"Udah tiga hari, lo boleh deket sama Keyla lagi" ujar Lintang saat mereka berdua sedang ada di ruang osis.
Kevin menghiraukan perkataan Lintang dan tetap merapihkan kertas kertas yang berantakan dan menaruh nya ke lemari.
"Selama tiga hari, lo ngapain aja sama dia?" tanya Kevin dengan nada suara nya yang dingin.
Lintang tertawa, "Gue gak ngapa-ngapain. Cuma jadinya ngobrol baik aja"
Kevin membalikan tubuhnya dan menatap Lintang, "Terus maksud lo apa ngajak Keyla kerumah lo?"
"Gue cuma pengen liat dia main skateboard aja" ucap Lintang ringan dengan ekspresi nya yang santai.
Kevin menelan air liur nya ketika kaget mendengar apa yang diucapkan Lintang.
"Keyla main skateboard?" tanya Kevin menekankan kembali.
Tanpa ragu, Lintang mangangguk mantap, "Dia bahkan jago"
Entah mengapa, kini Kevin menyadari bahwa dirinya dan Keyla sudah mempunyai jarak yang terlalu jauh. Bagaimana bisa Lintang mengetahui suatu hal tentang Keyla yang bahkan tidak Keivn ketahui? Kevin merasa sekarang Keyla sudah tidak membutuhkan nya lagi. Ditambah sudah tiga hari ini ia menjauhi Keyla.
Melihat ekspresi Kevin, Lintang tertawa, "Lo gak tau?"
Kevin membuang muka dan melampirkan tas nya, siap untuk keluar dari ruang osis dan menyudahi argument nya dengan Lintang.
"Gue bikin syarat itu cuma iseng doang kok, Kev" seru Lintang seperti tanpa beban.
Lalu, Lintang melihat Kevin yang masih terdiam. Dan kini, Lintang tersenyum sinis, "Mungkin awalnya niat gue emang cuma mau bikin lo sama Keyla jauh, tapi gak tau deh nanti"
Satu pukulan keras langsung melayang terjun bebas ke pipi Lintang.
Lintang yang tersungkur ke bawah langsung berdiri lagi dengan memegangi ujung bibirnya yang berdarah, "Lo suka sama Keyla?"
"Enggak" jawaban itu terlontar begitu saja dari mulut Kevin.
"Terus kenapa lo marah gue mau deketin Keyla?" tanya Lintang memegang bahu Kevin.
"Karena gue gak mau Keyla sama orang kayak lo" ujar Kevin mendorong Lintang sampai mengenai lemari.
Lintang menggelengkan kepalanya, "Gimana sama Shemi? Lo masih sama dia, kan?"
Kevin membuang muka nya, "Gue cuma temen deket sama dia"
Tidak mau kalah, Lintang kembali menyunggingkan senyuman liciknya, "Lo gak mau pacaran sama Keyla, tapi lo gak mau Keyla deket sama oranglain. Dan lo sendiri justru HTS-an sama Shemi. Egois"
Daripada amarah Kevin membabak belurkan wajah Lintang, akhirnya Kevin memilih untuk mengalah dan keluar dari ruang osis dengan membanting keras pintu kayu itu.
☆~○~☆
"Key gawat Key!!!"
Tiba - tiba Tata menghampiri Keyla dengan berteriak dan memukuli paha Keyla.
"Kenapa?" tanya Keyla santai, karena Tata memang selalu berlebihan.
Tata menarik nafasnya, lalu mengeluarkan nya lagi. Beberapa kali sampai akhrnya ia berhasil mengatur nafasnya menjadi biasa kembali.
Keyla memutar kedua bola matanya, "Jangan berlebihan gitu. Dan ngomongnya pelan - pelan aja"
"Kevin sama Lintang berantem di ruang osis tadi" kata Tata dengan wajah serius nya.
Mendengar itu, Keyla sempat kaget. Tetapi, itu memang sudah biasa terjadi diantara mereka berdua.
"Mereka kan biasa kayak gitu, Ta" jawab Keyla santai sambil menyeruput minuman es cendol nya.
Tata menggeleng, "Tapi tadi mereka bawa-bawa nama lo"
Tetapi Keyla mencoba membuang jauh fikira negative itu, "Salah denger kali. Lo kan kadang b***k, Ta"
"Ih serius! Terus si Kevin nonjok Lintang lagi. Buset gue udah kayak nonton film action tadi" perjelas Tata dengan wajah lugu nya.
Keyla menoyor kepala Tata, "Lo kenapa gak masuk terus misahin mereka?"
Tata menggaruk tengkuk kepala nya, "Gue kan takut sama tatapan maut nya Lintang"
"Key"
Baru saja Keyla ingin pergi, tiba - tiba ada suara seseorang yang akhir akhir ini sering memanggil nama nya.
"Mau kemana?" tanya Lintang santai.
Keyla yang melihat darah dari luka di sudut bibir Lintang refleks memegangnya, "Lo kenapa?"
Lintang yang kaget dengan respon Keyla pun terdiam. Tiba - tiba sadar begitu saja, Keyla langsung menurunkan tangan nya.
"Biasa, laki" jawab Lintang mengusap lukanya dengan tangan.
Tatapan Keyla menjadi dalam, "Lo berantem lagi sama Angkasa?"
Lintang memutar kedua bola mata nya jengkel dan ekspresi wajah yang tadinya santai berubah menjadi serius, "Hm"
"Lo bales nonjok Angkasa, gak?"
Setelah melontarkan pertanyaan itu, Keyla langsung mengklaim bahwa dirinya sangat amat bodoh. Secara tidak langsung, Keyla menanyakan kondisi Kevin kepada Lintang, rival nya.
"Se-emosinal nya gue, gue gak segampang itu mengotori tangan gue" decih Lintang meledek.
☆~○~☆
"Liat Angkasa gak?" tanya Keyla kepada Tara, salah satu anak ekskul fotografi.
Tara menggeleng, "Gue sih gak liat. Tapi coba aja liat di ruang musik"
Keyla langsung berlari ke ruang musik, bahkan sampai lupa mengucapkan terimakasih kepada Tara.
Hingga akhirnya Keyla sampai di depan ruang musik, di depan pintu ramai beberapa anak yang sedang berbincang melihat ke dalam.
"Ada apa?" tanya Keyla ditengah kerumunan itu.
"Itu kayaknya si Kevin lagi bad mood, jadinya kita gak berani mau masuk" jawab Hena, salah satu teman sekelas Kevin.
Keyla berbisik pada Hena, "Oke lo coba ajak yang lain pergi aja dulu. Gue mau nenangin Angkasa. Nanti balik aja lagi"
Akhirnya Hena mengangguk dan berbicara kepada teman - teman nya.
Ketika di depan ruang musik sudah sepi, Keyla memberanikan membuka pintu dan masuk ke dalam.
Kevin sedang duduk dengan memainkan piano yang ada di tengah ruang music dengan duduk membelakangi pintu. Alunan yang harusnya tenang justru kini malah terdengar seperti nada membereontak, jari yang harusnya menari tenang diatas tuts justru berlari larian, tanda memang perasaan Kevin sedang tidak bagus.
"Sa" panggil Keyla.
Dengan sekejap, jari jari itu pun berhenti. Nafasnya yang terengah engah dapat terlihat dari tubuhnya yang naik turun tidak beraturan.
Lalu Keyla berjalan dan memegang bahu Kevin, "Lo kenapa, Sa?"
Tidak ada jawaban. Membuat Keyla menjadi makin takut dengan Kevin.
Keyla menghembuskan nafas nya berat, "Sa, lo jangan kayak gini terus kek gue. Diem tanpa alasan. Gue ja-"
"Lo suka sama Lintang?"
Mendengar pertanyaan yang tidak seharusnya keluar dari mulut Kevin membuat Keyla menjadi emosi, "Lo gila?"
"Lo suka sama Lintang?" nada suaranya berat, seperti bukan Kevin yang Keyla kenal.
Gue suka cuma sama lo, Sa. Cuma sama lo.
"Lo kenapa nanya gini, sih?" tanya Keyla jengkel dengan pertanyaan nya yang terus menerus sama.
Akhirnya Kevin membaikan tubuhnya dan berdiri berhadapan dengan Keyla, "Sekali lagi gue tanya". Mata mereka bertatapan satu sama lain, bintik mata Kevin yang indah kini menjadi kelam, "Lo suka sama Lintang?"
Tidak tahu mengapa, tiba - tiba kedua mata Keyla berlinang air mata. Ia pun menggeleng, "Enggak, Sa"
"Gue gak akan biarin Lintang sama lo, Key. Gak akan" bisik Kevin tepat ditelinga kanan Keyla. Suaranya yang hangat ingin sekali rasanya didengar terus menerus oleh Keyla.