Chapter 58

1290 Words
1976. Hujan di akhir musim gugur mengguyur Distrik 9. Sore itu Seo Hye baru saja kembali ke Distrik 9. Tak membawa payung, Seo Hye harus menepi hingga hujan mereda. Dan ketika hujan telah menyisakan gerimis tipis, Seo Hye kembali melanjutkan perjalanan. Namun ketika hendak melewati Kantor Kepala Distrik langkah Seo Hye terhenti. Raut wajah terkejut hingga perasaan takut yang terlihat dalam sorot mata wanita muda itu terlihat setelah netranya menemukan sosok Shin Seung Ok yang berada di halaman Kantor Kepala Distrik. Shin Seung Ok, pria yang datang ke rumah Seo Hye dan membunuh kedua orang tua gadis itu. Seo Hye masih mengingat dengan jelas wajah orang yang telah membunuh kedua orang tuanya. Seo Hye melangkah mundur sebelum berlari meninggalkan tempat itu. Dengan napas yang terdengar memburu, Seo Hye memasuki rumahnya dan terdiam sejenak, bersandar pada pintu guna mengendalikan perasaannya. Namun semakin lama sudut hatinya semakin terasa sakit hingga ketakutan yang sempat terlihat dalam sorot mata gadis itu berubah menjadi perasaan marah. Seo Hye menjatuhkan tasnya dan berjalan dengan langkah yang terburu-buru menuju dapur. Di sana Seo Hye mendapatkan sebilah pisau sebelum ia meninggalkan rumah. Kembali ke tempat di mana dia melihat Shin Seung Ok sebelumnya. Melewati persimpangan di dekat Kantor Kepala Distrik, Kihyeon yang baru saja dari rumah Hyeon Woo menghentikan langkahnya ketika melihat Seo Hye lewat di depannya. Tanpa menyadari sikap Seo Hye yang berbeda dari biasanya, seulas senyum lebar melukis wajah pemuda itu. Membimbing langkahnya untuk menyusul sang pujaan hati. Di bawah payung hitam yang berada di tangannya, Kihyeon mengikuti langkah Seo Hye hingga tanpa sadar mereka hampir sampai di Kantor Kepala Distrik, di mana di tempat itu Shin Seung Ok masih berada di sana. Langkah Kihyeon semakin dekat. Senyum yang kembali melebar terukir dengan sempurna. Tangan kiri Kihyeon terangkat, meraih pergelangan tangan Seo Hye. Terlalu kuat menggunakan kekuatannya sehingga Seo Hye langsung berbalik. Tanpa memberikan kesempatan bagi dirinya sendiri untuk memahami garis wajah Seo Hye, Kihyeon langsung memeluk gadis itu. Berniat memberikan kejutan manis pada gadis itu, namun justru berakhir dengan mengejutkan dirinya sendiri. Kalimat sapaan yang harusnya keluar dari mulut Kihyeon urung terdengar ketika garis senyum di wajah pemuda itu memudar dan menghilang dalam waktu yang sangat singkat. Payung di tangan kanan terlepas, tergeletak di jalanan bersamaan dengan darah yang menetes dari tangan yang bersimbah darah. Perasaan tak asing itu, Kihyeon tahu bahwa sesuatu yang tajam telah merobek kulit di area perut bagian sampingnya. Seo Hye segera menjauh dan melepaskan belati yang kini bersarang pada perut Kihyeon. Gadis itu sangat terkejut, merasakan ketakutan yang lebih besar ketika ia justru berakhir dengan melukai Kihyeon. Pandangan Kihyeon terjatuh pada tangannya yang menahan belati di perutnya, begitupun dengan Seo Hye yang melihat tangannya sendiri. Kihyeon lantas kembali memandang Seo Hye dengan tatapan bertanya, bermaksud menanyakan tujuan gadis muda itu hingga sebuah pisau harus berakhir dengan menusuk perutnya. Namun saat itu pandangan Kihyeon bertemu dengan Shin Seung Ok. Tak begitu lama karena perhatian Kihyeon langsung teralihkan oleh Seo Hye yang melangkah mundur. Menyadari bahwa Shin Seung Ok berjalan ke arah mereka, tangan Kihyeon yang terbebas menarik lengan Seo Hye dan kembali memeluk gadis muda yang tampak ketakutan itu. "Tidak apa-apa ... tenangkan dirimu," gumam Kihyeon tepat di samping telinga Seo Hye. Seo Hye hendak menjauh dari Kihyeon, namun Kihyeon justru semakin mendekapnya sembari menahan rasa sakit yang mulai menjalar ke bagian yang bahkan tak terluka. "Tunggu sebentar. Aku akan hancur jika kau meninggalkan aku." Tangan Kihyeon yang sedikit gemetar mencoba mendekap Seo Hye, sementara Seo Hye menangis tanpa suara dengan kedua tangan yang terkepal. Kihyeon semakin mendekap Seo Hye ketika Shin Seung Ok bersama dua perwira muda lainnya semakin mendekati tempat keduanya. Kihyeon tidak mengenal Shin Seung Ok, dan bahkan itu adalah pertemuan pertama mereka. Namun hal itu tidak berlaku bagi Shin Seung Ok. Meski ini adalah kali pertama mereka bertemu, namun pria itu telah mengawasi Kihyeon sejak lama. Namun sayangnya ia tidak bisa membuat perhitungan dengan pemuda yang telah membunuh rekannya ketika mereka berada di Distrik 9. Tatapan tajam keduanya saling bertemu. Kihyeon mencoba untuk tidak goyah karena rasa sakit yang diderita oleh fisiknya ketika Shin Seung Ok berdiri tepat di hadapannya. "Tutup matamu," gumam Kihyeon yang hanya mampu didengar oleh Seo Hye. Seo Hye menurut, memejamkan matanya kuat-kuat. Shin Seung Ok memperhatikan Kihyeon, namun apa yang kini terjadi pada Kihyeon berhasil luput dari pandangannya. Shin Seung Ok kemudian berkata, "pernahkah kita bertemu sebelumnya, Anak Muda? Wajahmu terlihat tidak asing." Sudut bibir Kihyeon tersungging. Berusaha untuk mengendalikan rasa sakit yang bertambah parah. Kihyeon menyahut, "entahlah, aku tidak peduli dengan hal itu." Dahi Kihyeon sedikit mengernyit ketika ia menyadari pergerakan Seo Hye yang menunjukkan perasaan marah. Dan dari situ Kihyeon menyimpulkan bahwa pisau yang kini bersarang pada perutnya ditujukan untuk pria asing di hadapannya itu. "Siapa namamu?" tanya Shin Seung Ok sekali lagi. "Jangan pernah memanggil namaku," balas Kihyeon. "Hwang Kihyeon," Shin Seung Ok menyela dengan seulas senyum di wajahnya. "Aku akan mengingat wajahmu. Jika kau memiliki waktu luang, datanglah ke Distrik 1. Aku mungkin akan membuatkan teh yang manis untukmu." Shin Seung Ok kemudian berjalan melewati Kihyeon bersama dua anak buahnya. Dan setelah merasa bahwa ketiga perwira itu telah pergi, Kihyeon melepaskan Seo Hye namun dengan tangan yang tetap memegang bahu Seo Hye. "Maaf ..." lirih Seo Hye. Kihyeon tersenyum. "Pulanglah." "Apa maksudmu? Kita harus segera pergi ke klinik." Seo Hye mulai panik. Seo Hye langsung memekik ketika Kihyeon tiba-tiba mencabut belati itu. Dan dengan cepat Seo Hye menahan lengan Kihyeon. "Apa yang kau lakukan?" Tangan Kihyeon yang berlumuran darah menjatuhkan belati itu ke jalanan. Merasa cukup kesulitan untuk bertahan, Kihyeon sedikit bersandar pada Seo Hye. Dan tangannya yang bersimbah darah itu kembali menekan luka tusuk di perutnya yang mengeluarkan darah semakin banyak. Saat itu kebetulan Hyung Won yang hendak pergi ke Kantor Kepala Distrik melihat keduanya. Melihat ada hal yang salah dengan Kihyeon, Hyung Won segera menghampiri keduanya. Dan ketika melihat keadaan Kihyeon, Hyung Won langsung menahan bahu Kihyeon. "Apa yang terjadi?" tegur Hyung Won, ditujukan untuk Seo Hye. "Bantu aku membawanya ke klinik," ucap Seo Hye dengan panik. Hyung Won segera menaruh Kihyeon di punggungnya, menggendong pemuda itu pergi ke klinik dengan langkah yang terburu-buru. DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL Chang Kyun dan Hoseok tengah memasukkan pasokan obat-obatan ke klinik. Dan kala itu Hoseok menghentikan pekerjaannya ketika melihat kedatangan Hyung Won dan Seo Hye dari kejauhan. "Ada apa dengan mereka?" ucap Hoseok. Chang Kyun turut menghentikan pekerjaannya dan memandang ke tempat yang dimaksud oleh Hoseok. Namun bukanlah Hyung Won ataupun Seo Hye yang berhasil menarik perhatian Chang Kyun, melainkan sosok Kihyeon yang berada di punggung Hyung Won. Menyadari sesuatu yang buruk telah terjadi pada Kihyeon, Chang Kyun meninggalkan pekerjaannya untuk menghampiri ketiga orang yang datang. "Apa yang terjadi?" tegur Chang Kyun menghadang jalan keduanya. "Kak Hwang mengalami pendarahan," cepat panggilkan Pak Han. "Bawa dia masuk." Menyembunyikan perasaan khawatirnya, Chang Kyun berjalan mendahului ketiganya. Hoseok yang baru menyadari apa yang terjadi pun turut memasuki klinik. dan di tempat itu Kihyeon mendapatkan penanganan. Bukan dari orang lain, melainkan dari Chang Kyun sendiri. Sementara kedua rekannya menunggu di luar. Hoseok pergi mencarikan baju ganti untuk Hyung Won karena bagian punggung Hyung Won terkena darah Kihyeon, sehingga di sana hanya menyisakan Hyung Won dan Seo Hye. Setelah berhasil menguasai perasaan terkejutnya, Hyung Won berjalan menghampiri Seo Hye yang berdiri dengan resah di depan pintu ruangan di mana Kihyeon mendapatkan perawatan. "Apa yang terjadi?" tegur Hyung Won yang sempat membuat batin Seo Hye tersentak. Seo Hye tampak gugup, merasa ragu untuk mengatakan bahwa dialah yang telah melukai Kihyeon. Tak ingin menuntut, pandangan Hyung Won terjatuh pada kedua tangan Seo Hye yang bersimbah darah. Sempat mempertimbangkan sesuatu, Hyung Won tiba-tiba meraih pergelangan tangan Seo Hye dan langsung membawa gadis itu pergi tanpa mempedulikan keterkejutan gadis itu. DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD