Tragedi Lapangan

1264 Kata
"Key, gue mau ngomong sama lo" Suara dingin yang terdengar bergetar tiba - tiba menginterupsi obrolan hangat diantara Lintang dan Keyla. Setelah mendapati siapa yang memanggilnya, Keyla terdiam, tidak tahu dengan apa yang seharusnya ia lakukan. "Key..." lirih laki - laki dengan seragam yang ternodai oleh cat warna itu. Entah kenapa, Keyla menoleh ke Lintang, mencoba meminta jawaban dengan siratan di tatapan mata satu sama lain. Lintang yang paham berdeham, "Mau ngapain?" Karena justru Lintang yang merespon ucapan nya, membuat Kevin tersenyum, "Emang nya lo siapa mulai mau ikut campur?" "Dia temen gue sekarang" ketus Keyla cepat dan tegas. Kevin menepuk kedua tangan nya seraya tersenyum sinis berusaha meledek Lintang, "Jadi...lo udah punya temen baru dan ngelupain temen lama?" Mendengar apa yang baru saja diucapkan Kevin membuat Keyla langsung tertawa, "Lupa sama temen lama? Kayaknya gue harus kasih lo kaca ya biar nyadar diri" Beberapa pasang mata melihat kearah mereka sekarang. Di tepi lapangan dimana mereka berada, keadaan nya sangat ramai akan siswa berlalu lalang karena pada saat pulang sekolah. Pemandangan antara Kevin, Keyla, dan Lintang yang berada pada satu setting pun membuat mereka tidak ingin melewati yang satu ini. "Jelas - jelas semenjak lo deketin Gita, sikap lo udah beda sama gue. Maksud gue, ya itu lah lo. Kalau ada seseorang yang berhasil membuat lo nyaman, lo pergi sama dia. Giliran udah bosen? lo tinggal balik lagi ke gue. Selama ini kayak gitu kan?" jelas Keyla panjang lebar dengan suaranya yang sudah naik satu oktaf. Kevin menggeleng, "Lo kenapa sih sama gue, Key? Gue enggak ngerti lo kenapa. Tiba - tiba lo bener - bener jaga jarak dan sinis sama gue dan Gita" "Emang seharusnya begitu, 'kan? Emang gue siapa sampai harus ngurusin hidup lo?" tanya Keyla dengan mata yang berapi - api. "God, lo temen gue, Key" jawab Kevin mengacak - acak rambutnya sendiri. "Lo lupa kalo gue temen lo karena saking asiknya main sama dia, 'kan?" tambah Kevin sambil menunjuk Lintang yang sedaritadi hanya duduk diam memperhatikan dua sahabat yang bertengkar di hadapan nya. Tiba - tiba Kevin berjalan mendekati Lintang dan menarik kerah baju seragam nya sampai akhirnya Lintang berdiri di depan Kevin. "Lo ngejelek - jelekin gue kan di depan Keyla?" tanya Kevin sambil menggerakan kerah baju seragam Lintang. Keyla yang melihat kini pusat perhatian beralih ke mereka langsung mendorong Kevin hingga hampir tersungkur. "Lo anggep gue temen? basi tau gak? BASI. Bahkan lo yang tiba - tiba jadian sama Gita bikin gue muak. Gue muak Sa sama lo!" bentak Keyla yang kini langsung menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan. Kevin mengerjap beberapa kali, berusaha membatin apakah ini Keyla yang ia kenal sejak dulu? apakah ini Keyla yang selama ini ada di sisi nya? "Jaga jarak sama gue!" Kevin yang baru saja ingin melangkahkan kaki untuk mendekati Keyla langsung ditahan dengan teriakan nyaring Keyla. "Sadar Key, lo juga enggak ngasih tau gue banyak hal" kata Kevin. "Waktu lo ditembak Keenan, emang lo cerita? Bahkan gue tau itu dari Lintang! Gue merasa bodoh dengan status sahabat diantara kita selama ini" tambah nya dengan suara yang melemah. Keyla membuang muka, menjauhi adanya kontak mata diantara dirinya dan Kevin, "Gue enggak cerita karena pada saat itu hubungan gue dan lo lagi baik - baik aja. Gue--Gue sa--" "Kevin!" Teriakan nyaring seorang perempuan dari sebrang koridor pun menghentikan kata - kata ajaib yang hampir saja keluar dari mulut manis Keyla. Ketika perempuan itu menghampiri Kevin, Keyla langsung membalikan tubuh nya. Untuk kesekian kalinya, tidak mau melihat adegan menjijikan sekaligus menghakimi kebodohan nya. Lintang langsung menuntun Keyla dengan merangkul nya, "Tenang, gue selalu ada disini"   ☆~○~☆   "Lintang, mau temenin gue ke kantin gak?" tanya Keyla yang berada di hadapan nya dengan menumpukan kedua tangan di atas meja Lintang. Lintang menggeleng, "Gue belom kelar ngerjain tugas dari Pak Anwar. Makin banyak nanti hukuman nya" Keyla memanyunkan bibirnya, "Yaudah Lintang mau apa? Lintang menyengir, "Mau nya kamu" Kaget, Keyla memutar kedua bola matanya dan menampar pipi Lintang pelan, "Modus nya receh banget ya" "Tapi sayang, 'kan?" tanya Lintang meledek. Keyla hanya tertawa mendengar perkataan Lintang yang makin hari hanya bisa makin melantur. Di tambah lagi, ekspresi wajah menjengkelkan nya selalu berputar - putar di ingatan Keyla. Keyla pun keluar dari kelas dengan berjalan ke kantin sendirian, biasanya bersama Tata, bersama Lintang, bersama keduanya, ataupun teman yang lain. Tidak menentu. Seiring langkah nya menyusuri koridor dan menuruni tangga, Keyla di sapa beberapa anak yang memang mengenalnya, begitupun sebaliknya. Tiba - tiba rasa penasaran Keyla keluar ketika melihat sekumpulan orang yang berkumpul sepanjang koridor junior, heran nya, orang - orang yang berkumpul itu justru teman seangkatan nya. Akhirnya Keyla berjalan kedepan berusaha untuk masuk ke dalam sekumpulan orang. Hingga akhirnya ia berhenti di beberapa baris dari depan, karena tidak bisa maju lagi kedepan. Perasaan nya sontak menjadi campur aduk ketika melihat teman nya, sahabat nya, orang yang dia suka, yang dikenal dengan nama Kevin Angkasa, berdiri dengan menggenggam seikat bunga mawar dengan senyum manis yang tersungging di wajahnya, yang sudah lama tidak ia lihat. Hingga akhirnya seorang anak perempuan yang di dorong - dorong dari dalam kelas nya itu keluar dengan tertawa dan pipi yang merona, siapa lagi jika bukan junior yang selama ini menjengkelkan nya, Gita. "Gita, mawar ini indah. Seindah lo. Jadi, lo mau enggak jadi pacar gue?" Sederet kalimat yang diucapkan dengan lancar dan diyakini Keyla pasti dengan penuh percaya diri itu langsung meruntuhkan dinding pertahanan Keyla. Mungkin Kevin memang sudah beberapa kali meninggalkan nya dengan berpacaran dengan perempuan lain, tapi entah kenapa kali ini rasanya lebih sakit. "Diminun, dong. Jangan diliatin aja kayak gitu. Gak mau kan kalau dicuekin?" Keyla mendongak, menemukan wajah Lintang yang sedang memperhatikan nya. "Ngelamun mulu. Kalo mikirin gue sih gapapa" ujar Lintang meledek dengan menaikan satu alisnya. Keyla menghembuskan nafasnya, membuat embun di cangkir nya, "Asal lo tau aja, sebelumnya gue enggak pernah sayang sama laki - laki sampai sebodoh ini" Lintang berdecak, "Ngapain masih aja nungguin orang yang udah pergi? Waktu lo terlalu berharga buat lakuin hal sebodoh itu" Dentingan jarum jam yang sangat terdengar jelas diantara keheningan keduanya seakan - akan menjadi backsound pada moment ini. Kesal dengan ucapan Lintang yang seperti tidak mengetahui apa yang dirasakan nya, Keyla mengusap wajahnya, "Gue juga maunya enggak kayak gini. Gue mau punya seseorang yang ngertiin gue" "Lo hanya perlu pengganti si b******k, trust me" kata Lintang menyalakan pematik api listrik di genggaman nya. "Lo pikir mudah nyari nya?" tanya Keyla dengan jengkel. Dengan santai Lintang mengangguk. "Oh god, lo gila sumpah" tukas Keyla kesal. Lintang mencondongkan tubuhnya ke hadapan Keyla, "Langsung ketemu nih, di depan lo" Keyla yang paham dengan bercandaan Lintang yang selalu aja seperti itu hanya membalasnya dengan menatap nya jengkel. "Lo ngerokok?!?" tanya Keyla kaget ketika sedari tadi baru sadar bahwa Lintang memainkan pematik api. Lintang tersenyum, "Pikiran lo sempit banget ya, Key? Cuma mainin korek aja belum tentu dia perokok" "Biasanya kan begitu" jawab Keyla dengan membuang wajah karena kesal. "Kalo gue ngerokok gimana, Key?" Kedua bola mata Keyla langsung berubah menjadi bulat dan besar, menatap Lintang serius, "Gak. Gak boleh" Seperti tidak ada dosa, jari - jari Lintang mendarat begitu saja di pipi Keyla dan mencubit nya, "Apa sih yang enggak buat lo, Key" Keyla melipat kedua tangan nya diatas meja, membuat Lintang pun juga mengikuti nya karena berniat untuk meledek tingkah Keyla yang kekanak - kanakan. "Listen" kata Keyla sambil menunjuk telinga Lintang. Membuat nya mengangguk. "Gue lebih menyukai praktek di banding teori. Dalam artian lain, gue lebih suka lo membuat tindakan. Bukan cuma mengumbar janji - janji manis doang" jelas Keyla memperhatikan Lintang dengan tatapan sinis nya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN