Keesokan harinya, Patih Samiraksa sudah berpakaian rapi dengan mengenakan baju kebesarannya. Saat itu, ia langsung pamit kepada istrinya untuk berangkat ke istana, dalam rangka menghadap Prabu Wisesa Darmawangsa. Karena dirinya hendak melaporkan apa yang sudah ia ketahui tentang upaya pengkhianatan dari Dwipangga. "Gusti Patih!" teriak salah seorang perwira senior yang merupakan ajudan pribadi sang patih, ia berlari mengejar Patih Samiraksa yang sudah berdiri di samping kudanya. "Ada apa?" tanya Patih Samiraksa mengarahkan pandangan ke wajah sang ajudan. "Mohon maaf, Gusti Patih. Gusti Patih hendak ke mana? Mengapa tidak mengajak hamba? Hamba khawatir akan keselamatan Gusti Patih," jawab perwira itu balas melontarkan beberapa pertanyaan. "Aku mau berangkat ke istana sendiri saja. Kau t