Gairah Liar Teman SekamarUpdated at Dec 16, 2025, 00:01
Hidup serumah dengan seorang pria hampir tidak pernah terbayangkan oleh Elisa.
Apalagi pria se-misterius Wira, pria tampan dengan aura yang tak pernah sepenuhnya terbaca, rambutnya selalu berantakan membuat Elisa gemas untuk merapikannya.
Setiap berpapasan di koridor sempit, berbagi kompor saat menyeduh teh di pagi buta, atau saling berpandangan di meja makan, ada ketegangan listrik yang tak terucap di antara mereka. Elisa merasakannya mengalir di bawah kulitnya.
Tapi Wira? Dia tetap tak tersentuh, cuek, seolah sama sekali tidak terganggu dengan kehadirannya.
Namun, rasa penasaran Elisa meledak setelah bertemu William, direktur di perusahaannya. Wajahnya nyaris identik dengan Wira, tapi segalanya bertolak belakang, karena William adalah es yang membeku, galak, rapi sempurna, dan selalu terbungkus jas hitam mewahnya. Rambutnya tak pernah satu helai pun keluar dari tempatnya.
Dua wajah, dua kepribadian. Siapa sebenarnya pria yang tinggal di satu atap dengannya?
Malam itu, Elisa menuntut jawaban. Di bawah lampu temaram ruang tamu, dia menghadang Wira dan menuntut kejujuran. Wira tidak membantah, tidak juga mengakui. Yang terjadi justru adalah sesuatu yang lebih membara dari kata-kata.
Sengatan listrik yang selama ini mereka abaikan akhirnya menyambar. Dalam satu gerakan, ketegangan itu meledak menjadi sebuah gairah liar yang tak terbendung, gairah yang ternyata selama ini dipendam oleh Wira, tersembunyi di balik sikap cueknya, menunggu saat yang tepat untuk dilampiaskan.