Selama jam pelajaran, Keyla sudah berusaha memanggil Lintang berkali - kali, tetapi sepertinya Lintang tidak berniatan sama sekali untuk menoleh sedikitpun.
Dan akhirnya tepat saat bel pulang sekolah berbunyi, Keyla segera menghampiri meja Lintang yang ada di barisan depan. Tetapi apa boleh buat, Lintang terus berjalan keluar kelas.
"Lintang" panggil Keyla lagi.
Akhirnya Lintang berhenti, menunggu Keyla berdiri di sampingnya.
"Hm?" gumam Lintang tanpa melirik Keyla.
"Kok lo jadi jutek lagi sih sama gue?" tanya Keyla dengan memanyunkan bibir nya kesal.
Lintang mengeluarkan senyum tipis nya, "Perasaan daridulu gue emang jutek sama lo. Tapi kayaknya baru kali ini lo protes`
Keyla terdiam sebentar, "Ya 'kan kita udah baikan waktu itu. Gak baikan juga sih. Ya maksudnya udah biasa - biasa aja"
"Kenapa sih lo? Marahan lagi sama Kevin?" tanya Lintang dengan nada sensi nya.
Keyla menggeleng, "Gue lagi gak mood aja sama dia. Makanya gue nyari temen ngobrol"
"Kenapa harus gue?" kini Lintang menoleh dengan tatapan nya yang tajam.
"Ngg-Ya emang salah kalo gue lagi mau ngomong sama lo?" tanya Keyla gak mau kalah.
"Itu nama nya gue jadi pelarian lo" tukas Lintang dan kembali berjalan menyusuri koridor yang panjang.
☆~○~☆
"Kesel banget gue kan, Ta. Emang salah gue baik ke Lintang?" gerutu Keyla yang kini bersama Tata di kantin.
Tata menggeleng, "Gak pernah ada yang salah kalo baik ke orang mah, Key"
"Abisnya ya kemarin gue lagi cerita sama Angkasa di chat, terus dia jawab seadanya aja. Gue jadi ngambek sama dia" terang Keyla.
"Mungkin dia lagi chat sama junior itu, Key. Siapa namanya? Gita, ya?" kata Tata.
Keyla memasang wajah jengkelnya, "Bukan mungkin lagi, Ta. Tapi emang iya"
Tiba - tiba Rio lewat dengan seragam yang basah karena keringat sedang membeli air mineral dengan beberapa orang teman nya yang lain.
Keyla melambaikan tangan nya, "Rio!". Rio yang mendengar langsung menoleh.
Lalu, Keyla membuat corong dengan kedua tangan nya di depan mulut agar Rio dapat mendengar suaranya, "Lintang dimana?"
"Di lapangan luar lagi main basket" teriak Rio yang kemudian keluar kantin.
Tata yang sedari tadi mengaduk minuman nya hanya mengangguk - ngangguk. Seperti mengerti apa maksud dari yang Keyla tanyakan.
"Kenapa lo Ta ngangguk - ngangguk sendiri?" tanya Keyla menatap Tata heran.
Tata tersenyum, "Lo udah mulai ngerasa nyaman ya sama Lintang?"
Keyla refleks memukul bahu Tata, "Lo kalo ngomong tuh dipikir dulu"
"Gue udah mikir" jawab Tata polos. "Dan gue bisa menyimpulkan bahwa sekarang lo mulai nyaman sama Lintang dan lo mau bareng sama dia terus" tambah Tata.
Kedua mata Keyla langsung menyipit, "Loh udah mulai mabok ya gara - gara doi lo gak peka - peka?"
Merasa tidak terima, Tata memanyunkan bibir nya, "Liat aja lo ya sampai chat gue dan cerita kalo lo abis ngapain gitu sama Lintang terus lo seneng banget"
"You wish" jawab Keyla menepuk dahi nya sendiri.
☆~○~☆
"Nih"
Keyla menyodorkan air mineral dingin yang dibeli nya tadi di kantin untuk Lintang yang sehabis main basket.
Lintang melihat Keyla heran, "Lo niat banget ya mau baik sama gue?"
"Kan gue emang baik" jawab Keyla sambil menyengir.
Lintang tiba - tiba duduk di samping Keyla dengan meneguk air mineral yang diberikan kepadanya.
"Gue udah lama gak liat lo cheers lagi" kata Lintang.
Mata Keyla membelalak mendengarnya, "Lo suka ngeliatin gue kalo gue lagi cheers?"
"Gak gitu juga" tukas Lintang.
“Terus?" ledek Keyla dengan tersenyum.
Saat Lintang ingin menyudahi topic tentang itu dan beralih untuk mengelap keringat, spontan Keyla menahan tangan nya.
"Apaan?" kata Lintang bingung.
Keyla memberikan sapu tangan merah muda nya ke tangan Lintang, "Ngelap tuh pake itu"
Lintang pun menggeleng dan kembali mengelap keringat dengan sapu tangan yang diberikan Keyla.
"Gue denger, Kevin lagi gebet junior. Bener?" tanya Lintang tanpa mengalihkan pandangan nya dari lapangan.
Kembali mendengar pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya di hari ini membuat Keyla tambah kesal. Jadi, Keyla memilih diam daripada harus menjawab ataupun membuat pernyataan yang menyakiti dirinya sendiri.
Lintang menoleh ke Keyla, "So? Masih mau tetep suka?"
Keyla masih terdiam. Hanyut dengan dunianya yang dipenuhi beribu pertanyaan bodoh dan suara hati yang terus berteriak - teriak.
"Gue mungkin ngerti di posisi lo gimana, Key. Tapi, lo mau ngehabisin tiga tahun masa SMA lo yang harusnya seneng - seneng bareng temen ataupun pacar malah buat nungguin orang yang udah jelas Cuma anggep lo temen?" tanya Lintang lagi lagi.
Pandangan Keyla seakan samar, "Gue gak ngerti sama hati gue sendiri, Tang"
Sekelibat mata, Lintang melihat sosok Kevin dari jauh sedang berjalan sekaligus mengobrol dan tertawa bersama seorang perempuan yang Lintang kenal, Gita.
Lintang sontak langsung berdiri di depan Keyla untuk menghalangi pandangan nya.
"Tang. awas. Gue mau liat yang lain main kali. Bukan ngeliatin muka lo" ujar Keyla.
"Gue lagi mau senam" kata Lintang sambil menggerakan tangan dan lehernya menyerupai orang sedang senam.
"Apaan si ah gak jelas lo" Keyla berdiri dan mendorong Lintang ke samping.
Belum sempat berkata apa - apa lagi, Keyla langsung menemukan pasangan yang tadi ditutupi Lintang itu. Tubuh nya seakan lemas melihat Kevin dengan santai nya mencubit pipi dan mengacak - acak rambut Gita. Beberapa orang yang lewat pun meledek mereka dan justru dibalas dengan tawaan dan sesekali Kevin merangkul nya.
Tanpa berfikir panjang, Keyla melampirkan tas nya dan berlari ke depan gerbang untuk segera pulang ke rumah. Kesal. Hanya itu yang dirasakan Keyla sekarang.
Keyla menunggu taxi yang lewat di depan sekolah, karena kebetulan supir nya sakit hari ini. Teman - teman yang mengajak ngobrol Keyla di depan gerbang pun hanya ditanggapi nya dengan secukupnya. Karena hampir seluruh fikiran nya sedang tertuju kepada Kevin.
Mungkin kalo cewe yang lain udah nangis kali ya, tapi gak tau kenapa gue gak bisa nangis. Malahan kesel rasanya pengen narik Kevin biar cuma bisa sama gue.
Hingga tiba - tiba di depan Keyla berhenti seseorang yang sedang di atas motor ninja nya. Lalu, dengan cepat orang itu membuka helm nya, "Muka nya jangan cemberut gitu. Cepet naik"