Chapter 57

1628 Words
"Kebenaran yang diketahui oleh Chang Kyun, biarkan kami juga mendengarnya," kata Hyung Won. Kihyeon menjatuhkan pandangannya dan benar-benar tersudut. Dia pikir dia masih memiliki sesuatu untuk dirahasiakan, namun pertanyaan Hyung Won justru mengungkapkan pada semua orang bahwa dia masih memiliki sebuah rahasia. Sejenak membiarkan orang-orang di sekitarnya berpikir apapun tentangnya, Kihyeon kembali mengangkat wajahnya dan langsung memandang Chang Kyun. Kihyeon kemudian bertanya, "kebenaran apa yang sudah kau katakan tentang aku?" "Apa yang sudah kau curi dari Distrik 7?" suara ke tiga menyahut, menarik perhatian semua orang. Kihyeon mempertemukan pandangannya dengan Min Hyeok yang baru saja bersuara. Sebenarnya tanpa perlu diperpanjang lagi, Kihyeon sudah tahu arah pembicaraan mereka. Joo Heon mendekat dengan tatapan menyelidik, menarik sebuah bangku kosong di samping Hyeon Woo, menaruh satu tangannya di atas meja dan berhadapan langsung dengan Kihyeon. Joo Heon bertanya, "Kak Hwang mencuri di Distrik 7?" Tenang namun penuh selidik. Kihyeon kemudian menjawab, "itu bukanlah sesuatu yang penting." "Tidak penting bagi kami?" sahut Hoseok. "Karena kau sudah mengambilnya, kami akan menyimpulkan bahwa barang itu adalah hal yang penting bagimu." "Benar, mari berpikir seperti itu," sahut Joo Heon yang kemudian mengarahkan pandangannya pada Chang Kyun. "Hey, Bocah. Bicaralah dengan jujur, apa yang sudah diambil oleh kakakmu?" "Chang Kyun tidak ada hubungannya dengan hal ini," Kihyeon menyela. Joo Heon kembali memandang Kihyeon. "Lalu Kak Hwang sendiri yang akan memberikan jawaban?" Kihyeon sejenak menggaruk keningnya, namun setelahnya seulas senyum lebar yang tercipta di wajahnya justru berubah menjadi tawa ringan yang membuat rekan-rekannya terlihat heran. "Kau tertawa?" gumam Joo Heon. Menghentikan tawa ringannya, Kihyeon kembali memandang rekan-rekannya dengan segaris senyum yang masih bertahan di wajahnya. Kihyeon berkata, "baiklah, mari jangan menyimpan rahasia setelah ini. Aku mungkin telah menjadi seorang penjahat, tapi aku tidak akan pernah menyerahkan diri atas kejahatan yang aku lakukan." "Lalu apa yang ingin kau lakukan?" sahut Joo Heon dengan cara yang sinis. "Sekarang aku benar-benar tidak bisa lagi meninggalkan Distrik 9." Dahi Hyeon Woo mengernyit. Bukan hanya dirinya, semua orang juga menunjukkan reaksi yang hampir sama atas pernyataan Kihyeon. "Apa maksudmu?" tanya Min Hyeok. "Bukan hanya Distrik 1 ... sekarang Distrik 7 pun menginginkan kepalaku." Semua orang tanpa terkecuali tampak terkejut atas pernyataan Kihyeon. Dan Min Hyeok lah orang pertama yang bereaksi. "Apa maksudmu? Kenapa mereka menginginkan kepalamu?" "Tentu saja karena aku adalah seorang kriminal, tidak ada alasan lain selain satu hal itu." "Apa yang ada di Distrik 7?" Hyung Won tiba-tiba menengahi. "Sebuah tempat yang tidak boleh kami datangi, biarkan kami mengetahui tempat itu kali ini." Kihyeon memandang setiap orang yang berada di sana dengan raut wajah yang tampak mempertimbangkan sesuatu. Dan karena ia tak kunjung berbicara, hal itu membuat Joo Heon tak bisa lagi menunggu. Joo Heon merapat ke meja. Tak lagi memandang dengan tatapan sinis, sikap Joo Heon saat ini terlihat lebih serius. Joo Heon kemudian berkata, "Kak Hwang, kau melupakan siapa kami? Kita tumbuh bersama di pemukiman ini. Kecuali Chang Kyun, kita mengetahui aib satu sama lain. Kau pikir kami akan mengkhianatimu ketika kau mengatakan semuanya pada kami?" "Kau tidak perlu mengkhawatirkan kami, kami bisa melindungi diri kami sendiri." Hoseok menyahut dan perkataannya sekaligus meralat ucapan Joo Heon yang terdengar masih menyudutkan Kihyeon. Kihyeon kemudian berkata, "kalau begitu sekarang putuskan. Kalian akan ikut denganku atau tidak?" Semua orang saling bertukar pandang dalam diam. Bukan keputusan secara berkelompok, kali ini mereka harus mengambil keputusan untuk diri mereka sendiri. Namun bukankah terlalu sulit untuk memutuskan ketika mereka tidak tahu apa yang tengah direncanakan oleh Kihyeon. "Ke mana?" ucap Joo Heon ketika tak ada orang yang berbicara. "Ke tempat yang akan membuatmu menangis," jawab Kihyeon. Dengan dahi yang mengernyit Joo Heon menarik tubuhnya menjauh dari meja dan memandang rekan-rekannya. Joo Heon kemudian bergumam, "aku bukan pria yang cengeng, aku belum tentu menangis meski seseorang mengambil satu tanganku." "Kaulah yang paling sering menangis saat kecil," sahut Hoseok. "Aku ikut," celetuk Hyung Won yang langsung menarik perhatian semua orang. Kihyeon menatap ragu. Ini adalah pertemuan pertama sejak mereka berpisah malam itu dan Kihyeon masih belum bisa memahami pemikiran pemuda itu. Kihyeon kemudian bertanya, "jika seandainya aku ingin melawan ayahmu, apa kau akan tetap ikut denganku?" "Aku mungkin akan membunuhmu jika kau membunuh ayahku," balas Hyung Won dan berhasil mengejutkan semua orang kecuali Kihyeon. Min Hyeok memperhatikan keduanya bergantian ketika tak ada ucapan yang terdengar setelahnya. Entah kenapa Min Hyeok merasa bahwa telah terjadi sesuatu antara keduanya. Dan di saat semua orang tak melihat peluang untuk menengahi ketegangan yang perlahan tercipta karena ucapan kedua orang itu, Hyeon Woo sebagai kakak tertua memanfaatkan posisinya dengan baik. "Kau berniat membunuh seseorang?" Semua pandangan mengarah pada Kihyeon seiring dengan pertanyaan yang ditujukan pada Kihyeon tersebut. Kihyeon menggeleng. "Aku tidak merencanakan apapun." "Aku ikut." Min Hyeok menyahut, memutuskan untuk mengakhiri dengan cepat. "Aku juga ikut," Hoseok turut mengambil keputusan. "Kak Son?" tegur Joo Heon. "Aku tidak memiliki alasan untuk pergi sendirian." Joo Heon kemudian mengarahkan pandangannya pada Kihyeon. "Jangan membuat kami menangis." Kihyeon tersenyum tipis dan saat itu pandangannya bertemu dengan Chang Kyun, satu orang yang belum memutuskan. Namun tanpa perkataan dari pemuda itu, semua orang sudah tahu bahwa pemuda itu tidak akan meninggalkan Kihyeon. Kihyeon kemudian kembali memandang rekan-rekannya dan berucap tanpa keraguan, "sebuah keajaiban ... kalian akan menemukannya di Distrik 7. Tapi begitu kalian masuk, itu mungkin saja bisa menjadi bencana." "Apa maksudmu?" tegur Hoseok. "Divisi Infanteri 9 berkuasa atas Distrik 1 dan beberapa distrik lainnya. Tapi mereka tidak memiliki kekuasaan di Distrik 7." Min Hyeok menyahut, "kau ingin mengatakan bahwa ada yang lebih berkuasa dari mereka?" "Distrik 7 sudah lama jatuh ke tangan militer. Setiap perubahan yang terjadi di Distrik 7 semua atas persetujuan dari pihak militer." "Mereka hanya membuka jalan," celetuk Hyung Won yang lantas bertemu padang dengan Kihyeon. "Kau sudah tahu?" tegur Kihyeon. "Hanya menebak," jawab Hyung Won. Joo Heon berucap penuh pertimbangan, "sesuatu yang lebih berkuasa dari militer? Sesuatu yang bekerja langsung di bawah pemerintahan?" "Pusat Penelitian Distrik 7.' Satu pernyataan dari Kihyeon, membuka jalan menuju masa yang menyulitkan bagi mereka yang mengikuti jalan pemuda itu. DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL Hyun Jeong kini duduk di ruang tamu rumah Seo Hye, sementara Seo Hye berada di kamarnya. Sudah beberapa menit sejak keduanya memasuki bangunan itu dan tak ada perkataan yang terlontar dari keduanya. Hyun Jeong menunggu sang tuan rumah untuk memulai pembicaraan terlebih dulu, namun meski pintu kamar tetap dibiarkan terbuka, Hyun Jeong tak bisa melihat sosok Seo Hye. Merasa sudah cukup baginya untuk menunggu, Hyun Jeong kemudian beranjak dari duduknya. Sekedar melihat-lihat ruangan tempat ia berada sekarang. Hyun Jeong kemudian memberikan teguran