Prolog

708 Words
Prolog #Struggle_and_Love Pertemuan Pertama Luna berlari sejauh mungkin meninggalkan beberapa lelaki yang sedang mengejarnya. Mereka adalah pengawal yang setiap hari disiapkan oleh ibu tiri Luna untuk menjaga wanita itu. Tanpa kenal lelah, Luna menerobos keramaian guna menyamarkan diri dari orang-orang yang sedang mengejarnya. Sesekali wanita itu menoleh ke belakang. "Sial!? Kenapa mereka tidak bosan juga sih?" Teriak Luna frustasi di tengah pelariannya. Langkah Luna mulai terseok-seok, pertanda dia sudah tak punya tenaga untuk melarikan diri. Mendapati jalanan yang dia pilih mulai terlihat sepi, Luna nekat masuk ke salah satu pusat perbelanjaan dan menerobos ke arah lift yang pintunya nyaris tertutup. Laluna tersenyum puas setelah berhasil meninggalkan orang-orang yang sedang mengejarnya. Bahkan gadis manis itu sempat melambaikan tangan pada mereka. Di lantai 12, Luna keluar sambil bersembunyi di balik pengunjung yang naik ke lantai tersebut. Sesekali matanya awas mencari orang-orang yang sedang mengejarnya. Baru saja hendak menarik napas lega, sudut mata Luna menemukan mereka yang baru saja tiba. "b******k! Bagaimana mereka tau aku turun di lantai ini?" Gerutu Luna sembari memasuki gerai pakaian laki-laki. Karena sibuk menoleh kebelakang, tanpa sadar Luna malah menabrak tubuh seseorang. Betapa kagetnya wanita itu saat tau siapa orang yang sedang di tabrakannya. "Kak Bayu?" Seru Luna sambil menutup mulutnya tidak percaya. Sementara, Bayu, orang yang Luna tabrak, menatap wanita itu bingung. Pasalnya Bayu tidak mengenal Luna, pun Luna tidak pernah menyapa laki-laki itu. Mereka yang notabenenya satu sekolah tapi tidak satu angkatan, sebenarnya tidak saling mengenal. Luna tau kalau itu Bayu karena Bayu adalah laki-laki paling digilai di sekolahnya dulu. Otomatis semua orang mengenalnya, termasuk Luna. Sadar orang-orang yang mengejarnya semakin dekat, Luna meraih jas panjang yang sejak tadi Bayu pegang, memakainya cepat, dan menggerai rambutnya. Luna tampak seperti orang lain sekarang. Rambut hitam panjang yang bergelombang, serta jas Bayu yang menutup tubuhnya sampai ke dengkul, membuat Luna tersamarkan sepenuhnya. Luna memegang kedua sisi pinggang Bayu seraya mendekat ke arah laki-laki itu. "Kak Bayu, tolong aku kali ini saja. Setelah itu, akan ku lakukan apapun untuk membalas kebaikan kakak." Ujar Luna pelan. Setelah mengatakannya, Luna memeluk Bayu dan menenggelamkan kepalanya di d**a bidang laki-laki itu. Mulanya Bayu hendak menolak dan menyingkirkan Luna dari tubuhnya, tapi menyadari ada beberapa orang yang mengawasi gerak-gerik Luna, Bayu mengurungkan niat dan balas memeluk wanita itu. "Kau harus membayar mahal untuk pertolonganku bocah." Ucap Bayu pada akhirnya. "Akan ku lakukan apapun kak, asal, keluarkan aku dari sini dengan aman." Balas Luna. Bayu mengangguk, melepaskan pelukan Luna, dan menarik tangan wanita itu menuju kamar ganti. Bayu melakukannya setelah menyadari orang-orang yang sedang mengejar wanita itu, berjalan semakin dekat. Setelah masuk ke kamar ganti, Bayu sengaja tidak mengunci pintunya dan memposisikan tubuh Luna membelakangi pintu. "Jangan marah untuk apa yang akan ku lakukan bocah. Aku melakukannya untuk membantumu." Ucap Bayu sambil mengedipkan sebelah matanya. Bayu merengkuh Luna dalam pelukan sebelum akhirnya mendaratkan ciuman di bibir mungil gadis itu. Luna melotot, ingin meronta. Tapi tepat setelah itu, pintu ruang ganti terbuka. Menyadari ada orang di belakangnya, Luna mencengkram pinggang Bayu dan berusaha menikmati ciuman laki-laki itu. Tak lama, terdengar ucapan minta maaf dan umpatan dari orang-orang yang baru saja membuka pintu. Dari dalam kamar ganti, jelas terdengar salah seorang dari mereka memerintahkan mencari di tempat lain. Bayu sama sekali tidak berniat menyudahi ciumannya meskipun sadar orang-orang yang mengejar Luna sudah menjauh. Lain halnya dengan Luna, wanita itu segera melepaskan tautan bibir mereka setelah dirasa aman. "Aku tidak menyangka bibirmu sangat manis bocah. Siapa namamu?" Tanya Bayu. "Terima kasih untuk bantuannya kak. Namaku Ruri." Ucap Luna berbohong. Luna sengaja berbohong demi menutupi identitas yang sebenarnya. Bisa jadi Bayu kurang kerjaan dan mencari tau siapa dia. "Akan sangat sulit bagimu keluar dari sini tanpa tertangkap basah Ruri. Sekarang, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Bayu tanpa melepaskan pelukannya di pinggang Luna. Luna tampak berpikir, tapi sebelum dia menemukan ide yang tepat, Bayu sudah lebih dulu meminta wanita itu menunggu dan diam di kamar ganti. Luna menurut dan mengunci pintu. Tak lama Bayu kembali dengan beberapa potong pakaian di tangannya. Bayu meminta Luna memakai pakaian yang dia pilih. Luna kembali menurut meskipun dia tau pakaian yang Bayu berikan adalah pakaian laki-laki. "Saatnya keluar." Ajak Bayu sambil menggandeng bahu Luna. Lagi-lagi Luna hanya menurut, berusaha bersikap santai, dan mengikuti langkah Bayu yang lebar. Hari itu Luna berhasil melarikan diri. Ya, dia sengaja pergi meninggalkan kediamannya setelah secara terang-terangan ibu tiri Luna meminta wanita itu menikah dengan anak sahabatnya. To be continue...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD