CINTA MONYETUpdated at Aug 30, 2021, 19:30
Sea sampai di kampus, ternyata Kael sudah tiba di sana terlebih dahulu. Karena Sea tidak ingin Kael banyak bertanya, dia langsung memutari tubuhnya ke arah ruang adminitrasi. ‘Bugh’ tubuh Sea menumbur seseorang yang tidak lain adalah Ron.
Sea menatap Ron penuh selidik, Pria yang mendapatkan tatapan tersebut sungguh tidak enak. Dia dengan cepat langsung menjauh dari Sea. Ya, Sea tahu Ron pasti sedang menyelidiki salah satu dari mereka. Bagian dari sandiwara Kael bersama cinta terlarang miliknya.
Sea menarik napasnya dalam. “Aku tidak akan terpengaruh lagi!” ucap Sea pada dirinya sendiri.
“Paman hanya melihat-lihat saja, Sea!”
“Aku mengerti paman, santai saja! Kami adalah bagian dari Paman, jadi wajar saja jika paman mengkhawatirkan kami.”
“Baguslah kalau kau bisa mengerti.”
“Aku pergi, Paman.”
Ron mengangguk, “Aku akan terus mengawasi kalian. Jadi tenanglah…” Sea tersenyum.
Pelajaran di kampus ini tidak pernah membosankan bagi Sea, ketika beberapa siswa mengantuk, atau sibuk dengan ponselnya. Sea tetap berusaha fokus pada apa yang ada di hadapannya. dia tidak ingin apa yang ada di kampus ini tersia-sia.
Dosen yang mengajarkan Sea tampak begitu antusias menjelaskan, dia meminta para siswa untuk menyelam sebagai pengusaha muda. Sea tersenyum, sepintas keinginan terbit dari dirinya. Dia akan memulai usaha dari sekarang, tapi apa? Dia tidak punya modal ataupun keahlian. Sea yang masih setia pun akhirnya mendapat jawaban dari sang Dosen. Sea bisa saja menjadi orang ketiga yang menyalurkan barang, keuntungan tetap ada. Seperti Demian, dia sangat ahli dalam masalah ini.
Sea mengerti sambil menganggukkan wajahnya, apa yang Dosennya katakan itu benar. Selama dia masih muda, akan banyak pemikiran sebagai bentuk inovansi dalam dirinya.
“Kamu begitu serius, Sea.”
Kael berbisik pelan, yang di balas senyuman oleh Sea. Kael tidak mungkin mengerti dengan perasaannya. Dia pintar, dengan semua yang ada akan mendukungnya. Sedangkan Sea akan berdiri dengan kakinya sendiri selama masih dalam suasana kabur dari rumah seperti ini. Waktu berlalu, mata kuliah ini akan selesai. Dari kejauhan Demian melihat semua tingkah Sea. Dengan senyum menyeringai, entah sejak kapan dia terobsesi seperti ini. Demian mendekati Sea, memaksa tubuhnya masuk ke dalam mobil. “Apa yang kamu lakukan, Kak!” sentak Sea pada Demian.
“Kamu harus ikut denganku sekarang juga...”
Demian menjawab dengan kasar yang membuat Sea kesal. Sea yang tidak akan membiarkan Demian mempengaruhinya berusaha mencari cara untuk kabur dari tempat itu, dengan cepat Sea yang melihat Demian lengah langsung berlari ke arah yang berbeda. Demian terkejut dengan sikap Sea. Tangannya tidak bisa lagi menahan gadis itu hingga dia pergi begitu saja. Demian hanya menatap nanar ke arah Sea yang berlalu meninggalkannya.