"Key, masa ya tadi Bu Ghina marahin gue" cerita Kevin dengan kesal nya.
Keyla yang sedang main hp langsung menoleh ke Kevin, "Kenapa?"
Kevin menyengir, "Gue gambar di kertas soal"
"Lagian tangan nya iseng banget sih" tukas Keyla dengan menoyor kepala Kevin pelan.
Ya, Keyla dan Kevin kembali akrab satu sama lain. Keduanya memang sering kali bertengar karena hal - hal kecil, tapi itulah namanya sahabat. Mau sejauh apapun ia pergi, pasti akan balik lagi.
Kevin kembali melukis diatas kanvas miliknya, "Key, lo gak bosen kan nemenin gue ngelukis berjam - jam gini?"
Apa sih yang ngebuat gue bosen kalo sama lo, Sa?
Gelengan kepala Keyla menyambut pertanyaan Kevin, "Gue udah kurang lebih setahun kayak gini kan, Sa"
Kevin mengerutkan dahinya, "Kayak gini gimana?"
Suka sama lo.
"Ngehabisin waktu di sekolah sama lo" jawab Keyla.
Lalu, Kevin tiba - tiba mengingat sesuatu yang menurutnya patut memnta penjelasan kepada Keyla.
"Key" panggil Kevin.
Keyla yang sedang mengunyah roti hanya menoleh.
Kini pandangan Kevin kembali ke kanvas nya, "Lo kenapa gak cerita ke gue kalo lo jago main skateboard"
Roti yang sedang dikunyah Keyla seakan - akan macet di jalan, sehingga Keyla meneguk air dan mencoba untuk menelan nya. Sementara Kevin, masih menunggu jawaban.
"Lo kan gak suka sama yang berbau olahraga gitu, Sa. Jadi kalo gue cerita ya pecuma" jawab Keyla hati - hati.
"Gue tanya, emang lo suka ngelukis?" tanya Kevin. Keyla hanya menggeleng.
"Kita kan sahabat Key, saling sharing lah. Gue malu kali sebagai sahabat lo setahun ini tapi gak tau tentang itu" jelas Kevin.
Keyla menyengir, "Maaf, Sa. Lagipula lo 'kan juga lagi deket sama Shemi. Kalo kita selalu deket, gue juga jadi gak enak"
Tangan Kevin yang tadinya sedang santai mewarnai kuda gagah berwarna coklat itu sontak berhenti begitu saja.
"Gue udah enggak sama Shemi" kata Kevin dengan suara pelan nya.
Mendengar jawaban nya, Keyla langsung berdiri dan menunjuk Kevin dengan jari telunjuk nya, "See? Siapa yang gak cerita?"
"Lo gak nanya" jawab Kevin singkat.
Keyla memanyunkan bibirnya, "Ngapain gue nanya - nanya si Shemi. Hih"
"Tuhkan masih kan kesel kesel sama orang gitu" cela Kevin.
Jika di film - film, mungkin di atas kepala Keyla sekarang ada gambar bola lampu yang menyala terang. Dengan cengiran diwajahnya, Keyla langsung mendapat niatan untuk meledek Kevin tentang kejadian - kejadian yang ia laluli bersama Shemi.
Keyla menepuk bahu Kevin, "Sa, Sa"
"Hm?" gumam Kevin.
Sangat senang bisa meledek Kevin, Keyla menopang kedua dagu nya dan berusaha menahan tawa, "Masih inget gak, saat - saat..."
Suasana sore di kota Jogja yang adem dan asri membuat suasana menjadi sangat mendukung untuk berjalan - jalan santai di pinggir trotoar jalan. Bermodalkan sok tau, akhirnya sepasang sejoli ini memberanikan diri menyusuri kota yang terkenal dengan adat nya yang masih sangat kental itu.
"Key, gimana tadi gudeg nya? Enak gak?" tanya Kevin sambil memegangi perutnya.
Keyla mengacungkan jempolnya, "Enak banget, Sa!"
Merasa puas dengan rekomendasi restoran yang diberikan olehnya, Kevin membenarkan posisi blangkon nya, "Shemi yang ngasih tau gue"
Mendengar nama Shemi membuat senyuman diwajah Keyla luntur.
"Dia orang jogja loh, Key. Pantesan aja ayu" kata Kevin yang akhirnya terkekeh sendiri.
"Lebih geulis orang sunda lah kayak gue, Sa" ujar Keyla tak mau kalah.
Kevin menampar pipi Keyla pelan, "Alah gaya mu"
Mereka terus berjalan di kawasan Malioboro. Senyuman orang yang berlalu lalang dan keluar masuk dari took - took membuat keduanya sadar untuk siap menerima penghuni dompet yang akan kabur kaburan.
Sepasang mata keduanya terus melirik ke kanan dan kiri untuk kmencari oleh - oleh yang bagus untuk dibawa pulang ke Bandung. Bukan hanya untuk keluarga, tetapi juga untuk teman dari kelas lain.
Tiba - tiba Kevin berhenti berjalan dan menarik tangan Keyla, "Key sini ikut liat itu tuh"
Keyla hanya bisa mengikuti kemana mau pergi si Kevin. Dan tidak menolak rezeki juga sih ketika tangan nya di tarik Kevin kemana mana.
Toko yang bernama "Aku tresno karo Jogja" membuat Kevin dan Keyla terpana. Tempat nya yang dihias sedemikian rupa sangat mengandung adat yang kental serta keindahan dan kenyamanan yang terasa.
Keyla berjalan menuju aksesoris kayu khas jogja. Membuat Kevin mengikutinya.
"Lo mau beli apa?" tanya Kevin.
"Palingan aksesoris gitu. Biasa, cewe" jawab Keyla masih memilah satu persatu.
Kevin pergi sederet wayang - wayang golek yang dipajang di dinding - dinding toko.
Sesudah Keyla memilih dan memasukan berapa aksesoris ke satu tas anyaman bamboo yang juga di belinya, ia berjalan ke kasir untuk membayarnya.
Tidak lama kemudian, Kevin datang dan menarik tangan Keyla untuk yang kesekian kalinya dan membawa ke tempat Kevin melihat wayang tadi.
"Jangan narik - narik mulu dong, Sa. Kayak anak kecil aja" ejek Keyla kesal.
Kevin menggaruk tengkuk kepalanya, "Yaudah, maaf"
"Lo ngapain bawa gue kesini?" tanya Keyla dengan nada suaranya yang masih kesal.
Kevin menyengir dan menatap dinding yang penuh wayang itu, "Ini loh, bantuin gue milih wayang"
"Itu lo kan udah megang yang Cepot" kata Keyla sambil menunjuk yang dipegang Kevin.
"Maksud gue, lo pilihin cewe nya yang mukanya lucu yang mana" jawab Kevin.
Dengan berfikir cukup lama, akhirnya Keyla menunjuk salah satu wayang kurus yang sepertinya bila di cerita, mungkin ia adalah seorang putri dari sebuah kerajaan.
Kevin menjangkau nya dan memegang kedua nya di tangan kanan dan kiri. Lalu, mereka berdua berjalan ke tempat pembayaran lagi.
Sambil tersenyum, Kevin menggerakan sepasang wayang itu ke atas ke bawah, "Lucu, 'kan?"
Keyla mengangguk dan menyipitkan matanya, "Palingan sampai Bandung juga cuma lo jadiin pajangan"
Kevin menggeleng, "Enggak lah. Nanti gue mainin wayang ini bareng Shemi"
"Inget, gak?" ledek Keyla dengan menaik turunkan alis nya.
Kevin mendorong punggung Keyla untuk menjauh, "Masa lalu gak perlu di inget"
"Hanya perlu di kenang, ya?" tambah Keyla tertawa.
Jarum jam yang terus bergerak menandakan waktu terus berjalan. Sudah dua jam, tetapi lukisan Kevin tak kunjung selesai. Kevin sangat memperhatikan warna dan tekstur dari setiap sisi lukisan nya.
Keyla mengetukan kaki nya ke lantai, "Ngomong - ngomong pas kelas kita ke Jogja, gue inget sesuatu lagi"
"Gue tau kal yang lo inget pasti buat ngeledek gue, Key" kata Kevin pasrah.
"Iya lah! Nih ya, waktu yang lain lagi pada menikmati pentas wayang di pondok, lo malah asik asikan chatting sama Shemi" tukas Keyla tidak suka.
Kevin hanya diam dan menggerakan kepala nya ke kanan dan kiri mengikuti intonasi kata kata yang keluar dari mulut Keyla.
Keyla membulatkan matanya, "Asal lo tau, saat itu tuh gue pengen banget banting hp lo, Sa"
"Udah ah jangan bahas Jogja. Sekarang kan kita di Bandung, Key. Gue juga udah gak sama Shemi lagi" akhirnya Kevin lelah dengan segala ocehan Keyla.
Keyla manggut - manggut, "Emang kapan dan kenapa bubar?"
Kevin mencelupkan kuas nya di tinta merah, "Udah dua bulan yang lalu kayaknya. Ya karena udah sama - sama cape. Lagipula lo kan juga gak suka sama dia"
"Alah waktu lo pacaran sama dia aja nih ya, lo selalu belain dia. Dia tuh seakan akan selalu perfect di mata lo. Pengen muntah gue inget nya" secara tidak langsung memang kini adalah saat saat dimana Keyla mengutarakan semua uneg uneg nya tentang hubungan Kevin dengan Shemi waktu itu.
Kevin mengangkat kedua tangan nya keatas, "Oke berargumen sama lo emang gak bakal bikin gue menang. Yang penting kan sekarang gue gak sama dia lagi. Dan gue gak marahan sama lo lagi. Right?"
"Tapi kan tetep aja gue harus menahan rasa kesel gue selama berbulan - bulan ngeliat lo sama dia. Jelas - jelas gue gak suka sama dia. Dan ya, gue selalu sok sok ngedukung lo soalnya gue mau yang terbaik buat lo. Jadi, tolong ngertiin gue kalo gue bawel dan ngambekan, Sa"
Hening langsung menyelimuti keduanya saat Keyla berhasil berpidato secara cepat dan sukses membuat Kevin mengerjapkan mata berkali - kali.
Kalo hati udah ngomong, semuanya keluar ya.