1 MINGGU

1293 Words
Bian tidak tenang saat belajar dikelas.Ia sesekali juga melihat Deza yang duduk di sebelahnya.'Gimana mau belajar kalau kayak gini?Udahlah otak susah nyerap,sekarang gangguannya gini lagi.Tapi kenapa Deza jadi ganteng banget ya?Eh nggak nggak,dia sepupu aku.Dia boleh gila,tapi aku jangan.Aku harus tetap waras.'Bian menepis pikirannya yang hendak tergoda dan bukan bukan. "SREK."Lengan Deza bersanding dengan lengan Bian di atas meja itu.Kulit keduanya saling bersentuhan. "Slurtttttttt."Bian merasa seperti kesetrum. Bian menatap Deza kembali dengan tatapan penuh tanya.'Kamu kenapa sih Deza!!!!' Pelajaran terus berlanjut dan setiap murid diberi tugas kelompok dengan teman sebangku. Bian sekelompok dengan Deza pastinya.Bian jadi ngeri ngeri sedap mengingat kelakuan Deza yang sekarang sudah bar bar. Sedangkan Deza menatap biasa pada Bian walau ia sudah menargetkan untuk mendapatkan Bian apapun caranya. *** Bian dan Deza makan siang bersama dirumah Deza.Orang tua Deza dua duanya pekerja kantoran. Bian dan Deza makan saling berhadapan.Bian sangat tidak nyaman dengan Deza yang terus menatapnya. "Deza,kamu kenapa sih lihatin aku terus."Bian akhirnya protes. "Karena suka sama kamu."Jawab Deza santai. "Uhuk!!Uhuk!!"Bian langsung terbatuk keras sekalian tersedak makanan. "Glek..Glek."Bian segera meneguk air sebelum ia lebih terlihat awur awuran didepan Deza. "DEZA!!!!!"Teriak Bian keras dan kesal dengan apa yang terjadi. "Iya."Deza hanya menyahut santai dengan wajah datar seolah perkataannya tadi hanya candaan.Deza juga tidak lama meninggalkan meja makannya."Kamu langsung kekamar aku aja,kita ngerjain tugas kelompoknya sekarang."Pesan Deza sebelum pergi. Bian lalu mecabik paha ayam dan mengunyahnya garang.'Bisa gila aku kamu buat kayak gini terus Deza!'Bentak Bian kesal. *** "Krek."Bian mendekap buku didadanya dan membuka pintu kamar Deza. Bian masuk dengan takut takut seperti orang yang hendak mencuri ayam di siang bolong. Deza sudah menunggu di meja belajar dengan kursi kosong disebelahnya yang ia sudah siapkan untuk Bian. Bian melangkah mendekat dan duduk di kursi disamping Deza. Bian tegang kembali saat menoleh dan melihat pintu kamar tertutup dan ia didalam sini berdua saja dengan Deza. 'Gimana nih?Mana si Deza lagi gangguan mental lagi.'Bian takut saja di terkam Deza yang ia rasa bermasalah karena suka padanya. "Hei."Panggil Deza. Bian lalu menoleh dan…. "SLAP."Deza memegang kedua wajah Bian dan mencium bibir Bian erat. 'Kan!!Kan!!!Dia benar firasat buruk aku.'Batin Bian dalam hati. Bukannya berhenti,Deza malah semakin melahap bibir Bian dan membuka celah bibir Bian agar bisa masuk kedalam. 'Aku rindu banget sama kamu,aku bahkan hanya bisa ngelakuin ini dalam mimpi sebelumnya saking rindu dan pengen ketemu sama kamu.Sekarang kamu udah ada disini dan aku nggak akan nyianyiakan kesempatan ini.'Deza melakukan persis seperti apa yang ia lakukan dalam mimpi bersama Bian. "BRUK."Bian mendorong Deza dengan sekuat tenaga. "Kamu kenapa sih!Pengen banget aku nampar kamu tahu!"Bian hampir menangis karena kelakuan Deza,suaranya bahkan sudah bergetar menahan tangis. Deza menyapu rambutnya ke atas."Kan aku udah bilang,aku tuh suka sama kamu!Aku suka!Aku cinta!Aku nggak bisa nahan diri aku tiap dekat kamu!" "Deza!Kita ini sepupu!"Tekan Bian lagi. "Terus kenapa!Nggak boleh?!Boleh aja selama aku cinta dan sayang sama kamu.Kamu tahu kalau aku nungguin kamu terus?Aku nunggu kamu seharian di hari kamu pergi!Dari dulu aku tuh suka sama kamu Bian!"Deza mengakui perasaannya saat itu juga. Hati Bian berdegub kencang.'Kenapa?Kenapa begini?'Bian serba salah dan bingung akan menjawab apa. "Deza,aku juga sayang sama kamu,tapi sebatas keluarga aja."Hanya itu jawaban rasional yang bisa Bian katakan. "SLAP."Deza memeluk Bian dengan erat."Enggak Bian,aku nggak mau sebagai keluarga,aku mau sebagai pria dan wanita." "Demi apapun,aku nggak bisa Bian.Aku nggak bisa hilangin perasaan cinta aku ke kamu."Deza mengakui dengan tulus. Bian lalu memandang Deza setelah melepas pelukan itu.Mata Bian menatap langsung mata Deza."Kasi aku waktu Deza.Sumpah juga,aku masih gamak sama semua ini."Bian malah menjawab seperti itu.'Harusnya kamu tolak Bian!!Kenapa malah kasi harapan!Gimana mungkin kamu pacarin sepupu kamu!'Bian meronta dalam hatinya. "Iya,tapi nggak lama,cuma 1 minggu dan kamu harus jawab."Deza hanya memberikan tenggat seminggu. Bian hanya mengangguk pasrah. "Udah,kamu istirahat aja kekamar kamu,biar aku yang ngerjain tugas kelompok kamu." "Eh?"Bian kaget karena melihat senyum Deza untuk kali pertamanya. "Deg!Duar!"Jantung Bian berdegup dan meledak melebur melihat senyuman sepupu tampannya itu. Bian kembali kekamarnya dan berdiri menyandar dibalik daun pintu sambil memegang dadanya. "Kenapa kamu berdebar sih jantung!Nggak boleh!"Bian bicara dengan hatinya sendiri. Bian lalu memutuskan tidur siang saja untuk menenangkan pikirannya. Bian tidur sekitar 1 jam dan saat bangun ia kaget.Bian yang tidur miring melihat di perutnya melingkar tangan seseorang. Kontak saja tubuh Bian kaget dan matanya langsung melek.Bian melihat kebelakangnya dan melihat Deza tidur dibelakangnya sambil memeluknya.'Sejak kapan dia tidur disini?'Bian aneh karena ia bahkan tidak sadar sejak kapan Deza masuk kekamarnya dan bahkan tidur bersamanya. Bian ingin melepas perlahan tangan Deza namun Deza malah enggan melepaskannya."Jangan."Suara Deza dari belakang Bian. Bian lalu menoleh."Kamu udah bangun?" "Udah,nih aku melek."Sahut Deza santai. "Terus kenapa masih kayak gini?"Tanya Bian lagi. "Simulasi ingat masa lalu dulu,dulu kan kita suka tidur siang bareng dan aku selalu meluk kamu."Deza masih ingat betul kebiasaan kecil mereka. Wajah Bian dan Deza sangat dekat sekarang ini. "Deza,kan masih seminggu lagi waktu aku buat mikir.Selama tenggat waktu itu,kamu jangan terlalu ekstrim ya."Bian ingin mewanti mewanti sebelum terlalu jauh. "Tergantung aku bisa tahan atau nggak."Deza menundukkan sedikit kepalanya lalu mengecup area bahu Bian. "GERRRRRRR."Bian langsung merinding dengan bulu kuduk yang beridiri tegak dalam posisi siap grak. Deza tahu jika Bian menikmatinya dan malu malu.Wajah bian serba salah dan telinganya memerah. Deza meraih sekali lagi wajah Bian lalu mencium bibir Bian dan mengemutnya beberapa detik."Kamu harus terbiasa sama aku yang kayak gini.Ini harga yang harus kamu bayar karena udah ninggalin aku.Aku akan terus nempelin kamu kayak lem." Bian merasa tenang dan sekarang tanpa sadar menikmati momen ini.Mata Bian berbinar memandang Deza yang berbaring di belakangnya. *** Bian jadi tidak konsen ini itu karena ulah Deza.Ia bahkan sampai menggoreng telur dengan gula dan mie instan yang di masuki selai nanas. "Aku kenapa sih!!!!Kok gini gini amat!"Bian jengkel sendiri karena apa yang di perbuatnya salah semua. Deza kedapur saat itu melihat Bian yang serba salah.Deza tersenyum diam karena Bian masih tidak menyadari kehadirannya. Deza lalu mendekat dan menarik tangan Bian. Bian terbangun dari duduknya."Kita mau kemana?" "Udah,kita makan diluar aja.Sebentar lagi papa sama mama pulang,aku harus jaga jarak dari kamu.Jadi kita makan diluar aja bisa bisa mesraan lagi." Mata Bian lalu berputar mendengar perkataan sepupu mesumnya ini. Tapi Bian tetap mengikuti Deza dan tidak menolak.Hatinya mualai menerima keberadaan Deza dan merasa nyaman. *** Deza membawa Bian ke sebuah restoran makanan cepat saji.Kedunya duduk saling berhadapan dan menyantap makanan masing masing. Bian mulai bertanya tentang Deza."Deza,disekolah apa nggak ada yang mau sama kamu?" "Banyak,nih liat dan periksa aja hp aku."Deza menyorkdan ponselnya yang tidak di kunci. Bian memastikan dan memeriksa ponsel Deza.Bian kaget,di kontak Wa Deza semua wanita dan banyak yang menyatakan perasaannya.Di media sosial juga begitu adanya,banyak wanita cantik yang memfollow dan kotak DM maupun messengernya di penuhi wanita semua.Bian sudah percaya dan mengembalilan ponsel Deza. "Terus,kenapa sukanya sama aku?"Tanya Bian minder karena ia kalah kalah cantik dengan gadis tadi. "Aku maunya kamu aja,cinta nggak butuh alasan kan?" "Tapi aku kan….." "SLAP."Deza menyempal mulut Bian dengan paha ayam saja dari pada mengoceh yang tidak ada gunanya.Deza tertawa melihat mulut Bian yang melintang dengan paha ayam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD