Dia Malilah. Wanita malang yang dipaksa oleh Dimas-suaminya yang gila harta dan uang untuk menjual ASI untuk anak perempuan dari Hanan-lelaki sok bersih yang gila hormat dan suka memaksa. Apakah Malilah mampu menghadapi keduanya?

Hanya karena sudah berusia 30 tahun, Kiara dicap Enggar sebagai perawan tua yang tak laku-laku. Sebaliknya, hanya karena menjadi duda di usia muda dan sering mengoloknya, Enggar dicap Kiara sebagai seorang duda merana. Lalu apa yang terjadi saat keduanya dipaksa menikah oleh kedua orang tua masing-masing? Tolak-menolakkah seperti kutub utara dan selatan yang berdekatan pada sebuah magnet? Atau tarik-menarikkah seperti eksperimen penggaris yang digosokkan di kepala untuk menarik sobekan kertas kecil pada pelajaran listrik statis di tingkat sekolah dasar?  

Berdalih ingin memiliki anak perempuan, Rizal bersikukuh ingin menikah dengan Nessa rekan kerjanya. Tapi Rizal yang gajinya pas-pasan tidak memiliki cukup uang untuk membeli maskawin yang diminta oleh Nessa yakni 100 gram emas. Ibu Mertua yang selama ini dianggap Lily baik, ternyata setali tiga uang dengan Rizal. Bukannya menegur Rizal, Ibu Mertuanya malah memberikan ide pada Rizal untuk meminta Lily menjual tanah yang dibeli Lily dengan jerih payahnya sendiri sewaktu masih bekerja. Uangnya diminta dengan dalih pinjam, untuk membeli maskawin. Lily yang hanya seorang diri tak bisa melawan secara terang-terangan. Lily melawan dengan caranya sendiri. Dia menjual tanah dan menyetujui Rizal menikah dengan Nesa dengan syarat dia sendiri yang memberikan mas kawin untuk calon madunya. Diam-diam Lily menukar mas kawin yang dibelinya dengan emas palsu. Nessa yang tidak tahu bahwa perhiasannya palsu dengan pongah memamerkan maskawinnya pada orang lain. Apa yang terjadi saat Rizal, mertuanya dan Nessa tahu bahwa Mas kawinnya hanyalah emas-emasan?