri sendiri melebihi perjuangan Ash, tapi dia mengagumi kegigihannya. Karena membaca karakter Gio, Grace sedikit termotivasi pula untuk tidak pernah menyerah dalam melawan penyakitnya (di kehidupan sebelumnya). Berhadapan dengan orang yang akan menyakiti tokoh favoritnya, Grace bersikap abai. Arka sedikit tertegun karena pengabaian Grace. Biasanya adik tiri itu sangat dekat dengannya, dan sering minta dibelikan barang-barang mewah. Dia setuju-setuju saja memberikan semuanya karena Farisa dan Arsha ingin membuat jelek citra adik tiri ini. Namun, sepertinya perkataan Arsha tadi benar; Grace sedikit berbeda setelah berkelahi dengan Gio. Arka tersenyum kecil, menyembuyikan rasa jijiknya, lalu menyodorkan sebuah kotak. "Big brother membelikanmu perhiasan baru. Arsha bilang, kamu telah membuang yang lama. Coba lihat, apa kamu menyukainya?" Grace tidak terlalu suka perhiasan karena dalam kehidupan sebelumnya, semua barang mewah limited edition sudah pernah dia pakai, dan dia bosan dengan barang-barang itu. Apalagi sekarang hanya diberi perhiasan kualitas rendah. Jangankan memakai, melirik saja dia tidak sudi. "Apa ada camilan?" tanya Grace. "Hah?" "Aku mau camilan, bukan perhiasan!" Arka terlihat bingung. Dia tadi memang berniat membelikan camilan sore untuk Grace, tapi biasa adik ini tidak suka ngemil dengan alasan diet, jadi dia tidak membelinya. "Aku membawanya," kata seseorang yang baru masuk. Mata Grace membulat ketika melihat sosok tampan yang baru memasuki ruangan. Penulis menghabiskan beberapa kata untuk menggambarkan ketampanan tokoh antagonis ini, dan tinta penulis tidak sia-sia karena Gio memang tampan. Wajahnya simetris, hidung tinggi, bibir bawahnya penuh dan terlihat menggoda untuk dikecup, bentuk mata agak dalam sehingga membuatnya terlihat tajam dan seperti menyimpan sesuatu, sangat pas dengan warna biru netranya yang segelap dasar lautan. Jangan lupakan postur gagah bak atlet yang menarik lawan jenis itu. Grace yakin di balik kemeja merahnya terdapat d**a bidang dan perut eight-pack yang memukau. Grace ingat ada kalimat berkesan tentang karakter Gio yang dijabarkan penulis novel; Giovan itu dingin dan menyendiri, tidak cocok untuk dijadikan teman seumur hidup. Anda bisa memprovokasi seluruh dunia, tapi tidak boleh memprovokasi ketua geng King ini. Dia seperti api, bisa menghangatkan dan memberi penerangan, tapi Anda akan terbakar ketika coba lebih mendekatinya. Jadi, amati saja dia dari jauh. Grace bangkit, dan mengambil plastik dari tangan Gio. Dia tampak bahagia meski hanya senyum kecil di wajahnya. Gio sedikit mabuk dengan senyum Grace. Sejak bertemu dengan si adik tiri, ini pertama kali dia melihat senyumannya. "Terima kasih, Big Brother," kata Grace, lalu memakan makanan pemberian Gio. Gio dan Arka terbengong di sana. Sejak kapan Grace memanggilnya dengan akrab begitu? Biasanya gadis itu akan menyebut Gio dengan sebutan 'anak haram' karena tidak jelas di mana ibunya. Panggilan big brother harusnya menjadi milik Arka, kenapa sekarang malah diganti ke Gio?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD