Di rumah sakit

1145 Kata
     Emma baru saja selesai memasukkan bumbu untuk kari ayamnya. Sambil menunggu masakannya matang dia meraih ponselnya lalu melakukan panggilan pada nomor mama nya.      "Assalamualaikum ma..." ucap Emma, begitu mamanya menerima panggilan video darinya.     "Waalaikumsalam sayang, kamu lagi apa?" tanya mamanya.     "Masak ma... Hehehe barusan liat resep di cookpad dan belajar dari YouTube cara bikin kari ayam, nggak tau minder aja ma, kalau mas yang masak bisa enak banget, sedangkan aku nggak bisa masak seenak itu." jelas Emma.     "Ohh.. terus gimana, udah kamu icipin belum masakan kamu?" tanya mama.     "Udah sih ma, kalau menurut lidah Emma sih udah pas, nggak tau kalau menurut mas gimana heheh." jawab Emma, sambil mengaduk kari nya.     "Mama sedang apa?" tanya Emma.     "Barusan ada praktikum sayang, tapi udah selesai, dan ini juga mau pulang." jawab mama nya.     "Angga gimana? Sehat? Kalian berdua lama nggak pulang, mama kangen, kemarin pingin nemenin kamu lebih lama, tapi mama harus ngajar." kata mamanya.     "Inshaallah ma... Minggu depan pulang, mas Angga dapat giliran libur kok, oh iya dan semalam mas batuk-batuk terus, Emma takut dia sakit ma, soalnya ada riwayat edema paru." kata Emma.     "Terus sekarang dia kerja?" tanya mama.      "Iya ma... Udah Emma larang, tapi dia bandel, nggak bisa dikasih tau, tapi Emma udah bilang kok, kalau misal belum kuat buat kerja, pulang aja." Jelas Emma.      "Suami bertanggung jawab itu namanya, tapi dari semalam mama juga tiba-tiba kepikiran sama kalian bedua." kata mama.      "Coba kau telpon suami kamu, coba pastiin dia baik-baik aja." kata mama.      "Ehm... Iya ma, yaudah Emma matiin ya, coba telpon mas, soalnya dari berangkat udah pucet banget." kata Emma. Setelah mematikan kompor dan memindahkan kari kedalam mangkuk besar, dia masuk ke kamarnya sambil melakukan panggilan ke nomor Angga.      "Kok nggak diangkat sih, biasanya masih sempet-sempetin chat cuma nanya in aku sedang apa." gumam Emma.      "Mungkin ada inspect..." ucap Emma kemudian.      "Yaudah nanti aja jam istirahat di telpon lagi." ucapnya, dia mulai mengambil nasi dan makan.      Jam setengah 12, Emma kembali menelpon Angga, namun tak ada jawaban, sampai di spam chat.       "Mas kenapa kamu nggak bales sih.." ucap Emma sambil mantengin layar hp nya, beberapa saat kemudian ponsel ya berkedip-kedip ada panggilan masuk dari nomor Aji.     "Assalamualaikum ji... Ada apa?" tanya Emma.     "Waalaikumsalam Emm.. kamu nyariin Angga ya?" Aji balik bertanya.     "Iya... Kamu lagi sama dia? Bilang ke dia suruh cek hp nya aku dari tadi telpon spam chat juga nggak diangkat nggak dibalas." kata Emma.     "Ehmm... Iya aku lagi sama dia, ehmm... Dia ngelarang aku buat kasih tau kamu sebenernya Emm.. tapi aku nggak tega liat kalian berdua." jawab Aji.     "Maksudnya? Kasih tau apa ji?" tanya Emma.     "Dia lagi diuretik di rumah sakit, dan harus di rawat inap untuk pengobatan lebih lanjut karena udah parah." jawab Aji.     "Apa? Berarti mas Angga bohong sama aku, kalau dia pergi kerja?" kata Emma.     "Dia nggak mau kamu sedih, karena mental dan fisik kamu belum sembuh pasca kehilangan anak kalian katanya." jawab Aji.     "Ya Allah ji... Makasih yabudah ngabarin, di rumah sakit mana?" tanya Emma.     "RS Medika Emm, kamu kesini bawa baju ganti deh ya. Atau mau aku jemput?" ,tanya Aji.     "Iya Ji, aku bawa baju ganti, udah kamu disana aja temenin mas Angga, aku bisa neg grab kok." jawab Emma.      "Yaudah ... Ati-ati Emm.." Pamit Aji.      "Iya Ji, makasih udah ngasih tau." kata Emma.      "Okke Emm..." Sahut Aji.      Setelah itu Emma menyambar Hoodie nya lalu turun kebawah, ada seorang tukang ojek yang tumben mangkal depan kos nya, tanpa menunggu lebih lama, dia langsung meminta tukang ojek itu mengantarnya kerumah sakit.      Sampai di rumah sakit, Aji sudah menantinya di lobby. Emma menuju kearahnya, dan mengikuti kemana Aji pergi. Diujung koridor, tepatnya sebuah ruangan dengan dominan warna putih, mereka berhenti. Aji membuka pintu dan mempersilakan Emma masuk.     "Masuk aja, dia lagi tidur kayanya, aku kedepan bentar ya mau rokok an." pamit Aji.     "Iya Ji... Makasih ya." ucap Emma, lantas berjalan kearah ranjang perawatan, dilihatnya Angga tengah duduk dengan sungkup pernafasan sambil memejamkan mata. Sementara ponselnya tergeletak gitu aja di atas meja.     Emma menarik sebuah kursi dari bawah ranjang, kemudian duduk disana, mendengar kehadiran seseorang Angga tersentak lalu membuka mata. Matanya membulat menyadari Emma tengah duduk di sebelahnya.     "Sayang kamu ngapain kesini? Kamu istirahat aja di kos." kata Angga panik berbicara dari balik sungkupnya.      "Mas kenapa kamu bohong sama aku, kenapa kamu nggak bilang kalau sakit, aku bisa naterin kamu periksa, pake alasan berangkat kerja segala." protes Emma.      Tak ada jawaban, Angga justru mengelus pipi Emma yang tengah ngomel-ngomel.      "Aku khawatir sama kamu, kondisi kamu belum pulih bener, semalam aku nggak tidur, mikirn gimana caranya ninggalin kamu tanpa kamu tau kalau aku pergi ke dokter." jelas Angga.      "Ya nggak gitu mas.. aku juga khawatir sama kamu, nggak mau tau ini pertama dan terakhir kamu buat bohongin aku, aku nggak mau kamu sendirian." kata Emma.      "Iya sayang maaf ya..." kata Angga      "Yaudah kamu istirahat mas, biar aku yang jagain kamu disini." ucap Emma.      "Sayang..." panggil Angga.      "Hmm..." sahut Emma.      "Maaf ya karena sakit aku jadi nggak bisa kerja." ucap Angga.      "Ya Allah mas... Udah jangan mikirin kerja Mulu, tabungan kita masih ada masih cukup kok." kata Emma.      "Kalau aku sembuh Minggu depan off, kita jalan yuk... Pingin honeymoon lagi, pingin fokus bikin dedek kembar." kata Angga.      "Hmmmm... " sahut Emma.      "Kenapa? Kamu nggak suka?" Tanya Angga.      "Enggak gitu mas... Tapi kata orang-orang kalau anak pertama keguguran hamil lagi susah." Jawab Emma dengan lunglai.       "Kata orang kan... Bukan kata Tuhan.." sahut Angga.       "Kamu seyakin itu mas?" tanya Emma.       "Iya aku yakin banget kok, kamu bakalan hamil lagi." jawab Angga.       Emma menunduk, rupanya dia menangis..      "Kalau saja waktu itu aku dengerin kamu buat resign mas..." kata Emma kemudian.      "Udah nggak papa, udah terjadi kok, yang penting bisa jadi pelajaran buat kita berdua di masa depan sayang. Love you..." ucap Angga.      "Love you more..." Balas Emma.      "Kami cepet sembuh ya mas, kalau kamu sakit, aku ngga bisa tidur di pelukan kami, udah biasa tidur sama kamu, jadi gak enak tidur sendirian." Lanjut Emma.      "Iyaa sayang...  Paling besok juga udah pulang kok, ntar malem kamu tidur sendiri dulu nggak papa ya, biar aji yang nemenin aku disini." kata Angga.      "Enggak... Nggak mau, aku mau disini aja, emang kenapa kalau aku disini, masa iya kamu mau nya pacaran sama Aji daripada ditemenin istirnya." Kata Emma.       "Ya nggak gitu sayang, disini kamu tidur dimana, nggak nyaman tau tidur disini." kata Angga.       "Kamu jangan khawatir... Udah kmu tidur aja, biarkan aku disini." kata Emma.       "Iya sayang..." kata Angga pada akhirnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN