Chapter 52

1153 Words
Kihyeon terbangun ketika garis cahaya di ujung timur mulai terlihat. Terbangun dengan keadaan yang tak cukup baik, wajah Kihyeon mengernyit tepat ketika kedua netranya menangkap cahaya di ruangan ia berada saat ini. Menoleh ke samping Kihyeon menemukan selang infus yang terhubung dengan punggung tangannya. Kihyeon merasakan perasaan hangat yang tak pernah ia rasakan selama seminggu terakhir. Ruangan di mana saat ini ia berada mampu setidaknya memberikan sedikit kedamaian padanya. Mulai terbiasa dengan keadaan tubuhnya pagi itu, Kihyeon memandang sekeliling. Dan saat itulah dia menyadari bahwa saat ini ia tengah berada di sebuah kamar asing. Ruangan yang sangat rapi, membuat Kihyeon berpikir bahwa ruangan itu adalah milik seorang wanita. Kihyeon bangkit, sejenak terdiam untuk menenangkan sesuatu di kepalanya. Dan setelah beberapa saat, Kihyeon beranjak turun dari ranjang. Mencabut jarum infus pada punggung tangannya, Kihyeon berjalan menuju pintu guna mencari tahu di manakah ia berada saat ini. Meninggalkan ruangan itu, Kihyeon melihat sebuah ruangan yang bisa dikatakan sebagai ruang tamu. Untuk sejenak Kihyeon berpikir bahwa ada warga sipil yang menemukannya semalam. Kihyeon hendak pergi lebih jauh lagi untuk menemukan orang baik hati yang telah menolongnya. Namun perlahan ia merasa bahwa kakinya semakin melemah. Kihyeon kemudian berpegangan pada pintu, dan saat itulah orang yang ingin Kihyeon temui datang sendiri padanya. Langkah Hyun Jeong terhenti begitu ia menemukan Kihyeon berdiri di ambang pintu kamarnya. Dan saat itu Kihyeon tertegun ketika pandangan keduanya saling bertemu. "Kau?" gumam Kihyeon, menyatakan rasa terkejutnya. Hyun Jeong kemudian menghampiri Kihyeon dan segera meraih lengan pemuda itu. "Apa yang kau lakukan di sini? Kau masih harus banyak istirahat." Hyun Jeong membawa Kihyeon kembali ke kamar dan membantu Kihyeon duduk di tepi ranjang. "Istirahatlah." Hyun Jeong hendak pergi, namun Kihyeon menahan pergelangan tangan Hyun Jeong yang sontak menghentikan pergerakan wanita itu. Pandangan keduanya lantas kembali bertemu, dan kali ini perasaan canggung terlihat jelas di wajah Hyun Jeong. "Tunggu sebentar," ucap Kihyeon dengan suara yang lemah sembari melepaskan tangan Hyun Jeong. "Kenapa aku bisa ada di sini? "Aku menemukanmu tidak sadarkan diri di pinggir jalan," jawab Hyun Jeong dengan tenang. Berusaha agar tidak terlalu canggung. "Tapi bagaimana kau bisa menemukan aku?" Hyun Jeong tersenyum canggung. "Semua kemungkinan bisa saja terjadi. Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padamu, tapi aku akan menundanya sampai keadaanmu membaik. Jadi sekarang istirahatlah, aku bisa memastikan bahwa tempat ini cukup aman." Hyun Jeong memasangkan kembali infus di punggung tangan Kihyeon yang lain dan bergegas meninggalkan ruangan itu. Namun setelah menutup pintu, Hyun Jeong sejenak berdiam diri di sana. Bersandar pada pintu dengan tangan yang masih menahan gagang pintu. Hingga detik ini Hyun Jeong masih berpikir bagaimana caranya ia menjelaskan situasi yang terjadi antara keduanya tanpa harus mengungkapkan pada Kihyeon tentang keterlibatannya dalam masalah yang kini dihadapi oleh pemuda itu. Hyun Jeong kemudian pergi, setidaknya dia harus membuat sarapan untuk tamunya agar suasana menjadi lebih hangat bagi keduanya untuk berbicara. Setelah kepergian Hyun Jeong, Kihyeon beranjak dari duduknya. Berjalan ke sudut ruangan, Kihyeon berdiri di dekat jendela. Tangannya yang terbebas terangkat untuk membuka gorden tipis yang menutupi jendela. Dan ketika gorden itu telah terbuka, saat itu penglihatan Kihyeon menemukan sebuah pemukiman. Dan dari bangunan yang ia lihat saat itu, Kihyeon tahu bahwa saat ini ia berada di daerah elite yang berada di Distrik 7. Hal itu sempat menimbulkan pertanyaan pada batin Kihyeon. Jika Hyun Jeong tinggal di tempat itu, berarti Hyun Jeong tidak berasal dari keluarga sembarangan. Namun hal itu menjadi semakin aneh saat Kihyeon mengingat kembali bahwa Hyun Jeong hanyalah seorang pengajar di sekolah dasar. Matahari yang semakin naik ke atas membuat Kihyeon melangkah mundur. Membiarkan gorden tetap terbuka, Kihyeon kembali ke tempat semula. Namun ketika ia hendak duduk kembali, pandangannya melihat sebuah telepon di atas meja. Kihyeon sempat ragu, bisakah ia menggunakan telepon itu tanpa meminta izin dari sang tuan rumah terlebih dahulu. Namun pada akhirnya Kihyeon memutuskan untuk menggunakan telepon itu tanpa izin dari Hyun Jeong terlebih dahulu. Kihyeon memasukkan beberapa nomor dan menunggu hingga panggilannya tersambung. Dan hal itu tidak membutuhkan waktu lama. "Halo," suara di seberang menyahut dan membuat dahi Kihyeon mengernyit. Garis wajah Kihyeon seakan mengutarakan pertanyaan 'Kenapa?' Dan itu berarti suara itu cukup familiar dalam ingatan Kihyeon. DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL Telepon di ruang tamu kediaman Kihyeon berdering di pagi hari, menarik perhatian Min Hyeok yang saat itu baru saja mengambil segelas air putih. Min Hyeok kemudian bergegas ke ruang tamu sebelum suara dari benda itu membangunkan Hyeon Woo dan juga Chang Kyun yang masih tidur. Min Hyeok lantas mengangkat telepon tanpa memikirkan siapakah orang yang menelepon sepagi itu. "Halo." Min Hyeok sejenak terdiam untuk menunggu respon dari seberang. Namun setelah beberapa detik, tak ada yang menyahut meski panggilan masih tersambung. Min Hyeok kembali menegur, "dengan siapa aku berbicara?" "Han Min Hyeok?" Netra Min Hyeok seketika melebar ketika ia mengenali suara itu. Meski terdengar pelan, Min Hyeok masih bisa mengenali suara Kihyeon. "Kihyeon, kau kah ini?" "Benar. Ini aku, Hwang Kihyeon," sahut Kihyeon. "Di mana kau sekarang? Apa yang terjadi padamu?" Terdengar buru-buru dan sangat menuntut, Min Hyeok tak berhasil mendapatkan kepastian dari Kihyeon. Kihyeon balik melontarkan pertanyaan, "bagaimana keadaan kalian? Apa semuanya baik-baik saja?" "Sekarang bukan waktunya untuk mengkhawatirkan kami," balas Minhyuk, "katakan di mana kau sekarang? Kau baik-baik saja?" "Han Min Hyeok, dengarkan aku baik-baik." Kihyeon mencoba untuk mendapatkan perhatian Min Hyeok. "Aku tidak memiliki banyak waktu untuk berbicara denganmu. Sekarang dengarkan aku baik-baik ... jangan meninggalkan distrik, jangan mencariku dan jangan khawatirkan aku. Aku akan segera kembali jadi aku mohon jaga diri kalian baik-baik." "Apa maksudnya ini? Kenapa kau berbicara seperti itu? Cukup katakan di mana kau sekarang." Min Hyeok mulai menuntut jawaban, tak lagi bisa menahan diri. "Aku akan segera kembali, jadi aku mohon jaga diri kalian baik-baik. Dan juga, katakan hal ini pada Chang Kyun ... jangan mencariku meski dia tahu di mana aku sekarang. Pastikan bahwa kalian baik-baik saja, aku akan berusaha untuk segera kembali. Aku percayakan semuanya padamu, aku mohon bantuanmu." Telepon terputus secara sepihak. Min Hyeok menghela napas frustasi ketika ia menjauhkan telepon dari telinganya. "Apa yang sebenarnya terjadi padanya?" gumam Min Hyeok. Semua terasa seperti mimpi bagi Min Hyeok. Baru semalam ia dan Hyeon Woo menekan Chang Kyun untuk berbicara, pagi ini dia tiba-tiba mendengar suara Kihyeon. Min Hyeok berharap bahwa Kihyeon berada dalam keadaan yang baik saat ini, namun mendengar suara lemah Kihyeon membuat Min Hyeok ragu bahwa Kihyeon berada dalam keadaan yang baik saat ini. "Apakah dia sedang kesakitan?" gumam Min Hyeok kembali, mengucapkan pertanyaan yang ditujukan kepada diri sendiri. Tak memiliki jawaban yang pasti tentang keadaan Kihyeon saat ini, Min Hyeok memutuskan untuk melakukan panggilan kepada rekan-rekannya. Setelah mendapatkan pesan dari Kihyeon, Min Hyeok semakin yakin bahwa telah terjadi hal buruk pada Kihyeon. Namun dua pertanyaan yang mungkin akan kembali menyulitkan mereka setelah ini. Apakah hubungan mereka dengan kepergian Kihyeon kali ini? Kenapa Kihyeon menyuruh mereka untuk berhati-hati? Dan semua jawaban akan pertanyaan itu akankah terungkap hanya saat Hwang Kihyeon kembali ke Distrik 9? DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD