bc

Chasing You

book_age16+
201
FOLLOW
1.2K
READ
possessive
arranged marriage
CEO
sweet
humorous
icy
campus
highschool
office/work place
first love
like
intro-logo
Blurb

Serena memiliki perasaan berlebih pada Zean yang merupakan sahabat dari Kenzie, kakaknya. Tapi, perasaan itu seolah ia tahan karena takut pada aturan orang tuanya yang melarang untuk pacaran.

Sementara sahabatnya yang bernama Kalina, malah dibuat mabuk cinta oleh Kenzie. Hanya saja sikap Ken tak sepeka Zean yang justru malah membuat Kalina merasa menggapai sesuatu yang sulit untuk digapai.

Dua pasangan, dengan dua masalah yang berbeda. Ditambah lagi dengan aturan keluarga yang makin membuat masalah jadi bertambah. Tentu saja, campur tangan orang ketiga dalam sebuah hubungan, jadi bumbu paling memiliki efek buruk.

Mampukah rasa cinta bertahan, atau justru malah kalah karena rasa itu terlalu lemah?

chap-preview
Free preview
BAB : 1
 Bangun tidur, rasanya begitu membahagiakan bagi seorang Serena. Yap, ini adalah hari pertamanya merasa bebas, karena kemarin orang tuanya pindah ke London untuk membuka bisnis yang baru dirintis di sana. Itu artinya, nggak ada yang bisa melarangnya ini itu dan anu. Biasanya mamanya akan melarang untuk keluyuran nggak jelas, atau hanya sekadar shooping dengan teman-temannya. Tapi sekarang, tidak lagi. "Sampai kapan kamu akan senyum-senyum nggak jelas seperti itu?" Sontak, saking kagetnya ia sampai terpekik saat suara itu membuyarkan lamunannya dan langsung terguling dari atas tempat tidur, kemudian mendarat di lantai dengan mengenaskan. "Aduh, Kakak apaan, sih ... ngagetin tahu, nggak!" Ia mengumpat kesal sambil memegangi bokongnya yang terasa nyeri karena mencium lantai. Rasanya sakit, tapi tak sesakit mengharapkan dia yang nggak peka-peka, sih. "Ini masih pagi, matahari baru nongol ... udah stress aja." Dialah Kenzie, kakaknya yang paling tengil, cerewet, jahil, dan ... pokoknya semua yang menyebalkan ada pada dia. Bahkan ia sekarang ingat, meskipun kedua orangtuanya nggak di rumah, masih ada satu makhluk lagi yang menghambat langkahnya. Ekspektasinya benar-benar jauh dari apa yang ia harapkan kemarin. Ini menyakitkan sekali. "Nanti aku bilang Mama, loh ... Kakak masuk ke kamarku tanpa ijin!" Lumayan, kan, ancamannya. Ken bersidekap d**a dihadapan gadis dengan tinggi seukuran pundaknya itu. Kemudian dengan sengaja ia menyentil dahi sang adik. "Kakak!" pekiknya lagi. "Trus, Mama bakalan ngomelin aku, gitu?" "Setidaknya uang jajanmu bakalan dipending," jawab Eren berharap banyak. Karena selama ini malah uang jajannya yang sering dipending. Bukan dipending lagi malah, seringnya dipotong tanpa pemberitahuan. "Sebelum itu terjadi, uang jajanmu yang bakalan ku pending dulu," balas Ken tersenyum penuh kemenangan. "What?!" Apa maksudnya semua ini? Come on ... jangan buat otaknya berpikir yang tidak-tidak. Dan semoga yang sedang ia pikirkan, tak terjadi. "Cepetan mandi. Kalau lama, aku tinggal, loh," ujarnya berlalu keluar dari kamar Serena dengan langkah santai. Sekeluar Ken, ia masih diam mematung dengan otaknya yang tiba-tiba berasa ngeblank. "Gila! Berharap mama sama Papa pergi, kehidupan gue yang berasa dipasung, bisa lepas. Sekarang, apalagi ini? Gue lupa kalau ada satu lagi makhluk menyebalkan di rumah ini. Huhuhu ... Kak Ken, dirimu membuat kebahagian adikmu ini ambyar seketika." Kembali menghempaskan badannya di kasur. merutuki kalau kehidupan masih akan sama dengan sebelumnya. Bahkan sepertinya akan semakin menakutkan. Tahu sendiri, kakaknya itu punya peraturan lebih menyeramkan daripada mama atau papanya. "Kalau lama, aku tinggal, ya, Dek!" Teriakan itu membuatnya seketika kembali bangkit dan bergegas menuju kamar mandi. Duh, habislah dirinya di tangan manusia tak punya rasa ini. Ken adalah satu-satunya kakaknya. Yap, ia sekarang duduk di kelas tiga SMA, sedangkan Ken merupakan mahasiswa semester akhir di sebuah fakultas swasta. Meskipun masih kuliah, tapi semenjak lulus SMA dia sudah membantu pekerjaan di kantor Papanya. "Kak, nanti aku boleh main, nggak?" "Nggak boleh." "Ih, pelit!" "Kamu harus banyak belajar. Enggak mau, kan, nanti nilaimu jelek?" "Udah belajar di sekolah dari jam 7 pagi hingga jam 3 sore ... masa iya setelahnya juga harus belajar. Yang benar aja dong, Kak," berengutnya tak terima. Ken menghentikan adegan makannya. Kemudian meneguk air minum hingga habis satu gelas penuh. Menatap horor pada gadis berseragam SMA yang ada di kursi berhadap-hadapan dengannya. "Aku cuman punya satu adik ... tentunya aku nggak mau kamu jadi anak yang bodoh. Belajar yang rajin, adalah salah satu cara agar otakmu pintar." "Tapi aku juga nggak bodoh-bodoh amat." "Masih ada kata 'bodoh', kan," sahut Ken langsung. Lain kali ia akan buat pengumuman. Siapa yang bisa membungkam mulut cerewet kakaknya ini, bakalan ia kasih uang jajannya satu bulan. "Berharap mama sama papa balik lagi ke sini. Setidaknya nyampe rumah aku nggak dipaksa belajar," gerutunya sambil melanjutkan sarapannya. "Berharap aja terus," ledek Ken sambil tersenyum. "Dasar cowok aneh. Disuruh senyum, susah amat. Ngeledekin adik sendiri malah senyum nggak jelas," kesalnya melihat ekspressi menyebalkan Ken. Nanti ia akan menghubungi mamanya untuk nambah anak satu lagi. Setidaknya saat Ken ingin menyalurkan hobby menyebalkan itu, bukan hanya dirinya yang jadi tumbal. Selesai sarapan, sebelum ke kampus, ia mengantarkan Eren ke sekolah dulu. Mobil dia punya, hanya saja ia tak akan mengijinkan adiknya untuk mengemudi lagi. "Kak, kenapa nggak ijinin aku bawa mobil, sih? Aku kasihan, loh ... Kakak harus ngaterin aku terus. Adikmu ini nggak tega." Pasang muka prihatin, sedikit sad dan tampang seolah-olah sedang kasihan pake banget gais. Menghembuskan napasnya dengan sedikit berat. "Calon-calon tak akan dapat uang jajan," respon Ken kembali menutup dompetnya saat mendengar perkataan Eren. "Jangan dong!!!" MasyaAllah banget rasanya berhadapan dengan Ken. Sikap dia semakin menyebalkan saja saat orang tuanya tak ada di sini. "Aku nangis, nih, kalau uang jajanku nggak dikasih," ancamnya mulai pasang muka mewek. Bukan acting lagi ini mah, tapi ini beneran mau nangis rasanya. Ken menyodorkan beberapa lembar uang pada Eren. "Aku ada kelas sampai jam lima, nanti ku minta temanku buat jemput kamu," terangnya. "Lagi-lagi aku ingin bilang ... kenapa nggak ijinin aku bawa mobil, sih. Pergi dianter, pulang juga gitu. Berasa terkurung di kandang macan menyebalkan tahu, nggak, Kak." "Apa itu sebuah sindirian?" "Bukan," tangannya mulai membuka pintu mobil. "Lebih tepatnya kamu itu macannya, Kak," lanjutnya. Langsung bergegas turun dari mobil. Kalau tidak, bisa disentil lagi kepalanya oleh Ken. Dia kan hobby nyentil. Berharap dunia bisa terbalik. Kebayang bisa menyentil kepala kakaknya itu. Iya, berharap aja terus ... yakali ia berani melakukan itu. Berjalan cepat menuju kelas. Sampai di ruangan yang sudah hampir ia tempati selama satu tahu belakangan, ternyata dua sahabatnya sudah sampai duluan. "Pagi," sapanya menghempaskan bokongnya di kursi. Sedikit nyeri, melupakan kalau ini bukan sofa. "Lesu amat tu muka," komentar Kalina. "Ngefek banget, kan, ke muka? Yap, benar sekali. Ini tuh menggambarkan perasaan gue saat ini. Gue dalam mode kesal akut," terangnya. "Heran, ya ... kemarin happy banget karena akan bebas karena orang tua lo mau pergi. Lah, sekarang kenapa jadi begini," tambah Sandra. "Gue melupakan sesuatu," balas Eren. "Apa?" "Gue lupa ada Kak Ken," ungkapnya kesal. "Happy happy gue kagak jadi. Lupa kalau tu cowok malah lebih menyebalkan aturannya dari mama papa gue. Berasa ditindas, cuy." Kalina dan Sandra malah tertawa mendengarkan penjelasannya. Benar-benar sahabat terbaik, kan, mereka. Saat ia kesal, malah menertawakan. Iya, tahu, kok ... ini benar-benar lucu. "Padahal kita berdua udah bikin rencana shooping buat hari ini. Eh, ternyata, gagal donggg," terang Sandra. Eren menghembuskan napasnya dengan berat. "Yang benar saja ... ini aja dia nggak bisa jemput gue di sekolah, malah sudah mempersiapkan temannya buat jemput ntar." "Sad gais," respon Kalina.k mulai menulis

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.6K
bc

My Secret Little Wife

read
95.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook