Sementara Emma duduk di atas tempat tidur Angga mulai mengganti baju kemudian memasak nasi goreng untuk mereka berdua.
"Pedes nggak?" tanya Angga.
"Nggak usah mas... Sini aku banyuin ya." ucap Emma beranjak dari duduk manisnya.
"Enggak... Siapa yang ngizinin kamu buat bantuin, udah kamu istirahat aja sayang." kata Angga.
"Katanya mau cerita, sekarang kamu bisa cerita." kata Angga kemudian.
"Iya ... Mika mas, tiba-tiba hari ini dia berubah 180° ke aku, dia super ketus dan ngatain aku pezina, aku emang pernah berzina sama siapa mas, aku nikah sama kamu perawan kan mas?" ucap Emma.
"Iya... Perawan, emang kamu nggak nanya dia ada masalah apa sampe segitunya?" tanya Angga.
"Udah nanya dia sewot doang." keluh Emma.
"Apa mungkin kamu tau, dia pacaran sama siapa, terus cowoknya itu gamon sama kamu, barangkali?" tanya Angga.
"Enggak ada sih, setauku dia belum punya pacar malahan mas." jawab Emma.
"Tapi ada yang bilang, denger-denger dia Deket sama Rio mas." tambahnya kemudian.
"Kamu yakin?" tanya Angga.
"Ehmm nggak tau juga sih mas." jawab Emma.
"Coba liat pinjem hp kamu sayang!" pinta Angga setelah memasukkan nasi kedalam bumbu yang sudah di tumis.
"Ini..." Emma menyerahkan ponselnya kepada Angga.
Sambil menggoreng nasi, dia scroll chat wa antara Emma dengan Rio.
"Kamu nggak pernah bales chat dia ya?" tanya Angga.
"Enggak... Udah punya suami ngapain chat sama cowok lain, lagian juga dia nggak pernah nanya yang gimana-gimana cuma nyari perhatian aku doang kan. Ya buat apa?" kata Emma.
"Bener kamu sayang, lagian kamu nggak tau gimana aku kalau udah cemburu." kata Angga.
"Emang gimana kalau cemburu?" tanya Emma.
"Ahh sudahlah kamu jangan Snape liat deh." kata Angga.
"Jelek banget." imbuhnya.
"Di chat nggak ada apa-apa kok, ya berarti bukan karena ini." ucap Angga.
"Kamu mau aku selidikin masalah ini?" tanya Angga sambil mengembalikan ponsel milik Emma.
"Hmm gimana ya mas, sebenarnya aku sih nggak terlalu ambil pusing, masalah ini, tapi penasaran aja, kok Mika bisa sampe segitunya gitu loh." jawab Emma.
"Yaudah kamu tenang aja, biar aku yang nyelesaiin ini." kata Angga.
"Iya mas, makasih, aku mandi dulu ya, kamu mau aku siapin air hangat nggak?" tanya Emma.
"Enggak usah sayang." jawab Angga.
Saat Emma mandi, Angga kembali mengambil mengambil ponsel Emma, dia menyalin nomor Mika dan menyimpannya. Setelah dia menyelesaikan nasi gorengnya hingga matang.
Saat Emma selesai mandi, nasi goreng sudah terhidang di meja. Dia tersenyum senang.
"Wahhhhh selalu suka nasi goreng bikinin kamu mas." ucap Emma, setelah mengganti baju, dia duduk di sebelah Angga dan mulai menyendok nasi itu.
Lahap sekali Emma makan, Angga meraih sebotol air mineral lalu membukanya untuk Emma.
Dia mengusap rambut Emma dengan lembut.
"Maaf ya cuma bisa ngasih nasi goreng, kalau lihat ini mama sama papa kamu, pasti kecewa, anaknya cuma dikasih nasi goreng tiap hari." ucap Angga.
"Mas Angga ngomong apa sih, udah jangan bahas yang nggak-nggak deh, lagian mama sama papa udah percayai aku sama mas, jadi nggak perlu mikir yang gimana-gimana mas, yang paling penting, aku bahagia hidup sama kamu. Gimanapun keadaanya." kata Emma.
"Makasiihh sayang, makasih buat kamu yang masih mau bertahan sama aku, padahal aku udah jahat banget sama kamu." ucap Angga.
"Iya mas..." jawab Emma.
"Yaudah kamu makan dulu mas, apa mandi dulu?" tanya Emma.
"Makan dulu aja." jawab Angga.
Usai makan Angga berangkat mandi, sementara Emma berangkat tidur.
***
Setelah memastikan Emma tertidur dengan lelap, Angga meraih Hoodie nya dan mengunci pintu.
Dia keluar dan turun ke bawah. Mengeluarkan ponselnya lalu menelpon Mika.
"Temui aku di depan kos kamu. Aku ketempat kamu sekarang." kata Angga.
"Apa... Ini siapa sih." kata Mika.
"Nanti juga bakalan tau." jawab Angga. Dia mematikan ponselnya lalu memacu motornya menuju kos lamanya yang satu kos dengan Rio dan juga Mika.
Sampai di depan kos Mika, Angga turun dan membuka helm nya, Mika sangat kaget.
"M... Mas Angga..." ucap Emma.
"Kenapa kaget gitu Mik, bukannya kita biasa bareng." kata Angga.
"I... Iya mas." ucap Mika.
"Kamu ada masalah apa sama Emma?" tanya Angga, hanya terdengar suara mereka berdua di tengah dinginnya malam ini.
"Enggak kok mas... Nggak ada apa-apa." kilah Mika.
"Jangan bohong, kalau nggak ada apa-apa apa pantas kamu ngatain senior kau dengan sebutan pezina?" tanya Angga.
"Ka... Kalau itu, mbak Emma pantes dapetin nya mas." kata Mika.
"Memang pantas? Maksud kamu apa?" tanya Angga.
"Dia udah zina sama Rio." jawab Mika.
"Hahh..." Angga mendengus kesal.
"Tau apa kamu tentang dia..." kata Angga.
"Rio itu sahabatnya dari mereka sekolah, Rio emang suka sama Emma, tapi Emma nggak mau pacaran sama Rio karena banyak alasan, lalu apa hubungannya mereka sama kamu?" Angga balik bertanya.
"Ka... Karena..." ucap Mika terpotong.
Angga masih sabar menunggu kelanjutan jawaban Emma. Tiba-tiba Rio muncul. Karena membuang sampah, langkahnya langsung terhenti begitu melihat Angga dan Mika berduaan.
"Lahhh kalian pacaran, Emma kudu tau nih." ucap Rio.
"Ehhh anjing, semua masalah juga berawal dari kamu." kata Mika dengan geram.
"Apa sih nggak jelas." kata Rio.
"Ohhh jadi karena dia..." kata Angga.
Dia langsung berjalan menarik Rio untuk berhadapan dengan nya.
"Jadiiii apa yang udah dia lakukan, sampai kamu berani hina istriku Mika..."suara Angga memecah keheningan.
Rio yang berada dalam cengkeraman Angga tak berkutik.
"Iya mas... Jadi si b******k ini, biang nya, semalam kami tidur bareng, dan ngelakuin itu, tau-tau dia mendesah sebut-sebut nama mbak Emma, aku langsung kecewa banget lah, dia pikir aku mbak Emma, jadi aku langsung aja nuduh mbak Emma pernah ngelayanin dia. Pernah tidur sama dia makanya dia gamon." kata Mika.
"Apaaa... "ucap Rio.
"Iyaaaa... Kamu bahkan juga ngigo in mbak Emma." kata Mika.
"Gillaaa kamu Rio." kata Angga naik pitam.
"Berani-beraninya kamu bikin Emma sebagai bahan kamu hahh..." lanjut Angga.
Dia menghajar Rio sampai babak belur.
"Sorry Ngga .. sorry, aku sama sekali nggak bermaksud buat itu, tapi aku beneran nggak bisa move on dari dia. Jadi please maafin aku." ucap Rio sambil berdarah-darah.
"Taik Lo." umpat Angga.
"Kamu juga Mik... Emma sama sekali nggak salah disini, kamu main nuduh aja, pake ngatain segala, dia sedih banget. Dia aja nggak tau salahnya dimana." kata Angga.
"Maafin mika mas... Mika janji besok akan berbaikan sama mbak Emma." ucap Mika penuh sesal." ulang Mika.