Story By Venus kinsa
author-avatar

Venus kinsa

ABOUTquote
Halo, ini Venus. Tidak ada yang mau aku beritahu tentang diriku, karena tidak ada yang seru. Selamat menikmati karyaku, semoga menghibur. Ingin kenal aku lebih dekat? Aku juga ada di Tiktok : Venuskinsa Instagram : Vkins.a Watty : Venuskinsa
bc
I'am Not A Toy
Updated at Aug 29, 2024, 22:21
Posisi mereka amat dekat, sehingga musik yang terdengar kencang di club malam, tidak bisa menyamarkan suara presdirnya yang entah kenapa bisa datang ke sini pula. Axel bersiul dengan tatapan menggoda menatap sekretarisnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Dia –ah! aku salah. Dione, benarkan? Itu nama mu yang asli." Dione tidak menjawab Axel dengan benar, dia berkata hal lain diluar pertanyaan Axel. "Pak. Bisa tidak diluar jam kerja jangan mengganggu ku juga?" Axel memainkan ujung rambut panjang Dione yang terurai, yang biasanya wanita itu kepang satu dan terlihat culun. "Bagaimana kalau kita bicarakan hal itu di tempat lain... kamar misalnya." Tangan Dione mengepal kuat mendengar perkataan tak senonoh dari pria yang menjabat sebagai presdir perusahaan tempatnya bekerja. Masa bodo lah. Kekesalan Dione sudah tak terbendung lagi. Tamparan yang wanita itu layangan sukses mengenai pipi kiri Axel. "Dalam mimpimu tuan muda brengsek!"
like
bc
Devil Beside Me
Updated at Feb 1, 2024, 17:44
Obsession Series Book 1 WARNING! Rating 22+ Rape, Mature, Angst 🚫Not Children "Kadang, iblis bisa menjelma menjadi orang yang paling kita percaya." *** "Aku lepas Karina untuk mu. Dengan satu syarat, rekam video ku dengan Vega." Altair menyeriang melihat Orion yang bergeming dengan tatapan bimbang. Kini yang Vega tahu hanya satu, hidupnya berada diambang kematian, ketika Altair menyuruh Orion untuk merekam video pelecahan yang akan dilakukan lelaki itu terhadap dirinya. Altair yang dulu bagai malaikat untuk Vega, sekarang ibaratkan iblis yang menghancurkan hidup sahabat kecilnya sendiri.
like
bc
My Crazy Boss Wants Me
Updated at Nov 10, 2023, 09:15
22+ Warning. Mature Content, Angst. Di dunia ini. Ada tiga hal yang sangat Jenni benci. Ketiga hal itu membentuk piramida dengan yang berada di urutan terakhir adalah lelaki bernama Jackson atau yang lebih sering Jenni panggil Jake, kedua adalah mantan teman lelakinya yang tidak ingin dia sebut namanya, dan yang berada di urutan pertama adalah… lelaki kaya yang menghabiskan uang hanya untuk perempuan. Semua lelaki itu brengsek. Itu yang ada di pikirannya. Pola pikir itu bermula sejak dirinya dan ibunya ditinggalkan oleh ayahnya, sebab ayahnya jatuh cinta kepada perempuan jalang yang gila harta. Ironisnya, pekerjaan sampingan Jenni, ada hubungannya dengan lelaki sejenis itu. Dari pagi sampai siang. Dia adalah karyawan teladan di Synopecti Group, dia diinginkan perusaan mana pun, attitude yang baik, loyalitas nomor satu, kualitas diri yang sulit ditandingin oleh siapa pun. Namun malam hari, dia adalah penari striptis. Yang tubuhnya diinginkan oleh setiap pria yang mengenalnya sebagai Lily. Pekerjaan sampingan ini terpaksa dia lakukan karena ibunya koma dan butuh uang yang banyak. 3 tahun awal berjalan mulus menjadi penari striptis. Sampai dia kembali bertemu dengan Jake. Rivalnya semasa kuliah. Dan sekarang ini sudah menjabat sebagai Branch Manager di Synopecti Group. Dan hidup Jenni terasa berada di ujung kesialan ketika Jake tahu pekerjaan sampingan Jenni sebagai penari striptis. Jake mendekati Jenni yang sudah selesai melakukan pertunjukan malam ini. Diruangan VVIP ini hanya ada mereka berdua saja. Lelaki itu memegang bahu polos Jenni dan berkata dengan nada suara yang terdengar sensual, “ternyata, bayaran untuk melihat tubuh mu lebih mahal, dari pada pekerjaan mu di Synopecti Group ya Lily, atau... ku panggil Jenni saja?” Jenni membelalak, sudah 3 bulan ini Jake melihatnya sebagai penari striptis yang mengenakan topeng, Jenni kira Jake tidak mengenal identitas asli Jenni. Ternyata... lelaki itu hanya pura-pura tidak tahu? “Sa-saya tidak tahu maksud anda.” Jenni benar-benar ingin kabur sekarang juga. Ketika Jenni ingin menepis tangan Jake dari pundaknya. Tangan lelaki itu lebih cepat, dia membuka topeng Jenni, yang digunakan Jenni untuk menyembunyikan identitas aslinya. Jake menyeriang melihat wajah Jenni tanpa tertutupi topeng. “Aku beri penawaran. Jadi penari striptis pribadiku. Atau ku bongkar rahasia mu?” Terlebih lagi, ketika lelaki yang sangat dia benci kembali datang. Dengan senyum iblis yang membuatnya kembali mengingat kejadian kelam tentang malam di mana dia membenci tubuhnya sendiri. “I got you, Jenni!” Suara pelan dengan sarat obsesi akan dirinya membuat tubuhnya meremang. “Ka-kau… bagaimana bisa?” “Tentu saja bisa. Karena kita terhubung, sebab dari awal Jenni adalah milik Mark, bukannya Jake atau lelaki mana pun!”
like