pertamanya meski orang yang ia maksud berada di luar jangkauan pandangannya. "Agassi, kau tidak ingin berbicara denganku? Maaf jika aku kurang ajar, tapi sepertinya Agassi memiliki sesuatu untuk ditanyakan padaku." Seo Hye yang kala itu duduk di dekat jendela mengarahkan pandangannya ke pintu. Masih terlihat kesal, Seo Hye belum sepenuhnya mendapatkan penjelasan dari Kihyeon ketika rekan-rekan Kihyeon datang. Hyun Jeong berjalan ke sudut lain. "Aku pikir Kihyeon tidak menjalin hubungan dengan siapapun. Sekarang aku merasa bersalah setelah mengizinkan dia tinggal di rumahku." Batin Seo Hye tersentak, tatapan wanita itu menajam. Menegaskan bahwa dia belum mendengar hal itu dari Kihyeon. Seo Hye beranjak dari duduknya, dan bersamaan dengan itu pintu depan terbuka. Netra Kihyeon melebar ketika menemukan Hyun Jeong yang hendak mengambil bunga Bukit Terlarang yang ditanam di dalam pot oleh Seo Hye. Kihyeon bergegas menghampiri Hyun Jeong, dan saat itu langkah Seo Hye terhenti di ambang pintu. Kihyeon langsung menarik lengan Hyun Jeong dan membuat wanita itu terkejut, terlebih tatapan Kihyeon yang terlihat marah. "Ada apa?" tanya Hyun Jeong dengan gugup. "Maaf." Tatapan Kihyeon melembut. Melepaskan tangan Hyun Jeong, Kihyeon mengambil pot bunga yang hendak disentuh oleh Hyun Jeong. Pandangan Kihyeon menemukan sosok Seo Hye ketika ia mencoba mencari keberadaan wanita muda itu. Dan karena hal itu Seo Hye kembali melangkah mundur. "Tunggu Sebentar." Kihyeon meninggalkan Hyun Jeong untuk menghampiri Seo Hye. Kihyeon menghampiri Seo Hye yang kembali duduk di dekat jendela. Kihyeon lantas menaruh pot bunga itu di atas meja. "Dari mana kau mendapatkan bunga ini?" tanya Kihyeon namun dengan pengucapan yang lembut. Seo Hye tak menjawab dan hanya memalingkan wajah. Kihyeon kembali bertanya, "kau pergi ke Bukit Terlarang?" "Biarkan aku memilikinya," ucap Seo Hye tanpa memandang Kihyeon. "Kau masih marah padaku?" Seo Hye tak menjawab. "Mari kita bicara nanti." Kihyeon membawa kembali pot bunga itu, meninggalkan Seo Hye dan kembali menghampiri Hyun Jeong. "Bisa Nona ikut denganku?" Hyun Jeong mengangguk dan keduanya meninggalkan rumah Seo Hye. Kembali memasuki halaman rumahnya bersama Hyun Jeong, kedatangan Kihyeon berhasil menarik perhatian dari rekan-rekannya yang berada di halaman. Namun satu hal yang berhasil menyita perhatian Hyung Won, yaitu pot bunga yang dibawa oleh Kihyeon karena Hyung Won lah yang memberikan bunga itu sebagai hadiah kepada Seo Hye. "Kim Hyun Jeong, berapa usia wanita itu?" ucap Joo Heon. "Kau belum berkenalan dengannya dan sudah menanyakan usia," cibir Hoseok. "Itu adalah sesuatu yang penting." "Mereka terlihat dekat," celetuk Hyung Won. Semua perhatian mengarah pada Hyung Won, namun setelahnya perhatian itu mengarah pada Kihyeon yang memasuki rumah bersama Hyun Jeong. Mereka tampak setuju, karena mereka tidak pernah melihat Kihyeon dekat dengan wanita selain Seo Hye. Dan setelah hari itu kehidupan Kihyeon benar-benar berubah. Tak sekedar perkataan basa-basi, sejak kembali ke Distrik 9, sejak saat itulah Kihyeon tidak pernah meninggalkan Distrik 9 secara terang-terangan. Kihyeon bahkan tak lagi melanjutkan kuliahnya. Dia menetap di Distrik 9 dan hidup dengan cara yang sederhana, namun kembali pada kehidupan kelamnya ketika gelap telah merengkuh. Dan setelah hari itu Hyun Jeong benar-benar menjauhi Kihyeon. Meski perasaan Hyun Jeong terasa berat, namun wanita itu tak ingin menanggung hal buruk ketika Kihyeon mengetahui identitasnya yang sesungguhnya. Untuk sesaat Distrik 9 mendapatkan kedamaian ketika si Monster penjaga distrik tak menampakkan dirinya ke publik. Namun sampai kapankah semua orang akan menutup mata tentang keberadaan Hwang Kihyeon di sekitar mereka? DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD