3. Belanja

1254 Words
Panggilan big brother harusnya menjadi milik Arka, kenapa sekarang malah diganti ke Gio? Gio merasa sedikit bersalah karena menyebabkan Grace terjatuh sampai kepalanya menabrak batu dan tidak sadar selama beberapa jam. Dia memang masih kesal dengan pertengkaran mereka tadi siang, saat adik tiri itu membuat lecet motor kesayangannya hanya karena dia tidak mau memberikan posisi kapten tim basket kepada Ash. Meski terkesan sangar, Gio tahu diri ketika salah. Maka, dia mencoba meminta maaf dengan membawakan camilan. Dia sudah bersiap menerima perlakuan kasar Grace, seperti membuang makanannya atau memakinya seperti biasa, tapi tanpa diduga, hasilnya malah seperti ini. Dia tidak tahu bagaimana menanggapi sikap aneh Grace. Menyadari tatapan Gio kepadanya, Grace mendongak, lalu tersenyum kecil. Dia tidak memerhatikan noda saus di sudut mulutnya. "Apa nama makanan ini?" tanya Grace. Arka yang terabaikan memilih pergi dari sana, terutama setelah Gio menyeringai dan memberi tatapan dingin itu. "Takoyaki." "Aku suka Takoyaki!" Gio tertegun sejenak, lalu ikut tersenyum kecil melihat gadis itu menghabiskan makanan yang dia bawa. Gio, yang kata orang-orang tidak pernah tersenyum atau tertawa, kini tersenyum karena adik tiri yang biasanya annoying itu. Melihat sudut mulut Grace yang ternoda saus, Gio memberinya tisu, tapi gadis itu malah mendekatkan wajahnya seolah meminta pemuda itu untuk membersihkan mulutnya. Grace Simpson adalah anak yang dimanja sejak kecil. Dia terbiasa membiarkan para pelayan melayaninya. Mulai dari mencuci wajahnya, mengganti baju, sampai hal sepele seperti membersihkan mulut pun dilakukan oleh para pelayannya. Secara naluri, dia terbiasa membiarkan orang lain melakukan segalanya untuknya. Gio sedikit ragu apakah Grace benar-benar ingin dia menghapus noda saus di sudut mulutnya, atau tidak. Ketika melihat wajah seriusnya, dan aura seorang penguasa dalam penampilan sang adik tiri, tangannya sudah mengelap sudut mulut mungil itu, bahkan sebelum otak memproses apa yang harus dia lakukan. Grace tersenyum kecil, mengatakan, "Terima kasih." Gio sekali lagi tercengang. Sejak kapan si angkuh akan mengucapkan kata-kata tulus seperti itu? Adik tiri ini biasanya akan memamerkan kesombongan ke mana-mana, tidak malu membesaran nama belakangnya yang merupakan keturunan orang terkaya nomor lima di negara ini, bahkan sering mempermalukan diri sendiri dalam prosesnya. Tidak salah gadis itu mendapat julukan Annoying Girl in Wonderfull High School. Sekarang gelar tersebut sepertinya harus diubah karena sejak kecelakaan, Grace tampak berbeda. Grace menatap Gio sekali lagi, lalu dia sudah memutuskan untuk berpegangan pada tokoh favoritnya ini. Dia tidak bisa mengandalkan ayah yang membencinya, atau saudara yang ingin menghancurkannya. Meski Gio saat ini tidak memiliki pengaruh apapun, tapi di masa depan, sekitar lima tahun lagi, dia akan menjadi raja bisnis dalam industri properti bernama G-King. Villain ini pantas menjadi musuh terkuat sang protagonis. "Apa Big Brother punya uang?" Gio menyipitkan matanya. "Ada." "Bantu aku mengubah penampilan." Gio kembali terdiam, lalu memikirkan sesuatu. "Apa ini cara barumu untuk menggangguku?" "Kalau kujawab iya, akan ada camilan lagi?" "Hah?" Grace tersenyum kecil. "Lupakan. Aku hanya ingin dekat dengan big brother." Mata Gio berkedip-kedip bingung. "Apakah ada yang salah dengan otakmu?" Grace menghela napas. Ternyata citra buruk Grace Carter sudah sampai ke tulang! Dia harus secara perlahan mengubah image-nya untuk tidak membuat orang jantungan dengan perubahan yang mendadak. Terutama di depan bos penjahat masa depan ini, dia harus segera memenangkan hatinya. Grace berdiri, lalu menggamit lengan Gio. "Ayo kita belanja, big brother." Gio masih belum mencerna situasinya saat Grace sudah menariknya keluar kamar rawat, tapi tiba-tiba adik ini berhenti di koridor rumah sakit. "Big brother, aku nggak ingat arah pusat perbelanjaan. Tunjukkan jalannya!" Gio tidak bisa marah, karena berpikir Grace ingin menuntut ganti rugi akibat kejadian tadi siang. Dia tahu sifat saudarinya yang pendendam ini. Mana mungkin perselisihan mereka bisa selesai hanya dengan makanan. Berhubung masih merasa bersalah, Gio menuruti keinginan Grace, tapi tidak akan mudah untuk memanfaatkannya.   ***   Pusat perbelanjaan cukup ramai, dan Grace agak gugup. Ini pertama kali dia berada di keramaian dan berdesakan. Di kehidupan sebelumnya, Grace bukan sama sekali tidak pernah ke luar rumah sakit. Dia yang terlahir jenius, sudah memiliki laboratoriumnya sendiri, secara khusus melakukan riset untuk perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. Meskipun tidak terjun langsung di lapangan karena alasan kesehatan, tapi teori penelitian berasal darinya. Maka, pada beberapa kesempatan, dia akan sekali atau dua kali berdiri di podium untuk memberi kata sambutan kepada para peneliti di laboratorium. Selain memiliki laboratorium, Grace juga mewarisi perusahaan Simpson Technolgy milik ayahnya pada ulang tahun yang ke-17. Perusahaan teknologi informasi ini menjadi dua tersukses di dunia. Perusahaan tersebut menawarkan platform virtualisasi paling tersohor dan terpercaya, pusat data, serta aplikasi-aplikasi. Jangan tanya berapa pendapatan sebuah perusahaan teknologi informasi karena semua orang di belahan dunia menggunakan teknologi. Grace tidak berkecimpung langsung di perusahaan, tapi dia memberikan beberapa ide untuk perkembangan perusahaan, dan pernah sekali atau dua kali muncul dalam pertemuan penting. Selain itu, dia mahir menggunakan teknologi, bahkan pernah ditawari menjadi seorang peretas yang bekerja untuk negara. Sayangnya dia menolak dengan alasan kesehatan. Selama dia keluar dari rumah sakit untuk menghadiri acara-acara itu, akan selalu ada pengawal yang mempermudah jalannya. Dia tidak pernah ke mana pun sendirian seumur hidupnya, dan sekarang merasa sedikit tidak nyaman. Meskipun Gio tepat di depannya, tapi Villain ini tidak peduli berapa kali Grace menabrak orang di sisi lain jalan. Akhirnya gadis itu merasa jantungnya berdebar sangat cepat, pernapasan tidak stabil, dan hanya bisa diam di tempat. Setelah melakukan beberapa respirasi, dia bisa sedikit tenang, tapi malah kehilangan jejak saudara penjahatnya. Gio di sisi lain berniat menjahili Grace yang berani meminta dibelanjai olehnya. Dia sengaja membawa gadis itu ke pasar yang sangat ramai dan ingin melihat bagaimana saudari itu berteriak marah dan berhenti berpura-pura menjadi gadis anggun. Awalnya rencana berjalan lancar. Gio sudah melihat wajah kesal Grace meski kepalanya masih saja tegak seolah berjalan di karpet merah, tapi kemudian gadis itu mulai pucat ketika di keramaian, dan tiba-tiba menghilang. Untuk beberapa alasan yang tidak dimengerti, Gio panik karena Grace hilang. Pria itu pun mencarinya ke beberapa tempat. Sampai lama, baru akhirnya dia melihat adiknya jongkok memeluk diri sendiri. Menyadari ada seseorang di depannya, Grace mendongak. Gio berdiri di depan Grace, melihat wajah pucat adik tirinya itu, dan merasa frustrasi sendiri. Grace tersenyum kecil, tapi senyumnya jadi terlihat agak menyedihkan karena wajah pucatnya. "Big brother..." Gio yang terengah-engah paska mencari Grace ke mana-mana, kini menggemeretakkan giginya. Dia merasa kesal, marah, dan tidak berdaya karena adik tiri ini. Gio ingin membuatnya tersiksa, dan berhasil melakukan itu, tapi kenapa dia tidak bahagia? Kenapa malah dia yang tersiksa ketika melihat wajah pucat Grace? Kepada siapa sebenarnya amarahnya ditujukan? Grace atau dirinya sendiri? Dalam keadaan bingung, Gio malah meraih pergelengan Grace, memberdirikan paksa adik tiri itu, dan mencengkeram tangannya dengan agak kuat. "Kamu dari mana saja?! Apa kamu nggak bisa memanggilku?" Grace paling benci diteriaki. Seumur hidup, tidak pernah ada orang yang berani meneriakinya, bahkan ayahnya pun tidak. Sekalipun saat ini dia tidak punya apa-apa, dan hanya bisa sementara waktu bergantung pada Gio, bukan berarti dia bisa ditindas. Grace bisa memakai otaknya untuk memperoleh uang dan menghasilkan milyaran dalam sekejap mata, tapi dia sudah pernah melakukannya di kehidupan sebelumnya. Jika dia melakukan hal yang sama juga di kehidupan ini, apa makna dari kelahirannya? Di kehidupan ini, dia hanya ingin berfoya-foya, menikmati camilan dari berbagai negara, dan menjelajahi semua tempat yang belum pernah dia datangi. Namun, melihat orang ini berani menindasnya, dia tidak terima. Grace tidak tahu kalau alasan Gio berteriak bukan untuk menindasnya, melainkan bentuk kekhawatiran. Untuk orang dengan jenis lemah EQ sepertinya, sulit memahami perasaan orang lain, apalagi orang unik seperti Gio, yang malah marah ketika khawatir, bukannya berbicara lembut dan membujuk. "Lepas!" kata Grace, tanpa teriakan, tapi nada suaranya sangat dingin, seolah ratu sedang marah pada bawahan. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD