Emma kembali dari kamar mandi, dan duduk lagi di tempatnya semula. Angga yang masih cemas belum bisa menjernihkan pikirannya.
"Enggak papa mas... dokter bilang pasca kuret emang sering terjadi kaya gini kok, gak sampai 6 hari habis itu juga pulih kok." terang Emma.
"Beneran?" tanya Angga.
"Iya sayaangg..."kata Emma.
"Apa.. apa kamu panggil apa?"tanya Angga kegirangan kaya anak kecil.
"Sayang.." jawab Emma.
"Ehhh aku kok seneng sih, beneran sumpah..." kata Angga.
"Kamu pingin apa? biar aku beliin." kata Angga.
"Enggak pingin apa-apa mas, ya pingin panggil sayang aja emang nggak boleh, toh kamu suami aku kan..." kata Emma senyum-senyum.
"Iya sih tapi ini harus dirayain nih... okke sesuai janji Minggu depan aku off, kita pakai tabungan kita aja dulu buat honey moon okkee?" kata Angga.
"Boleh... kita mau kemana?" tanya Emma.
"Kamu yang nentuin pilihan." jawab Angga.
"Ehm kemarin Seah sama Aji ada plann mau ke Jogja, barengan yuk mas." kata Emma.
"Boleh... tapi kalau bareng-bareng jadi nggak quality time dong, ntar kamu sama Seah pasti sibuk shoping, hunting foto, kuliner dan lainnya." kata Angga.
"Ehmmm jadi nggak mau ya?" kata Emma agak muram.
"Eh... eh mau kok sayang, iya nggak papa kita ke Jogja bareng mereka nggak papa." kata Angga berupaya dengan cepat meralat jawabannya.
"Beneran nih ikhlas kan?" tanya Emma.
"Iya sayang... tapi aku nggak mau kita tidur pakek hotel backpackeran bareng mereka, enak aja, nanti nggak bisa bikin dedek dong." kata Angga.
"Hehehheheeh kamu aja yang bilang masalah itu sama mereka, tapi mereka pasti paham kok." kata Emma.
"Yaudah biar aku telpon Aji ya." kata Angga.
"He em..." kata Emma.
Dia lantas bersandar pada d**a bidang Angga, sambil menunggu panggilan terhubung.
"Assalamualaikum... ee cieee mesra banget nih, tumben nelpon ada apaan?" Tanya Aji yang terhubung dengan video call.
"Wa'alaikumsalam, Minggu depan, Emma pingin bareng kalian ke Jogja." kata Angga.
"Iya emang kemarin aku sama Seah ngajakin Emma, aku suruh dia buat bilang ke kamu, sekalian aja barengan kita berangkat." kata Aji.
"Okkee deh, tapi bentar nih, aku tidurnya gak bisa patungan backpackeran sama kalian, ntar kalian ngintip lagi enaena..." kata Angga yang langsung dicubit sama Emma.
"Okkeee biasa siapp, kalian pilih aja hotel terdekat dengan lokasi kami, biar bisa jalan bareng." kata Aji.
"Kamu sama Seah tidur nya barengan?" tanya Emma.
"Iya lah sayang, mereka kan pacaran. Masa iya mau bayar kamar sendiri-sendiri." kata Angga.
"Ya Allah Emm... udah biasa kali aku tidur sama Seah. Ya kali kamu nggak pernah pacaran apalagi nananina sama cowok kamu, yah kecuali pacaran setelah nikah." kata Aji.
"Eh eh bentar maksud kamu... kamu sama Seah..." kata Emma yang langsung dipotong oleh Angga.
"Eh udah Ji... sorry ya, maklum lah kamu ngerti istri ku kaya gimana, dah ya, bye .. sampai ketemu hari Minggu." kata Angga.
"Kenapa dimatiin? kan aku belum selesai nanya. dan Aji baik-baik aja kok sama pertanyaan ku mas." kata Emma.
"Hmmm... udah yuk tidur aja." ajak Angga.
"Mas... ntar beli tv boleh ya? buat kita nonton kalau gabut gini." kata Emma.
"Okkkee siappp..." kata Angga.
Dan awal pekan Minggu berikutnya telah tiba, mereka berempat sudah berada di stasiun kota baru Malang sejak 30 menit yang lalu. Stasiun tujuan mereka adalah stasiun tugu Jogja.
Angga memeriksa tiket sekali lagi, untuk memastikan gerbong dan nomer tempat duduk. Dan ketika kereta yang mereka tunggu telah datang, dan berhenti, mereka berempat naik dan mulai mencari nomor tempat duduk.
"Disini..." kata Seah.
Disusul Emma dan lainnya mereka duduk di sana. Angga mengambil tas Emma untuk ditaruh diatas rak.
"Nyidam banget pingin ke Jogja? jangan-jangan udah isi nih?" tanya Seah pada Emma.
"Belum se... makanya kita mau jalan-jalan kata mas Angga second honeymoon eheheh." jawab Emma.
"Ooh gitu... yaudah mumpung kita off bareng sih, jadi bisa sekalian jalan-jalan bareng, agenda berapa hari disana?" tanya Seah lagi.
"Berapa hari Ji?" tanya Angga ke Aji.
"Sampek bosenn... hahahaha."jawab Aji.
Perjalanan panjang dari Malang ke Jogja yang memakan waktu kurang lebih 6-7,5 jam itu mulai terasa melelahkan.
Emma tertidur dengan bersandar ke jendela. begitu juga Seah yang sudah sejak dari Surabaya telah lenyap.
Angga meraih Emma dan menyandarkan ke pundaknya. diluar hujan mulai menyapa diawali dengan gerimis tipis lalu lebat.
Membuat udara panas berganti dengan hawa sejuk. Hampir tengah hari mereka tiba di stasiun tugu. Sama saja di sana hujan masih mengguyur dengan lebat.
"Kayanya kita harus cari penginapan dulu deh." kata Angga.
"Iya nih dingin banget... nanti ransel aku basah, ya dalemnya basah semua." kata Seah.
"Iya udah... ayo." kata Aji.
Setelah bertanya pada penjaja makanan, akhirnya mereka mendapatkan informasi tentang penginapan dengan harga terjangkau dan juga penyewaan motor.
"Yaudah cuss..." kata Seah.
"Iya udah dingin banget ini, gak papa mas gak perlu hotel yang bagus-bagus." kata Emma.
"Okke sayang seperti yang kamu mau." kata Angga.
Sampai di penginapan, kamar mereka tidak berjarak jauh, Angga segera membuka kunci dan mempersilakan Emma masuk.
"Lumayan lah.." kata Angga.
"Mas aku ke kamar mandi dulu." pamit Emma.
"Iya sayang..." kata Angga.
Setelah membuka sepatu dan meletakkan di rak sepatu Angga merebahkan diri sambil menunggu Emma kembali dari kamar mandi.
"Mas kamu nggak mandi dulu, nanti flu kamu habis ujan-ujanan." kata Emma.
"Enggak nanti aja sekalian." sahut Angga.
"Yaudah..." kata Emma.
"Sayang aku pingin sekarang, masa sih belum di kasih juga." kata Angga.
"Hmmm... kasih nggak ya?" kata Emma.
"Nggak dikasih pun aku bakalan maksa..." kata Angga.
Dia segera menarik lengan Emma hingga jatuh tepat di atasnya.
"Cantik banget sih istriku." kata Angga sambil mengecup kening istrinya.
"Hmmm... jangan gitu jadi malu tau, aku kan udah nggak pernah perawatan kaya dulu mas, nyindir ya?" tanya Emma.
"Enggak beneran kok sayang, kamu tetap cantik nggak dulu nggak sekarang sama aja kok, kamu cantik..." sahut Angga.
"Alaa gombal banget, mas..." ucap Emma tersipu malu.
"Yaudah sini sayang, pingin manja-manja sama kamu." kata Angga.
Emma berbaring di sebelah Angga.
"Aduhh capek banget mas, punggung sakit rasanya pingin tidur." kata Emma.
"Yaudah kamu tidur... kamu hadap sana sayang, biar aku pijit punggung kamu." kata Angga.
"Wahhh makasih..." ucap Emma.
Emma nurut saja, sambil tidur-tidur ayam, dia menikmati pijatan Angga di punggungnya. Rileks sekali...
"Yahh tidur beneran... kapan nih dapat jatahnya." kata Angga setelah menyadari Emma benar-benar tertidur.
Angga menyeduh secangkir kopi panas dari dispenser yang tersedia di kamar. Sambil menyeruput segelas kopi yang usai dia buat, Angga mengeluarkan ponselnya kemudian menelpon ibunya. Ada rindu di dalam hatinya.
"Assalamualaikum nak... Kamu apa kabar? Lama nggak pulang, istri kamu gimana sehat kan?" tanya ibu Angga secara bertubi-tubi.
"Wa'alaikumsalam buk, maaf Angga belum bisa pulang, Angga kangen sama ibuk sama adek, tapi untuk saat ini Emma belum bisa diajak perjalanan jauh buk, dia baru saja kehilangan janin yang dikandungnya. Mungkin kalau kondisinya sudah membaik Angga sama Emma pasti pulang." jawab Angga.
"Mashaallah... Emma keguguran? Jangan diizinin kerja, biarin dia dirumah aja kasian." Kata ibu Angga.
"Iya buk.. Emma udah lama berhenti kerja, mungkin karena kandungannya lemah, dan lagi Angga benar-benar merasa bersalah buk, semenjak menikah dengan Angga dia nggak pernah ngerasain bahagia. Angga ajak dia tinggal di kos-kosan kecil, makan seadanya, padahal di rumah dia serba kelimpahan buk, aku juga nggak bisa kasih banyak ke dia, bahkan untuk beli perawatan wajah aja dia nggak pernah buk, rasanya benar-benar sedih." kata Angga.
"Kamu yang sabar ya, terus lah berusaha jadi suami yang baik, yang bertanggung jawab, dia sudah nerima kamu apa adanya, dia nerima ibu, sayang sama adik kamu, jangan putus asa jangan sedih, kamu hanya perlu berusaha lebih giat lagi nak." kata Ibu Angga.
"Iya Bu... Angga tau, dan akan selalu berusaha untuk itu, namun entah kenapa rasanya seperti Angga merampas kebahagiaanya begitu saja, dia makin kurus, tapi nggak pernah ngeluh akan keadaan buk, ya tapi Angga perasaan saja buk, kasian banget sama dia." lanjutnya.
"Udah jangan sedih, kalau dia beneran sayang sama kamu, dia pasti sanggup menjalani hidup yang memang hidup kita seperti ini, yang penting kamu sudah berusaha." pesan ibu Angga.
"Iya Bu... Makasih ya, yaudah buk, ibu pasti capek hari ini, selamat beristirahat ya buk, salam buat adek." kata Angga.
"Iya kamu juga ... Sampein kangen ibuk ke Emma ya, Assalamualaikum." pamit ibu Angga.
"Wa'alaikumsalam buk." jawab Angga.
Setelah itu Angga melanjutkan menghibur dirinya dengan segelas kopi dan streaming siaran Bola. Sedangkan Emma yang pura-pura tidur mulai menitikkan airmata, dia tidak pernah menyangka bahwa Angga begitu memperhatikan dirinya begitu tulus mencintainya sedemikian besarnya.
Usai acara siaran Bola, Angga meletakkan ponselnya diatas meja kemudian menyusul Emma tidur dengan memeluknya dari belakang.
"Aku sayang banget sama kamu Emma." ucap Angga sebelum tidur.
"Aku juga sayang banget sama kamu mas." balas Emma di dalam hati.
Hujan sudah mulai reda sekitar jam 3 sore hari. Angga dan Emma juga sudah bangun hampir bersamaan.
"Mas... Setelah ini kita kemana?" tanya Emma.
"Nggak tau ya, kita nurut Aji sama Seah aja, mereka mau kemana? Emang kamu punya ide kita kemana sayang?" tanya Angga.
"Kalau malem paling asyik ya ke Malioboro aja mas, banyak seniman dan penjaja batik dan karya seni disana." terang Emma.
"Baiklah sayang, apapun yang kamu mau, mas turutin." ucap Angga seraya mengecup puncak kepala Emma.
"Tapi mereka berdua mau nggak ya?" tanya Emma.
"Kalau mereka mau jalan sendiri ya nggak papa, biar aku aja yang temenin kamu sayang." kata Angga.
"Hmmm so sweet banget sih." ucap Emma.
Seah dan Aji berkunjung ke kamar Emma, mereka memutuskan untuk jalan sekarang ke Malioboro sebelum hujan datang lagi.
"Habis ke Malioboro kita kemana lagi nih?" tanya Seah.
"Ke Bukit Bintang bagus tuh." usul Aji.
"Kayanya Emma belum kuat deh kalau mau jalan muncak." kata Angga.
"Nggak papa kok kalian pergi aja kesana, kami di sini aja mau pacaran." kata Emma.
"Beneran nggak papa kamu nggak ikut?" tanya Seah.
"Nggak papa Se... Aku belum kuat kalau muncak, kalian pergi aja, nanti fotoin yang bagus view di sana." kata Emma.
"Okkee siapp..." kata Seah.
Beberapa saat kemudian ponsel Emma berdering, ada panggilan masuk dari Azizah.
"Ehh tumben nih emak nelpon." gumam Emma.
Angga merebut ponsel Emma.
"Dia pasti mau minta kamu buat balik kerja. Aku nggak ngizinin kamu balik kerja." kata Angga.
"Mas.. kembalikan bentar, kamu sok tau dehz ya kalau enggak ada kepentingan lain." pinta Emma.
Angga menyerahkan ponsel Emma. Tapi dia terus nguping pembicaraan mereka.
"Assalamualaikum Mak... Ada apa tumben nih nelpon?" tanya Emma.
"Wa'alaikumsalam Emm.. Emmaaa... Please kamu mau ya balik kerja lagi, bantuin aku Emm, Mika kwalahan dia belum bisa cepet kerjanya." kata Azizah.
"Wahh aku nggak dapat izin dari suami ku Mak, aku kepingin sih coba nanti aku rundingan lagi sama mas Angga. Gabut di kos sendirian." kata Emma.
"Yaudah kamu omongin dulu sama suami kamu ya." kata Azizah.
"Okke Mak..." sahut Emma.
"Mas..." ucap Emma.
"Enggak Emma.." sahut Angga.
"Udahlah biarin aja Ngga, dianjuga suntuk di Kos Mulu, yang penting kerja hati-hati." kata Aji.
"Iya beneran tuh ya minta aja satu shift sama Emma biar bisa ketemu terus." tambah Seah.
"Bukan masalah itu, ada Adrian, Rio... aku nggak mau mereka ganggu Emma lagi." kata Angga.
"Mas... aku pingin kerja lagi, janji nanti kalau aku hamil bakalan resign lagi untuk selamanya, sekarang beri aku kesempatan sekali lagi mas..." rengek Emma.
"Janji satu hal sama aku..." balas Angga pada akhirnya.
"Janji apa mas?" tanya Emma.
"Janji kamu nggak bakalan berurusan sama laki-laki b******k kaya mereka." kata Angga.
"Ehmm baiklah mas.. Emma janji." kata Emma.
Ingatannya melayang himana Rio melecehkannya dan Adrian membunuh bayi dalam kandungannya.
"Aku janji nggak bakal berurusan sama mereka mas." uangnya dengan mata berkaca-kaca.
"Baiklah mas ijinkan kamu kerja, satu periode kontrak saja." kata Angga.
"Makasiihhh..." ucap Emma.
"Yeiiiyyy..." Seah dan Emma tos untuk kebersamaan mereka.
"Yaudah berangkat sekarang yuk, keburu ujan datang lagi." ajak Aji.
"Ayo-ayo aku ambil jaket dulu ya." ucap Emma.
Beberapa saat kemudian Emma kembali dengan membawa jaket untuk dirinya juga Angga.
"Ini mas jaket kamu." ucapnya sembari menyerahkan jaket kesukaan Angga.
"Makasih sayang." ucap Angga.
"Hmmmm kalian berdua, gitu doang udah romantis banget sih, jadi pengen." kata Seah.
"Makanya ayok nikah, biar bisa kaya mereka." kata Aji.
"Emang kamu pikir biaya nikah seharga kita beli cilok." sahut Seah.
"Hehehhehe... Iya kalau gitu sabar dulu." kata Aji.
Mereka berempat berangkat dengan motor yang sebelumnya telah mereka sewa. Sampai di Jalan Malioboro mereka mulai berburu jajanan dan batik khas Jogja.
Tidak lupa juga mengantri foto dibawah palang tulisan Jl.Malioboro.