"makanya senyum dong, jangan ngambek mulu kan biar enak dipandang" (fariel)
"masa abang dikasih muka cemberut terus"
"mana senyum genitnya"
"iya daddy sayang, maafkan mamimu ini yang anakku" (Tia) yang ikut-ikutan ngelus perutku ini
"perut sendiri dong yang dielus-elus, masa perutku" (fariel) ucapku sambil menaikkan alisnya dan tersenyum lebar
"nanti kalau dah waktunya" (Tia) sambil tersenyum
"emang waktunya kapan tuh" (fariel)
"kalau sudah nikah" (tia)
"emang nikahnya kapan" (fariel)
"kalau sudah ada yang lamar aku, dan aku dah siap untuk nikah" (Tia)
"Kira-kira kapan siapnya" (fariel)
"kalau aku dah lulus dengan kuliahku ini" (Tia)
"ok, aku tunggu sampai kelulusan mu tiba" (fariel)
Tia hanya tersenyum kearah ku dengan senyuman manisnya, dan memelukku
"bentar, bang belom Shalat Dzuhur, sayang pun belom, yuh kita jamaah" (fariel) ajakku
"ayok imamku" (Tia) lalu tersenyum
kita pun keluar dari rumah pondok ini untuk membayar makanannya, dan bertanya tempat untuk Shalat dimana
"berapa totalnya, saya yang duduk di nomer 11 paling ujung" (fariel)
"totalnya 165rb" (karsir)
akupun langsung menyerahkan uang dua lembar ratusan
"ini kembaliannya, terimakasih sudah makan disini" (karsir)
"iya sama-sama" (fariel)
"maaf apa ada tempat untuk Shalat. kalau ada dimana ya" (fariel)
"ada bang, disebelah sana, samping kamar mandi" (karsir)
"ok terimakasih" (fariel)
hanya dibales dengan senyuman dan anggukan kepala
"ayok, apa mau digandeng pa gendong" (fariel) bisikku
"jalan sendiri aja" (Tia)
akupun langsung menuju tempat yang tadi dimaksud oleh karsir tersebut. setelah wudhu langsung aku masuk kedalam tempat untuk shalat, dan menunggu bidadari surga yang lagi ambil air wudhu
yang ditunggu pun nongol, lalu masuk dan memakai mukena untuk shalat yang sudah disediakan oleh pemilik warung
"dah siap" (fariel)
diapun ngangguk bertanda siap untuk menjalankan Shalat Dzuhur berjamaah, dan akupun pun langsung melaksanakan Shalat sebagai Imam
setelah beberapa menit akhirnya selesai dengan Jamaah dan tak lupa lalu berdoa dan mendoakan kedua orang tua supaya diberikan kesehatan dan di limpahkan rejekinya
dan setelah selase kita keluar, karena ada yang ingin Shalat juga,
"ayok, ini mau langsung kesana apa mau kemana dulu" (fariel)
"langsung kesana aja" (Tia)
"ayok" (fariel)
Tia hanya menganggukan kepala sebagai jawaban sambil meminta di gandeng
"gandeng" (Tia)
"ok boss, kaya mau nyebrang aja minta digandeng" (fariel) lalu tersenyum karena melihat tingkah laku macam anak kecil saja
kita pun berjalan ketempat memarkirkan motor sambil digandeng di lengan dan menyenderkan kepalanya yang membuat banyak mata melihatnya
ayok berangkat setelah mengeluarkan motornya dari parkiran
Tia pun langsung naik dan langsung melingkarkan tangannya dengan erat dan menyandarkan kepalanya dipundakku, membuat para cowo iri melihatnya dengan adegan ini