Angga yang pasrah karena Emma belum juga mau memaafkannya, akhirnya berbaring pasrah di atas tempat tidur, sementara Emma masih duduk terpaku dengan rasa kecewannya, di tempatnya semula.Tiba-tiba Angga merasakan dadanya sakit.
Dia memegangi dadanya sambil mencoba mengatur nafas yang mulai pendek dan membuatnya tersengal. Dia melihat kearah Emma yang masih tak Sudi melihatnya, beruntung dia bisa menyembunyikan rasa sakitnya. Angga memiringkan badannya untuk memudahkan dia menarik dan membuang nafas.
Namun sia-sia dia justru terbatuk-batuk, awalnya hanya sekali dua lali, namun kemudian berubah menjadi batuk yang berat dan sangat intens. Emma mulai terpancing dia melihat kearah suaminya yang tengah memegangi d**a dan menutup mulutnya menahan batuk.
"Mas.. kenapa?" Emma langsung mendekat dan menggosok-gosok punggung Angga.
Angga menggelengkan kepala sambil terus terbatuk-batuk sampai airmatanya keluar.
"Mas Angga kenapa?" ulang Emma.
Angga tersenyum sambil mengusap rambut istrinya.
"Enggak papa sayang, tolong ambilkan minum." ucap Angga. Emma langsung berdiri untuk mengambil gelas kemudian mengisinya dengan air. Sementara Angga, dia melihat bercak darah pada tangan yang ia gunakan untuk menutup mulutnya.
"Emma nggak boleh tau, dia bakalan panik." kata Angga dalam hati, dia lantas berdiri dan masuk ke kamar mandi. Setelah mengunci pintu, dia duduk bersandar di balik pintu sambil menepuk-nepuk dadanya. Sebelah tangannya meraih kran untuk menyalakan air guna menyamarkan suara batuk Angga yang makin parah, darah keluar lumayan banyak, dia yakin edema nya pasti kambuh.
Batuk tak tertahankan sampai muntah-muntah. Emma yang panik meletakkan gelas yang dipegangnya kemudian berlari menyusul Angga.
"Mas buka pintunya." kata Emma.
"Iya sayang bentar ya..." kata Angga, dia berusaha minum air dari gayung untuk meredakan batuknya dan lalu membersihkan tangan dan juga berkumur untuk menghilangkan noda darah.
"Mas.. kamu muntah-muntah nggak papa?" tanya Emma sambil terus mengetuk pintu.
"Iya sayang, aku hanya masuk angin, tadi pulang kerja kehujanan." kata Angga.
"Buka mas..." kata Emma.
"Iya sayang nih masih pipis, kamu mau aku unboxing disini." kata Angga.
"Mas buka... Aku tau kamu sakit." kata Emma merengek, meminta Angga membuka pintunya.
Setelah memastikan bahwa semua sudah bersih, Angga pun keluar, dia menatap wajah istrinya yang super cemas itu, lantas mengangkat nya bridal style lalu merebahkannya diatas ranjang mereka.
"Udah nggak sabar banget sih..." kata Angga sambil membelai rambut Emma.
Emma langsung menahan tangan Angga lalu menggenggam dan mendekapnya di depan d**a.
"Kamu jangan sakit. Aku nggak mau kamu sakit mas.." kata Emma.
"Diihh siapa sih yang sakit, orang masuk angin doang, nih aku ambil minyak kayu putih, kamu tuangin merata di punggung aku ya." kata Angga.
Tanpa menunggu dua kali, Emma langsung mengambil minyak kayu putih lalu membalurkan rata pada punggung dan perut Emma.
"Mas besok nggak usah masuk kerja ya." kata Emma.
"Istirahat aja dirumah." Lanjutnya.
"Ya ampun sayang... Aku tuh nggak kenapa-napa." kata Angga.
"Mas jangan bohong." ucap Emma.
"Enggak sayang, mau bukti nih, yuk coba masih kuat berapa ronde malam ini." ucap Angga mengedipkan sebelah matanya.
"Mas.. kamu jangan bohong, wajah kamu pucet banget, besok nggak usah kerja ya, kita periksa." kata Emma.
"Kalau aku nggak kerja terus istriku yang cantik ini makan apa dong?" Kata Angga.
"Mas... " ucap Emma dia membingkai wajah suaminya.
"Maafin aku sayang..." ucap Angga.
"Udah aku nggak mau bahas itu... Aku mau kamu nggak sakit." rengek Emma. Angga menariknya dalam pelukan lalu mengecup keningnya.
"Aku nggak sakit... Siapa sih yang sakit." kata Angga.
"Yaudah tidur yuk, aku besok harus berangkat pagi sayang, besok aku masuk jam 6 soalnya." kata Angga.
"Iya mas..." kata Emma.
Angga membiarkan Emma terlelap dalam pelukannya seperti biasa. Setelah dilihatnya Emma sudah cukup lelap, dia mengambil ponsel yang terletak tidak jauh dari jangkauannya. Dia mencari nomor Aji lalu mulai mengirim pesan padanya.
"Ji... Besok temenin aku kerumah sakit, payah banget kayanya edema ku udah terlalu berlarut-larut, barusan aku batik berdarah, tolong ya kamu besok bisa kan off sehari aja, soalnya aku nggak mau Emma tau, kasian kondisi fisik dan mentalnya belum sembuh bener." Tulis Angga.
"Serius Ngga... berangkat sekarang aja, gimana sih kok bisa kambuh, kamu makek barang-barang itu lagi?" balas Aji.
"Enggak sumpah JI... Aku udah nggak pernah dapet kokain lagi. Lagian aku udah tobat nggak mau kaya dulu lagi, aku udah ada istri, jangan sekarang, aku nggak mau ninggalin dia sendirian malam-malam masih trauma rasanya." Tulis Angga.
"Yaudah besok pagi aku jemput." kata Aji.
"Tapi kamu pakek seragam kaya mau kerja biasa, soalnya aku juga pakek seragam, jangan bilang Emma kalau kita ke rumah sakit." balas Aji cepat.
"Lahhh serius, kamu sembunyiin ini dari istri kamu?" tanya Aji.
"Iya Ji... Aku nggak mau dia tambah stres tau kalau aku sakit. Diuretik cuma bentar kok gak Sampek seharian paling juga 4-5 jam kaya waktu itu." Balas Angga.
"Yaudah kalau gitu, kamu istirahat deh." kata Aji.
Angga meletakkan ponselnya lalu kembali mendekap istrinya. Sesekali dia belai dan cium kening Emma.
"Sayang banget sama kamu Emma, Kamu nggak boleh lemah, iya aku janji kalau aku sembuh, bulan depan aku off low season kita honeymoon lagi, terserah kamu pingin kemana, dan semoga cepat ada lagi kehidupan dalam rahim kamu, Aku janji akan jagain kalian berdua." kata Angga lirih.
---
Keesokan paginya, usai sarapan Angga berangkat, tak lupa Emma mencium tangan suaminya.
"Hati-hati mas kalau kerja, nanti kalau kamu masih sakit pulang ya." kata Emma.
"Iya sayang... Kamu juga hati-hati di kos, jangan kemana-mana, nanti kamu diculik, aku sedih." kata Angga dengan puppy eyes nya.
"Siapa juga yang mau nyulik aku sayang,..." kata Angga.
"Penggemar kamu banyak..." sahut Angga.
"Ahh udah jangan dibahas lagi." kata Emma.
Setelah mencium kedua pipi juga bibir istrinya, Angga meraih id card nya lalu berangkat. Aji sudah menjemput dibawah, dan bukannya menuju pabrik mereka langsung pergi kerumah sakit. Sepanjang jalan, Angga merapatkan tangannya sambi menahan batuk.
Sampai di rumah sakit, Angga langsung mendapatkan perawatan. Dan sekali lagi dia meminta aji untuk tidak memberitahukan keaadannya yang harus dirawat inap pada istrinya.
"Ntar dia bakalan nyariin kamu." kata Aji.
"Bilang aja aku harus lembur hari ini." ucap Angga.
"Tapi kasian dia pasti bingung banget nyariin kamu ngga. Masa iya lembur sampai nggak pulang." kata Aji.
"Udah tenang aja, dah ya aku mau tidur, semalam aku nggak bisa tidur." kata Angga.
"Yaudah deh tidur sana" Sahut Aji.