bc

Kyla

book_age18+
786
IKUTI
5.8K
BACA
fated
goodgirl
sensitive
luna
drama
twisted
bxg
mystery
werewolves
others
like
intro-logo
Uraian

[TAMAT]

“Apa-apaan luka-luka ini? Kenapa rasanya tidak sakit?"

Kyla, mendapati dirinya di dalam kabin tengah hutan setelah pulang dari sidang perceraiannya. Di tengah-tengah kebingungannya, Kyla menemukan sepucuk surat, dan surat tersebut menuntunnya menghadapi berbagai kejadian aneh, sekaligus mempertemukannya dengan orang-orang baru yang seketika mengubah dunianya menjadi kian tak masuk akal dan penuh hal-hal tak terduga.

chap-preview
Pratinjau gratis
Kyla dan Perceraian
"Aku sudah menandatangani surat perceraian kita. Aku sudah kirim ke rumahmu," ketikan chat itu pun kemudian Kyla kirim. Dan tak memakan waktu lama, muncul balasan, "Ya." Kyla merasa bahwa yang dilakukannya salah. Ya, mengiyakan ajakan Edrick untuk bercerai karena Edrick telah menghamili sahabatnya sendiri, Emily. Seharusnya, dirinya, Kyla—Kyla sadar bahwa seharusnya dirinya berjuang lebih keras lagi untuk mempertahankan rumah tangganya, dan mencari solusi lain untuk membuat Edrick sadar bahwa anak yang dikandung Emily bukanlah darah dagingnya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Kyla sudah terlanjur kecewa pada Edrick meski dia tidak menghamili Emily. Karena perselingkuhan tetaplah perselingkuhan, dan bukan sesuatu yang dapat dibenarkan dan dimaafkan begitu saja. Tak lama kemudian, ponselnya kembali bergetar tanda ada pesan masuk. Itu dari Edrick, lagi. "Apa Helen masih berhubungan denganmu?" tanya Edrick. "Untuk apa kau menanyakannya?" heran Kyla. "Hanya bertanya saja, Bright. Mungkin saja belakangan ini kau kembali berhubungan dengannya–atau bahkan berpacaran dengannya mengingat dia adalah penyuka sesama jenis, lalu kau dengannya berniat mencelakakanku karena aku lebih memilih wanita yang lebih baik ketimbang kamu." Lagi? Kau menuduhku yang tidak-tidak lagi? "...." Titik air mata itu kembali lolos, setelah sebelumnya Kyla telah berjanji tidak akan menangisi Edrick dan keputusannya. Sungguh rasanya ingin sekali Kyla menampar mulut Edrick saat ini. "Ed. Aku tidak seperti dirimu yang bahkan mengingkari janji di depan Tuhan," balas Kyla, tak peduli jika ketikannya tersebut akan membuat Edrick memakinya. Kyla pun kembali mengetik, "Lagipula untuk apa? Aku tidak seperti dirimu. Tapi terima kasih atas tuduhanmu. Sekarang aku berniat akan menghubungi Helen." Tak lupa setelah itu, Kyla memblokir nomor Edrick. “Kyla kau di dalam?” pintu kamarnya dibuka oleh Natasya, si gadis berambut merah seperti dirinya. Dia masuk, dan dengan begitu saja memeluk Kyla yang mematung kaget. ”Maaf, Kak. Harusnya aku diam saja, maka kakak tidak akan menjadi janda,” ucap Natasya dengan perasaan bersalahnya. “.... Hei, Natt,” namun jika bukan karena adik 'cepu'-nya, Kyla pasti akan selamanya hidup di dalam neraka yang bisa membuatnya semakin gila. Tangannya mengelus kepala dan rambut panjang Natasya, lalu Kyla juga tersenyum untuk mengatakan, ”Berjanjilah kepadaku. Jangan membenci Edrick dan Emily. Cukup aku saja yang membenci mereka, oke?” “Mana bisa begitu???” jelas Natasya tak menyukainya. Dia sedikit menjauh dari Kyla dan kembali mengatakan, “Aku tidak sudi punya dosen gatel seperti Emily dan mantan suami kakak! Aku akan segera pindah jurusan berhubung masih bisa! Aku pintar! Aku akan pindah ke jurusan Hukum!” Siapa yang tidak kaget dengan cecarnya tekanan nada bicara Natasya? Kyla orangnya. “Natt! Tapi kamu 'kan tidak suka bidang hukum? Kamu bahkan sering membantah ayah dan ibu yang ingin kamu masuk universitas khusus hukum. Jangan paksakan dirimu, sayang. Lebih baik kamu pindah kampus yang punya jurusan seni selain—” “Aku mau jadi pengacara!” namun Natasya mengabaikan perkataan Kyla, ”Aku... Aku akan menjadi pengacara! Pokoknya aku mau jadi pengacara dan bisa balas dendam kepada mereka berdua! Tunggu saja, Kak! Kakak hanya perlu menikmati prosesnya!” serunya. *** "HAHAHAHA BAIKLAH! Serahkan saja kuliahnya Natt kepadaku, Kyla sayangkuuuu! Kamu tidak perlu khawatir." Sambil tersenyum-senyum, Kate mengirim balasannya kepada Kyla. Dan tak lama kemudian membalas, "Terima kasih, Kate. Maaf. Nanti akan aku ganti dengan membiayai pernikahanmu." Kate cukup terkejut, "EH ASTAGA JANGAN! Aku dan Robert sedang menabung banyak! Lagipula pernikahan kami juga masih lama, Ky!" "Lupakan soal menabung untuk menikah, lebih baik tabungan kalian berdua dipakai untuk honeymoon, beli rumah, dan sebagainya. Semua biaya pernikahanmu akan aku tanggung dengan kartu kreditku. Dan kau jangan ikut-ikutan menagih kreditnya nanti. Aku ingin pernikahanmu dilangsungkan dengan sangat mewah, Kate. Please I beg you. Dulu kau pernah bermimpi mau menikah di atas kapal pesiar pribadi, bukan? Maka wujudkanlah!" "...." Kate menghela napasnya setelah membaca balasan panjang dari Kyla. Ingin menolak, tetapi dia mengerti dengan chat-chat si rival yang kini menjadi sahabatnya tersebut sedang ada di tahap menyedihkan. Kyla pasti sedang mabuk, dan dia bisa berpikir untuk menggunakan kartu kredit alias meminjam banyak uang di bank karena ya, Kyla sedang mabuk. Besok adalah sidang perceraian Kyla dan Edrick, dan saat ini adalah saat-saat Kyla penuh emosional. Pasalnya, dia akan bertemu lagi dengan Edrick, dan tak terkecuali, bertemu Emily, wanita yang pada akhirnya Edrick pilih ketimbang istrinya sendiri. Siapa yang tidak sakit? Dan Kyla adalah tipe yang mudah tersinggung dan emosional. "Baiklah. Nanti aku kirim list pernikahanku," balas Kate seraya menghela napas. "Bagus," jawab singkat Kyla. Dan Kyla bukanlah manusia yang suka menggunakan emoticon. “Tenang, Kate. Dia ada di rumahnya,” suara itu adalah suara Robert. Masuk ke dalam kamarnya sambil menyerahkan sebuah tablet kepada calon istrinya. Kate bisa melihatnya. Layar tablet tersebut memperlihatkan Kyla yang sedang tidur selonjoran di atas sofa, dan dikelilingi oleh botol-botol wine mahal. Wine-wine koleksi Edrick. Kate tertegun bukan hanya karena melihat sahabatnya benar-benar mabuk seperti dugaannya, namun juga karena Robert bisa-bisanya memasang CCTV secara diam-diam di rumah Kyla. Mata Kate memicing, menelisik sang calon suami yang mendenguskan napasnya. “Ini demi melindungi Kyla dan Natt. Bagaimana pun mereka adikku meski beda ibu. Lagipula, bisa saja bukan Emily menyakiti mereka, atau si Edrick misalnya?” ucap Robert menjelaskannya. Kate sedikit merasa tenang, dan pikiran aneh-anehnya tentang Robert yang menyukai adik tirinya itu pun menghilang. Meski hubungan Kyla dan Robert sangatlah renggang, tetap mereka masih satu keluarga yang lucunya, secara diam-diam, saling memerhatikan satu sama lain. “Besok kau ikut kan ke persidangan mereka?” Kate bertanya. “Ya. Aku harus memukul Edrick.” *** Kyla menghirup napasnya dalam-dalam ketika dia bisa melihat kedatangan Edrick dan Emily yang nampak begitu mesra dan lengket. Emily bahkan mengenakan gaun merah ketat yang sedikit mengekspos kemolekan tubuh seksinya. Maka tidak aneh, jika beberapa pasang mata di ruang sidang tersebut melihat ke arahnya. Dalam hatinya, Kyla memuji. Ya, memuji mantan sahabat yang berhasil menjadi pusat perhatian seperti pada pesan-pesannya ketika berhasil mendapatkan hati dan harta suaminya. “Wow! Bisa-bisanya dia datang dengan pakaian seperti itu?”, suara ledek itu Kate buat, dan dia memang sengaja mengeraskan suaranya. “Ini ruang sidang, bukan club!” tambah Natasya—tak bisa menahan rasa gatalnya untuk berbicara—mengolok. “Sudahlah, sudah,“ dan di sampingnya ada Robert. Dia menepuk-menepuk tangan Kate untuk menenangkannya sembari berkata, “Lagipula memang pantas kok dia datang kemari dengan pakaian seperti itui. Karena kita bisa jadi tahu siapa yang sebenarnya murahan.” Sesungguhnya, Kyla merasa sangat geli setelah mendengar hal itu. Tanpa perlu dia menoleh, dia bisa membayangkan wajah merah padam Emily yang marah namun tidak bisa marah atau persidangan akan kembali diundur. Melalui ekor matanya, Kyla bisa melihat Edrick yang kini sudah duduk di kursi yang bersebelahan namun saling berjauhan dengannya. Seksama, dia juga memerhatikan pakaiannya. Rapi dan sangat formal, dan serba dongker. “Ed hanya memakai warna itu jika di kantor ada Tuan Dean... ” gumam Kyla dalam benaknya. Tapi masa bodoh dan persetan dengan hal tersebut. Kyla ingin segera bercerai dari Edrick, dan kembali hidup menjadi gelandangan karena selama masa pernikahannya, segala halnya menggunakan uang Edrick. Kyla hampir tidak pernah mengeluarkan uang sepeserpun meski hanya membeli sebuah permen. Ya, Kyla memang seorang Cinderella yang berakhir diceraikan oleh pangerannya. *** Ketukan palu itu dibuat oleh sang hakim sebagai tanda bahwa sidang perceraian telah usai dan disahkan. Kini Kyla dan Edrick sudah tidak terikat lagi. Keduanya kini hidup masing-masing. Kyla dengan Natasya, dan Edrick dengan Emily yang langsung memeluknya begitu Edrick bangun dari kursinya. Lihatlah pemandangan itu? Hati Kyla benar-benar panas ketika kedua insan ‘tua’ itu pun berjalan pergi dari sana, seolah persidangan yang sempat panas dan emosional tersebut hanyalah angin lalu. Dia bisa mendengar percakapan mereka yang tengah membahas berbagai rencana kegiatan hari ini. Setelah Edrick pulang dari kantor, mereka akan makan malam bersama, lalu menginap di hotel berbintang sebelum keduanya berangkat ke Swedia untuk Edrick agar dapat menemui keluarga Emily dengan maksud mau melamarnya. “Baguslah. Kau mendapatkan kebahagiaanmu, Ed. Semoga kau tidak mengulang kesalahan yang sama,” batin Kyla berbicara. Setelah keluar dari ruang sidang, dia adalah Natasya yang nampak sembab di matanya memeluk Kyla begitu erat. Tersedu-sedu, memohon maaf karena jika saja Natasya tetap diam dan tidak melaporkan perselingkuhan antara Edrick dengan Emily, maka Kyla pasti masih menyandang status sebagai istri Edrick sang CEO perusahaan asuransi sekaligus dosen ternama di universitas ternama juga. “Maaf, Kak.... ini salahku.... “ Natasya kembali bersedih—kembali menitikkan air matanya. “Sudah, lupakan, Natt. Kamu lihat sendiri aku sekarang?” tidak lupa Kyla menyeka kedua air mata Natasya yang menatap sembab penuh merah. “Harusnya kau bersyukur bahwa kakakmu ini akhirnya bercerai darinya. Bayangkan jika Ky masih menjadi istri si Ed—” Dan belum selesai Kate berbicara, terdengar suara keributan dari luar gedung pengadilan. Kaki-kaki mereka segera bergegas ke luar sana, karena baik Kyla, Kate, dan Natasya bisa mendengar suara Robert dengan makiannya menghina Edrick sebagai gigolo tak bermoral. Ya. Kate langsung teringat perkataan calon suaminya kemarin malam. Dimana dia pasti akan ikut menyaksikan persidangan Kyla dan Edrick, hanya untuk memukul Edrick. Terlihat Edrick sudah babak belur, ditambah dengan Emily yang menangis karena ketakutan sambil menghampiri Edrick. Terlihat juga Robert yang aksinya berhasil dihentikan oleh beberapa orang yang ada di sana. Tetapi meski begitu, mulut Robert tetap berbicara, “KARMA AKAN DATANG KEPADAMU, ED! MULAI SAAT INI, AKU AKAN MEMUTUSKAN KERJASAMA KITA DI BIDANG APAPUN! RASA SAKIT ADIKKU AKAN KAU RASAKAN KELAK! CAMKAN ITU!”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.3K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

Time Travel Wedding

read
5.3K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.9K
bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.2K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook