Prolog

572 Words
Aliya berlari dengan cepat ke dalam kamar mandi. Sejak beberapa hari yang lalu ia merasa tidak enak badan. Mertuanya bilang mungkin saja jika ia hamil. Namun Aliya tidak terlalu berharap. Namun hari ini ia sudah memutuskan untuk mencoba memakai test pack. Kemarin ia sudah membeli 5 brand berbeda di apotik dekat rumahnya. Begitu suaminya sudah berangkat kerja. Aliya langsung membawa Test pack yang sudah ia beli dan berlari ke kamar mandi. Dengan sedikit rasa berharap, Aliya memakai ke lima tes pack itu. Aliya langsung tersenyum lebar melihat 4 dari 5 tes pack yang ia coba, hasil dari test pack itu menunjukan garis 2. Dia tidak bisa menahan rasa bahagia dan haru. Setelah 3 tahun menikah bersama revan, akhirnya mereka akan memiliki buah hati. Aliya memutuskan untuk memberi kejutan kepada suaminya. Dia mengambil kunci mobil dan bergegas untuk ke kantor suaminya saat ini juga, dia tidak sabar untuk memberitahu suaminya kabar gembira ini. Membayangkan bagaimana reaksi revan jika tahu dirinya hamil, membuat senyum aliya semakin lebar. Setelah memarkirkan mobilnya, aliya bergegas masuk ke kantor suaminya. Aliya berjalan masuk dan langsung di sambut seorang resepsionis "Selamat siang bu Aliya" sapa wanita resepsionis itu. Aliya tersenyum "Siang Din, Revan ada?" tanya Aliya. Dina nama wanita resepsionis itu tersenyum "Ada bu, tapi pak Revan meminta saya untuk tidak menganggunya karena ada urusan penting di ruangannya. " "Tidak apa-apa, saya tunggu di ruang tunggu di depan ruangannya saja, saya mau kasih kejutan soalnya. " kata aliya sambil terkekeh. Dina tersenyum "Silahkan bu, akan saya informasikan sekretaris pak Revan di atas kalau ibu datang." Aliya langsung beranjak pergi ke ruangan suaminya itu. Dia benar-benar tidak sabar untuk memberitahukan kabar kehamilannya kepada Revan.  Saat sampai di depan ruangan suaminya, Aliya tidak melihat sekretaris suaminya. Aliya pun memutuskan untuk mengetuk pintu ruangan itu, untuk memastikan apakah mereka masih rapat atau tidak. Saat Aliya akan mengetuk pintunya, Aliya mendengar suara yang tidak asing, yang membuat perasaannya tidak enak. Aliya mendengar suara erangan dan desahan dari ruangan suaminya! Aliya langsung membuka pintu yang ternyata tidak terkunci itu. Aliya melihat pemandangan horor di depannya. "APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!!" teriak Aliya murka. Bagaimana tidak laki-laki yang di sebut suaminya itu tengah b******u dengan sekretarisnya sendiri!. Revan dan wanita itu kaget dengan kedatangan Aliya, mereka langsung memisahkan diri.  "APA YANG KAMU LAKUIN MAS?!, INI YANG KAMU BILANG PERTEMUAN PENTING?! INI?!!!!! AKU BENER-BENER GAK NYANGKA KAMU BISA BERBUAT SEPERTI INI PADA WANITA LAIN!" teriak Aliya sambil terisak, air matanya sudah meluncur bebas. Hatinya sungguh sakit.  Pria yang di cintainya, berani menghianatiya seperti ini. Revan melangkah mendekati istrinya yang tengah terisak, "Sayang, ini tidak seperti yang kamu lihat -" Aliya memotong ucapan suaminya "Tidak seperti yang aku liat, kamu bilang??!!! Terus apa?!! Jelas-jelas kamu lagi berbuat m***m. Dan kamu mau bilang aku salah??!!" teriak Aliya frustasi. "Aku minta maaf! Aku bisa jelasin sayang!" kata Revan sambil memegang lengan Aliya. Aliya menggelengkan kepalanya "Enggak.  Aku gak mau dengerin penjelasan apapum dari kamu! saat ini juga aku mau kita cerai!!" jerit Aliya sambil melepaskan genggaman Revan.  Aliya langsung berlari dari ruangan suaminya. Dia tidak peduli jika orang-orang di kantor suaminya itu melihatnya menangis. Aliya benar-benar sakit hati. Dia sangat mencintai pria itu, dia sudah memberikan segalanya pada pria itu. Tapi ini yang dia dapatkan. Pengkhianatan yang kejam. Aliya pikir pernikahannya dengan Revan sempurna, tapi ternyata tidak. Pria yang Aliya pikir akan mencintainya sampi maut memisahkan, sepertinya tidak..... Aliya mengelus perutnya yang masih rata. Aliya harus kuat, demi anaknya...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD