Chapter 23

1782 Words
Berita tentang kematian salah satu perwira tinggi pada akhirnya sampai di Distrik 9. Kali ini bukan Son Geun Woo yang mendatangi Hwang Sejin, melainkan Sejin sendirilah yang menghampiri pria itu di kediamannya. Saat Sejin menjangkau halaman, saat itu Hyeon Woo keluar dari rumah. Pemuda itu sempat memberikan salam kepada rekan kerja ayahnya itu. "Hyeon Woo, di mana ayahmu?" tegur Sejin. "Ayah ada di dalam," jawab Hyeon Woo dan terlihat sedikit bingung ketika melihat Sejin berjalan memasuki rumahnya dengan terburu-buru. Tak ambil pusing dengan urusan orang dewasa, Hyeon Woo pun melanjutkan langkahnya. Kembali pada tujuan awalnya meninggalkan rumah pagi itu. "Kakak, Kak Geun Woo," panggil Sejin dengan sedikit panik. Tak begitu khawatir akan mengganggu sang pemilik rumah, mengingat bahwa Geun Woo hanya tinggal bersama putranya. Geun Woo yang mendengar suara yang sangat ia kenal lantas segera meninggalkan dapur, bergegas menuju ruang tamu. "Ada apa? Kenapa? Kenapa kau ada di sini dengan wajah sepanik itu?" "Kim Dae Shik di temukan tewas di Distrik 1." Dahi Geun Woo mengernyit. "Kim Dae Shik? Siapa?" Ayah Hyeon Woo tampaknya belum bisa mengingat nama yang baru saja disebutkan oleh Sejin pun terlihat bingung. "Kolonel Kim Dae Shik dari Distrik 1." Batin Geun Woo tersentak. "Tunggu sebentar." Geun Woo berjalan menuju kamar putranya sembari menegur, "Hyeon Woo, kau masih di dalam?" "Aku berpapasan dengannya di depan," sahut Sejin. Mendengar hal itu, Geun Woo lantas kembali menghampiri Sejin. Bukan apa-apa, dia hanya ingin menjaga putranya agar putranya itu tidak terlibat dengan apapun yang berhubungan dengan pemerintah. "Duduklah dulu." Keduanya lantas duduk berhadapan di ruang tamu. Dan Geun Woo memulai pembicaraan serius dengan tenang untuk meredakan kepanikan dari rekannya itu. "Sekarang bicaralah dengan tenang." "Mereka mengatakan bahwa Kim Dae Shik terbunuh di area pembangunan 49." "Area pembangunan 49?" Sejin mengangguk. "Bukankah itu hanya tanah lapang yang kosong. Tapi ... kenapa kau menjadi sepanik ini?" "Di mana putraku? Di mana Kihyeon sekarang?" Batin Geun Woo sempat tersentak sebelum akhirnya terlihat gugup. Sebelumnya Sejin meminta tolong pada Geun Woo untuk memastikan apakah Kihyeon masih berada di Pulau Jeju atau tidak. Dan fakta yang didapatkan oleh Geun Woo semalam membuatnya sedikit gugup saat berbicara dengan Sejin. Tak mendapatkan jawaban, Sejin kembali menegur, "Kak Geun Woo." "Tidak, kenapa kau—" raut wajah Geun Woo tiba-tiba menunjukkan keterkejutan. "Jangan bilang jika kau sedang mencurigai putramu." "Kak Geun Woo sudah mendapatkan kabar? Di mana putraku sekarang?" Sejin justru menghindari pertanyaan Geun Woo. Geun Woo berucap dengan ragu, "sebenarnya ... aku mendengar kabar bahwa Kihyeon sudah meninggalkan Pulau Jeju." Sejin terperangah, tak ingin percaya terhadap ucapan Geun Woo. Dan hal itu justru membuat kekhawatiran pria itu semakin bertambah besar. Tak ingin Sejin salah paham terhadap Kihyeon, Geun Woo segera berbicara kembali. "Tapi hal itu tidak bisa membuktikan bahwa Kihyeon yang telah melakukannya. Kau tidak berpikir bahwa putramu bisa melakukannya, kan?" Geun Woo menunggu jawaban yang tak kunjung datang dari Sejin. "Hwang Sejin." "Tidak mungkin putraku sanggup melakukannya, bukan?" gumam Sejin yang tampak meragukan ucapannya sendiri. "Tentu saja!" ujar Geun Woo penuh keyakinan. "Kau pikir putramu bisa melakukannya. Kihyeon memiliki hati yang lembut, dia tidak akan bisa membunuh orang. Kau mengenal dengan baik bagaimana putramu itu. Membunuh perwira militer berpangkat Kolonel ... apa yang sudah kau pikirkan tentang putramu? Sadarlah dan berpikirlah dengan lebih jernih." Sejin kembali memandang Geun Woo. "Lalu di mana dia sekarang? Kenapa dia meninggalkan Pulau Jeju tanpa memberitahu siapapun? Di mana dia tinggal dan apa yang dia lakukan? Kenapa dia tidak langsung kembali ke distrik?" "Kau bisa menemukan jawaban itu saat dia kembali kemari. Dia pasti akan kembali, kau hanya perlu menunggu." "Aku tidak pernah mengharapkan dia akan kembali," sahut Sejin bernada menyesal. "Kihyeon sekarang sudah dewasa, kau tidak mungkin memperlakukannya sama seperti dulu. Jika memang dia kembali ... jangan mengusirnya jika dia ingin menetap di sini." "Kak Geun Woo—" "Hwang Sejin," Geun Woo menghentikan ucapan Sejin. "Semakin kau berusaha keras untuk mengasingkan putramu, dia akan semakin ingin tahu alasan kenapa dia harus menerima semua ini. Kali ini ... jangan memaksa Kihyeon untuk berjalan di jalan yang kau inginkan. Berikan dia sedikit kebebasan untuk melihat jalannya sendiri." "Bagaimana jika pada akhirnya dia berakhir seperti Kijeon? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa melindungi Kijeon, tapi setidaknya aku tidak akan membiarkan Kihyeon mengikuti jalan yang pernah ditempuh oleh kakaknya." "Hyeon Woo akan memastikan bahwa Kihyeon bisa menjalani kehidupan yang berbeda dengan Kijeon. Kau hanya perlu percaya pada putramu sendiri, dengan begitu mereka tidak akan menjauh darimu." Geun Woo sangat memahami kekhawatiran Sejin terhadap Kihyeon, namun ia juga tak bisa mendukung keinginan Sejin yang berniat membuang putranya sendiri. Karena bagaimana pun juga Kijeon bernasib seperti itu karena tinggal jauh dari keluarganya. Geun Woo hanya mencoba untuk setidaknya sedikit memperbaiki hubungan antara Sejin dengan Kihyeon. Bagi Geun Woo akan lebih mudah memberikan pengertian sedikit demi sedikit pada Kihyeon dibandingkan dengan membiarkan pemuda itu mencari tahu sendiri tentang apa yang tidak boleh ia jamah dalam hidupnya. Meski Geun Woo pun tidak yakin bahwa putranya bisa menangani Kihyeon, namun Geun Woo memilih untuk menaruh kepercayaan terhadap putranya. Selama Kihyeon tidak tahu apa yang terjadi pada Kijeon, dia pikir semua akan baik-baik saja. Namun apa yang ia percayai justru berkebalikan dengan apa yang terjadi. Geun Woo meyakini bahwa Kihyeon tidak tahu insiden sebenarnya di hari kematian Kijeon, namun pada kenyataannya Kihyeon mengetahui semuanya. Geun Woo berpikir bahwa hati Kihyeon terlalu lembut untuk bisa membunuh orang. Namun pada kenyataannya dengan hati lembutnya itu, Kihyeon mengambil nyawa tiga orang sekaligus dalam satu hari. Hanya dengan fakta itu, bisakah mereka menaruh kepercayaan terhadap pemuda itu. Dan di antara semua hal yang simpang siur, sebuah fakta berada di antaranya. Kihyeon berbeda dengan Kijeon. Benar-benar berbeda. Sekeras apapun tekad yang dimiliki oleh Kijeon, pemuda itu tidak akan mampu untuk mengambil nyawa seseorang. Namun hal itu tidak berlaku bagi Kihyeon. Selembut apapun hati pemuda itu. Hwang Kihyeon bisa mengambil nyawa seseorang di mana pun dan kapan pun. Ketika mereka memanggil namanya untuk mengutuknya, saat itulah iblis yang hidup di dalam hati Kihyeon bangkit. Monster yang bahkan Chang Kyun sendiri tidak pernah menjumpainya. Hwang Kihyeon benar-benar menjadi orang yang berbeda dengan tiga tahun yang lalu. Dia berbeda dengan Hwang Kijeon. Dan bahkan rahasia yang ia miliki jauh lebih mengerikan dibandingkan dengan rahasia yang pernah dimiliki oleh Hwang Kijeon. DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL Para pemuda Distrik 9 pagi itu berkumpul di kedai tempat mereka biasa berkumpul. Hyeon Woo menjadi orang yang terakhir bergabung pagi itu dan sudah merasakan suasana yang cukup tak bersahabat pagi itu. "Ada apa ini?" tegur Hyeon Woo sembari menempatkan diri duduk di samping Hyung Won. Joo Heon menegur, "Kak Son belum mendengar kabar dari Distrik 1?" "Kabar apa?" Hoseok menyahut, "salah satu perwira tinggi militer Distrik 1 tewas di bunuh." Hyeon Woo tampak terkejut, reaksi yang sama juga di tunjukkan oleh rekan-rekannya saat mendengar kabar itu. "Di mana dan siapa pelakunya?" "Area pembangunan 49 Distrik 1, untuk pelakunya belum diketahui," ucap Hoseok. Sedari tadi para pemuda itu sibuk dengan pemikiran masing-masing, dan beberapa di antara mereka tampaknya memiliki pemikiran yang sama. Joo Heon lantas menjadi orang pertama yang mengungkapkan isi hasil dari pemikirannya, "tidak mungkin kak Hwang, kan, yang melakukannya?" Seluruh pasang mata lantas segera mengarah pada Joo Heon, meski pada kenyataannya bukan hanya pemuda itu yang memiliki pemikiran semacam itu. Han Min Hyeok dan Shin Chang Kyun yang memilih untuk berdiam diri sejak awal pun juga langsung memikirkan Kihyeon sejak kali pertama mendengar kabar kematian Kim Dae Shik. Hoseok segera menyangkal, "tidak mungkin, untuk alasan apa sehingga Kihyeon melakukan hal itu? Lagi pula apa masuk akal jika Kihyeon bisa membunuh orang?" Berkat ucapan Hoseok, semua orang kini menjatuhkan pandangan mereka pada Chang Kyun. Sementara Chang Kyun tak menunjukkan reaksi apapun meski ia seakan tengah dijadikan sebagai tersangka di sana. Hyeon Woo kemudian menegur Chang Kyun, "bagaimana menurutmu, Chang Kyun? Apa kau berpikir bahwa Kihyeon bisa melakukannya?" "Kenapa kalian menanyakan hal itu padaku?" sahut Chang Kyun. Joo Heon menimpali, "karena kau yang selama ini tinggal bersamanya di Pulau Jeju. Kau pasti tahu apa saja yang dia lakukan selama dia tinggal di sana. Apa mungkin ...kak Hwang belajar menggunakan senjata api selama tinggal di sana?" Chang Kyun segera memberikan penjelasan untuk menghentikan kesalahpahaman di sana, meski sebenarnya dia meragukan bahwa Kihyeon tidak terlibat dalam insiden pembunuhan di area pembangunan 49 Distrik 1. "Universitas Cheju Halla, kami mendaftar di perguruan tinggi itu." "Lalu apa hubungannya dengan itu?" tanya Hoseok. Chang Kyun memberikan penjelasan, "perguruan tinggi itu fokus pada bidang kedokteran. Kami mempelajari bagaimana cara menyembuhkan, bukan membunuh." Joo Heon berpendapat, "terdengar masuk akal, aku juga ragu jika kak Hwang bisa melakukan hal semacam itu. Tapi sebenarnya apa yang dilakukanya sekarang? Di mana dia dan kenapa dia tidak kembali ke Distrik 9?" Semua orang setuju dengan pendapat Joo Heon. Namun saat itu pandangan Hyung Won mengarah pada Min Hyeok yang justru terlihat tengah mempertimbangkan sesuatu. Hyung Won kemudian menengahi, "siapapun pelakunya. Mulai sekarang sampai beberapa minggu ke depan, kita harus lebih berhati-hati. Jangan sampai kita dijadikan kambing hitam oleh militer Distrik 1." "Benar. Di saat seperti ini, mereka pasti akan mencurigai kita. Terlepas dari siapapun pelakunya, mulai sekarang kita tidak boleh membicarakan Kihyeon dengan sembarangan," sahut Hyeon Woo. Diam-diam Min Hyeok memperhatikan Chang Kyun. Sebenarnya selama ini ia menaruh kecurigaan terhadap Chang Kyun. Entah kenapa perasaan Min Hyeok mengatakan bahwa Chang Kyun juga terlibat dalam pelarian Kihyeon. Namun Min Hyeok tidak memiliki bukti untuk bisa menyudutkan Chang Kyun dan membuat pemuda itu mengatakan di mana keberadaan Kihyeon saat ini serta apa yang tengah dilakukan oleh pemuda itu saat ini. Namun di saat Min Hyeok tenggelam akan pemikirannya tentang Chang Kyun, pemuda itu tak menyadari bahwa ada satu orang yang tengah memperhatikannya. Dan tidak akan ada orang yang melakukannya selain Jang Hyung Won. Sama seperti Min Hyeok yang berpikir bahwa Chang Kyun tengah merahasiakan sesuatu. Hyung Won pun berpikir bahwa Min Hyeok menyimpan rahasia yang lebih besar lagi. Bahkan pemikiran pemuda itu jauh lebih misterius dari pada yang dibayangkan. Dan karena insiden di area pembangunan 49 Distrik 1, pertemuan mereka dengan Kihyeon akan kembali diundur. Karena Kihyeon tidak akan melakukan aksi bunuh diri dengan kembali ke Distrik 9 saat ini. Hal itu juga membuat Chang Kyun harus bertahan sedikit lebih lama terhadap kecurigaan Min Hyeok. Bisakah hubungan mereka tetap berjalan baik-baik saja ketika mereka saling menaruh kecurigaan dibandingkan dengan menyelesaikan kesalahpahaman yang ada? Bisakah Kihyeon kembali sesuai dengan apa yang diharapkan? Tapi bukankah semuanya tergantung pada keputusan Kihyeon? Akankah pemuda itu memutuskan untuk kembali atau justru memulai kehidupan yang lebih baik di tempat baru ketika dendamnya atas kematian sang kakak telah terbalaskan? Tempat apakah yang setelah ini akan dituju oleh Hwang Kihyeon jika itu bukanlah Distrik 9? Mungkinkah janji itu hanya diingat oleh Han Min Hyeok seorang? DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD