Chapter 53

1255 Words
Hyeon Woo keluar dari kamar Chang Kyun bertepatan dengan Min Hyeok yang menaruh telepon ke tempat semula. Hal itu tentunya menciptakan tanda tanya dalam hati Hyeon Woo. Menghampiri Min Hyeok, Hyeon Woo pun menegur. "Siapa yang kau hubungi sepagi ini?" Min Hyeok memandang Hyeon Woo tanpa mampu menyembunyikan kekhawatiran di wajahnya. "Semua orang," jawab Min Hyeok kemudian. Dahi Hyeon Woo mengernyit. "Ada masalah apa?" "Apa Chang Kyun sudah bangun?" Min Hyeok merasa enggan jika hanya membicarakannya dengan Hyeon Woo. Belum sempat Hyeon Woo memberikan jawaban, pintu kamar kembali terbuka dan kali ini Chang Kyun yang keluar dari sana. Setelah pembicaraan serius semalam yang tak menemukan titik damai, suasana pagi itu terlihat cukup canggung. Chang Kyun tak berniat untuk menegur keduanya dan berjalan menuju dapur. Namun saat itu teguran datang dari Min Hyeok. "Duduklah, kita perlu bicara." Chang Kyun menghentikan langkahnya. Tak ingin kembali terlibat perselisihan di pagi hari, Chang Kyun lantas menuruti kemauan Min Hyeok. Begitupun dengan Hyeon Woo. "Apa yang ingin kau bicarakan?" tegur Hyeon Woo, memulai pembicaraan mereka bertiga pagi itu. Tetap dalam posisi berdiri Min Hyeok mulai berbicara. "Aku baru saja berbicara dengan Kihyeon." Baik Hyeon Woo maupun Chang Kyun tampak terkejut. Namun Hyeon Woo lah satu-satunya orang yang bereaksi. "Kapan? Apa dia yang baru saja menelepon?" Min Hyeok mengangguk. "Dia mengatakan bahwa dia baik-baik saja, tapi aku tidak yakin bahwa dia berada dalam keadaan yang baik." "Apa maksudmu? Apa yang terjadi pada Kihyeon?" tanya Hyeon Woo. "Dia tidak mengatakan dengan jelas. Tapi dari suaranya ... aku pikir dia sedang menghadapi waktu yang sulit." Min Hyeok terlihat cukup ragu. Chang Kyun kemudian menyahut, "apa yang dikatakan Kak Hwang?" "Sebuah peringatan." Suasana seketika berubah hanya karena dua kata yang terucap dari Min Hyeok. Min Hyeok kembali berucap, "Kihyeon melarang kita meninggalkan distrik. Dia mengkhawatirkan kita, dan itu membuat aku berpikir bahwa mungkin saja selama menghilang satu minggu ini, seseorang telah menggunakan kita untuk mengancam Kihyeon." "Jadi maksudmu sekarang Kihyeon sudah bebas dan itu sebabnya dia bisa menghubungi kita?" sahut Hyeon Woo. "Tidak sepenuhnya," ralat Min Hyeok. Min Hyeok menjatuhkan pandangannya pada Chang Kyun yang juga tengah memandangnya. Dia kembali berbicara. "Dia menghubungi nomor ini agar bisa berbicara dengan seseorang." Hyeon Woo turut menjatuhkan pandangannya pada Chang Kyun. Dan tak perlu banyak penjelasan, Hyeon Woo telah mengerti apa yang dimaksud oleh Min Hyeok. "Dia ingin berbicara dengan Chang Kyun," ucap Hyeon Woo. "Benar, dia memiliki sesuatu yang mungkin sangat penting untuk dikatakan." "Kak Hwang sudah memberitahu Kak Han tentang hal itu," sahut Chang Kyun, tak ingin berbasa-basi karena yakin bahwa Kihyeon telah menitipkan pesan pada Min Hyeok. Min Hyeok kemudian kembali berbicara. "Dengarkan baik-baik, Shin Chang Kyun. Dia ingin kau mendengar hal ini ... meski kau tahu di mana Kihyeon berada saat ini, jangan mencarinya. Jangan pernah mendatangi tempat itu." Hyeon Woo menatap penuh tanya dan selidik dalam waktu bersamaan. Dan satu pertanyaan kemudian ia lontarkan pada Chang Kyun. "Kau tahu di mana Kihyeon berada saat ini?" "Itulah sebabnya kau membawa senjata api itu?" timpal Min Hyeok. Chang Kyun menghindari kontak mata dengan keduanya. Tujuannya yang sesungguhnya hampir terungkap dengan sempurna. Setelah berpikir seharian, Chang Kyun memutuskan untuk mendatangi tempat di mana Kihyeon berada tanpa melibatkan siapapun. Namun pesan Kihyeon yang dititipkan pada Min Hyeok justru membuatnya kembali dalam kesulitan. Hyeon Woo kemudian bertanya dengan nada yang lebih menuntut. "Di mana Kihyeon sekarang?" Chang Kyun berdiam diri, enggan untuk menjawab. Hyeon Woo kembali menuntut. "Kau sudah tahu sejak awal, tapi kenapa kau tidak mengatakan apapun pada kami? Tidak, kau bahkan menjadi orang pertama yang menolak untuk mencari Kihyeon. Kenapa? Kenapa kau melakukan hal ini? Apa yang sebenarnya sedang kau sembunyikan dari kami?" "Kak Son—" Min Hyeok mencoba menengahi. "Shin Chang Kyun," Hyeon Woo menyela. "Kihyeon yang akan menjelaskan semuanya pada kita," sahut Min Hyeok yang seketika menghentikan tuntutan Hyeon Woo. Hyeon Woo menegur, "maksudmu dia akan kembali?" "Dia mengatakan bahwa dia akan segera kembali. Kita hanya perlu menunggu dan berhati-hati. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada kita ... mungkin Kihyeon tidak akan pernah kembali ke Distrik 9." "Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Hyeon Woo terlihat frustasi. Pandangan Min Hyeok terjatuh pada Chang Kyun yang terlihat tengah menyembunyikan kegelisahannya. Min Hyeok tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Chang Kyun dan apa yang ingin dilakukan oleh pemuda itu. Namun Min Hyeok memiliki keyakinan bahwa Kihyeon pun telah merahasiakan sesuatu tentang Chang Kyun dari mereka. Hari itu mereka mendapatkan sedikit kejelasan tentang keberadaan Kihyeon. Namun hal itu justru membuat Chang Kyun kembali tersudut. Meski Min Hyeok sengaja tak memberitahukan kepada rekan-rekan mereka terhadap pesan Kihyeon pada Chang Kyun, namun pandangan Hyeon Woo terhadap dirinya sudah cukup membuat Chang Kyun merasa bahwa dia merupakan seorang pengkhianat di sana. Dan berkat percakapan singkat dengan Min Hyeok, Kihyeon kembali menciptakan harapan pada rekan-rekannya bahwa ia akan kembali ke Distrik 9 sekali lagi. Terlepas apakah ia benar-benar bisa kembali sesuai rencana atau justru sebaliknya. DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL Kihyeon dan Hyun Jeong kembali saling berhadapan, namun dalam suasana yang lebih bersahabat. Meski masih ada sedikit kecanggungan di wajah Hyun Jeong, namun wanita itu cukup mampu untuk mengendalikan perasaannya. Duduk berhadapan di ruang tamu, Hyun Jeong berada di sana atas permintaan Kihyeon. Sementara keadaan Kihyeon terlihat lebih baik dari sebelumnya ketika selang infus tak lagi terhubung dengan punggung tangannya. Kihyeon kemudian memulai pembicaraan keduanya. "Sebelumnya aku ucapkan terima kasih karena kau telah menolongku. Aku benar-benar berterimakasih pada Nona Hyun Jeong." "Kau tidak perlu berterimakasih, aku hanya kebetulan melihatmu. Jika bukan aku yang menemukanmu, orang lain pasti sudah menemukanmu." Hyun Jeong tersenyum canggung. Dan setelahnya wanita itu terlihat sangat berhati-hati saat berbicara. "Tapi ... apa yang terjadi padamu dan kenapa kau bisa ada di sini?" Kihyeon tersenyum tipis dan menjawab, "aku tidak berpikir bahwa aku bisa menjawab pertanyaan Nona. Aku bahkan tidak yakin dengan apa yang aku alami baru-baru ini." Hyun Jeong bertanya dengan lebih hati-hati, "apakah mungkin ... seseorang telah membawamu dengan paksa?" "Kenapa Nona berpikir seperti itu?" Hyun Jeong menjawab dengan gugup, "itu ... siapapun akan memikirkan hal yang sama ketika melihat keadaanmu. Kau seperti baru saja mengalami waktu yang sulit. Mungkinkah kau terlibat dengan orang-orang yang tidak baik? Itu membuatku sedikit khawatir." "Khawatir?" Kihyeon sedikit tertegun, namun Hyun Jeong benar-benar tertegun. Hyun Jeong kemudian tersenyum canggung dan menyahut, "kau memberikan kenangan yang baik dipertemuan pertama kita, tentu saja aku merasa khawatir ketika menemukanmu dalam keadaan seperti ini. Dan juga ... aku merasa bersyukur bahwa kau masih mengingatku meski hanya dengan pertemuan singkat kita waktu itu." "Aku mungkin terselamatkan karena bertemu dengan Nona. Harusnya aku yang bersyukur atas hal itu." Hyun Jeong tersenyum canggung. Bagaimana jika sampai Kihyeon mengetahui yang sesungguhnya bahwa dia lah orang yang membuat Kihyeon mengalami waktu yang sulit. Bukan sebagai penyelamat yang dianggap oleh Kihyeon, Hyun Jeong khawatir jika Kihyeon tahu bahwa dia bukanlah seorang pengajar, melainkan seorang Ilmuwan Distrik 7 yang telah dikutuk oleh pemuda itu. Untuk sesaat Hyun Jeong merasa sangat khawatir akan hal itu sampai-sampai ia melupakan resiko terbesar yang harus ia hadapi ketika para atasan mengetahui bahwa dia lah yang telah membantu pelarian Kihyeon. Untuk sesaat, hanya untuk sesaat. Hyun Jeong ingin melihat Hwang Kihyeon dan berbicara dengan pemuda itu sedikit lebih lama tanpa ada perasaan khawatir yang mengusik sudut hatinya. Untuk sesaat, Hyun Jeong merasa bahwa ia telah jatuh hati terhadap pemuda Distrik 9 itu. Untuk sesaat pula, Hyun Jeong merasa bahwa ia bisa menyukai Hwang Kihyeon dalam waktu yang cukup lama. Dan untuk sesaat, Hyun Jeong berpikir ... bolehkah dia menaruh hati terhadap pemuda itu? Pantaskah ia melakukan hal itu? DISTRICT 9 : FLOWER OF EVIL
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD