Chapter 22

1268 Words
Pagi itu ketika garis cahaya di ujung timur mulai terlihat, Kihyeon mengendarai mobilnya di jalanan yang membentang sepanjang pantai. Sebelum pada akhirnya berhenti di salah satu titik. Menghadap laut lepas dan terdapat tebing curam di sisi jalan. Kihyeon duduk di bagian depan bada mobil, menyambut sang surya yang akan segera tiba dalam hitungan menit. Bertahan sedikit lebih lama dengan udara dingin pagi itu, perlahan hawa dingin di sekitarnya mulai menipis kala matahari mulai menunjukkan dirinya. Membawa sinar hangatnya untuk menyentuh udara yang beku. Pakaian kotor yang masih melekat pada tubuh Kihyeon menegaskan bahwa pemuda itu belum bersinggah ke mana pun sejak meninggalkan Distrik 1 semalam. Dan ke manakah ia pergi setelah meninggalkan Distrik 1 semalam. Alih-alih memilih jalan yang akan membawanya menuju Distrik 9, Kihyeon justru mengambil arah sebaliknya. Pemuda itu meninggalkan distrik, mengarah ke utara hingga ia bertemu dengan lautan lepas. Setelah membuat keributan di Distrik 1, Kihyeon memutuskan untuk kembali melarikan diri. Karena jika dia kembali ke Distrik 9 sekarang, maka identitasnya sebagai pembunuh dari Kim Dae Shik akan terbongkar. Menatap lurus ke arah timur, perlahan netra Kihyeon menyipit ketika cahaya matahari menjadi semakin kuat di setiap detiknya. Dan salju putih yang tak lagi beterbangan di udara membuat cahaya dari matahari sedikit memberikan kehangatan pada Kihyeon. "Ke manakah aku harus pergi sekarang?" Bukan untuk sebuah kebingungan, pertanyaan itu Kihyeon lontarkan sebagai penentu hatinya. Dia bisa pergi ke mana pun, namun ia tak bisa pergi terlalu jauh ketika jiwanya masih terikat dengan Distrik 9. Meninggalkan Kihyeon. Kembali ke Distrik 1 di mana keributan yang di harapkan Hwang Kihyeon benar-benar terjadi. Seorang perwira militer yang terlihat masih sangat muda berlari menuju Camp militer Distrik 1. Dan langkah perwira itu sempat terhenti oleh teguran rekannya. "Ada apa?" "Masalah besar," ucap perwira itu dengan tegas sembari menunjukkan seragam militer yang berada di tangannya. Perwira itu lantas segera memasuki Camp militer dengan langkah yang terburu-buru. Di sana ia bertemu dengan Kolonel Shin Seung Ok di sebuah ruangan. Kolonel Shin Seung Ok lantas menegur bawahannya itu, "ada masalah apa? Kenapa kau datang dengan wajah seperti itu?" "Sepertinya kita mendapatkan masalah, Kolonel." Sebelah alis Kolonel Shin Seung Ok terangkat. "Masalah apa yang kau maksud?" Perwira muda itu lantas menyerahkan seragam militer yang ia temukan di pintu masuk distrik sembari memberikan penjelasan kepada sang atasan. "Kami menemukannya tergantung di pintu masuk distrik pagi ini." "Milik siapa ini?" "Seragam militer itu adalah milik Kolonel Kim Dae Shik." Kolonel Shin Seung Ok tentu saja terkejut. Pria itu langsung mengambil seragam militer tersebut dan memeriksanya sendiri. Pria itu tertegun ketika mendapati nama Kim Dae Shik berada dalam seragam itu. "Di mana Kim Dae Shik sekarang?" Perwira itu menggeleng. Kolonel Shin Seung Ok lantas meninggalkan tempat itu dengan langkah yang terburu-buru sembari membawa seragam militer milik Kim Dae Shik. Shin Seung Ok memasuki ruangan di mana Shin Dong Yeup berada. Tanpa basa-basi, ia segera menegur rekannya itu. "Di mana Kim Dae Shik?" Shin Dong Yeup tentunya merasa heran. "Ada apa? Aku belum melihatnya sejak semalam." Shin Seung Ok membanting seragam militer milik Kim Dae Shik ke atas meja yang tentunya menjadi pertanyaan besar bagi Shin Dong Yeup. "Apa ini?" Shin Seung Ok berucap dengan amarah yang tertahan, "baju itu adalah milik Kim Dae Shik, mereka menemukannya di pintu masuk distrik." "Apa?" Shin Dong Yeup tertegun, kedua alis pria itu saling bertautan dan ia pun beranjak berdiri. "Bagaimana bisa? Terakhir dia mengatakan akan melihat lokasi." Pintu tiba-tiba terbuka dengan kasar dari luar. Seorang perwira dengan jabatan lebih rendah masuk dengan wajah yang panik. "Celaka, Kolonel. Kita mendapatkan kabar buruk." "Kabar buruk apa yang kau maksud?" Shin Seung Ok berucap sedikit marah. "Mereka sudah menemukan keberadaan Kolonel Kim Dae Shik." "Di mana?" "Di area pembangunan 49. Tapi ..." perwira itu tampak ragu. "Cepat bicara!" tuntut Shin Seung Ok. Perwira itu berucap dengan penuh sesal, "Kolonel Kim Dae Shik, sudah tewas saat ditemukan bersama dua perwira lainnya." Kedua perwira dengan pangkat tertinggi di sana tentu saja sangat terkejut. Sempat terperangah sebelum keduanya bergegas meninggalkan ruangan itu dengan langkah yang tampak terburu-buru. DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL Mobil yang dikendarai oleh Shin Dong Yeup sampai di area pembangunan 49. Rencananya di tempat itu akan didirikan sebuah pabrik, dan kemarin Kim Dae Shik berpamitan untuk memeriksa tempat itu. Namun sayangnya dia tidak pernah kembali setelah menyebut nama Hwang Kihyeon. Shin Seung Ok turun lebih dulu dan segera menghampiri anak buahnya, sementara Shin Dong Yeup segera menyusul. Para perwira dengan jabatan yang lebih rendah itu segera menyingkir, memberikan jalan untuk kedua Komandan mereka. Dan pada akhirnya pandangan Shin Seung Ok berhasil menemukan sosok Kim Dae Shik yang sudah tidak bernyawa terlebih dulu. "Apa yang sudah terjadi?" Shin Dong Yeup yang datang dari balik punggung Shin Seung Ok menegur. Perwakilan dari anak buah mereka angkat bicara, "mereka diserang. Kolonel Kim Dae Shik tewas akibat luka di bagian kepala. Tapi ... kalian harus melihat ini, Kolonel." Pria itu mengarahkan kedua atasannya ke depan mobil. Dan saat itulah pandangan dari kedua perwira militer bermarga Shin itu menemukan tulisan yang dibuat oleh Hwang Kihyeon menggunakan darah Kim Dae Shik. Shin Seung Ok mendekat agar bisa lebih jelas membaca tulisan itu. "Dia menulisnya dengan darah?" gumam Shin Dong Yeup. "Kau akan mati jika memanggil namaku," ucap Shin Seung Ok, membaca penggalan dari kalimat yang tertulis pada kaca mobil. Pria itu kemudian berucap tenang namun penuh dengan penekanan, "lancang sekali! Siapa yang berani mempermainkan militer seperti ini?" "Tutup semua akses keluar-masuk distrik," ujar Shin Dong Yeup yang ditujukan untuk anak buahnya. Shin Seung Ok menyahut, "percuma saja. Dia tidak akan tinggal di Distrik 1 setelah melakukan ini semua." Saat itu Kang Woo Sang datang dan sangat terkejut melihat rekannya yang sudah tewas. "Apa yang terjadi di sini?" tegur Kang Woo Sang dengan wajah yang tampak bingung. Shin Seung Ok berbicara dengan tegas, "evakuasi jasad mereka dan segera kembali ke Camp." "Baik, Pak." Shin Seung Ok lantas meninggalkan mereka, diikuti oleh Shin Dong Yeup yang memberikan isyarat pada Kang Woo Sang agar pria itu mengikuti mereka. Berdiri di samping mobil, mereka mengatakan rapat darurat di sana ketika mereka tak bisa menutupi kemarahan sekaligus kekhawatiran tentang apa yang terjadi pada rekan mereka. "Kau mencurigai seseorang, Kakak?" tegur Shin Dong Yeup kepada Shin Seung Ok. "Bagaimana dengan Hwang Kihyeon? Apa anak itu sudah kembali ke Distrik 9?" Kedua orang di hadapannya tampak terkejut ketika Shin Seung Ok menanyakan perihal Hwang Kihyeon. Kang Woo Sang lantas menegur, "kau berpikir bahwa anak itu yang melakukannya pada Kim Dae Shik?" Shin Dong Yeup menyahut, "tidak mungkin. Hingga detik ini tidak ada kabar dari anak itu. Lagi pula tidak mungkin Kim Dae Shik mati di tangan anak itu." "Kita tidak bisa menutup semua kecurigaan selama belum menemukan motif tentang penyerangan ini. Jangan biarkan Komandan Jeon mendengar hal ini. Kita harus segera menyelesaikan masalah ini." Keduanya setuju dengan ucapan Shin Seung Ok. Dan mereka pun kembali ke mobil dan bergegas meninggalkan tempat itu. Namun dalam perjalanan, Shin Seung Ok masih sangat terganggu atas apa yang terjadi pagi itu. "Sebelum musim dingin berakhir, cobalah temukan aku ..." kalimat yang terus terngiang di dalam pendengaran Shin Seung Ok. Seakan kalimat itu telah mengutuk siapapun yang membacanya. Batin Shin Seung Ok terusik, merasa tak tenang setelah ada orang yang dengan berani mengibarkan bendera perang dengan militer. Ia tak ingin memikirkan Hwang Kihyeon, namun entah kenapa nama pemuda itu tiba-tiba muncul dalam pikirannya. "Kau akan mati, jika memanggil namaku ..." "Siapakah ... nama yang kau miliki?" batin Shin Seung Ok, membawa serta kutukan Hwang Kihyeon dalam setiap langkahnya. Benarkah ia akan bernasib sama seperti Kim Dae Shik jika pada akhirnya dia memanggil nama pemuda itu? DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD