" Jadi Tian ngajak lo pacaran gara-gara lo makan berdua sama Alan?" tanya Kania tidak percaya. Tarra mengangguk sedih. " Jangan-jangan itu hasrat terpendamnya Tian pengen jadiin kamu pacar. Dulu nggak kesampaian sekarang mumpung ada momen," lanjut Kania. " Lo pikir gue cita-cita khayalannya Tian apa? Sampe nunggu ada momen. Gue nggak percaya aja Tian ngajakin gue pacaran apalagi dengan alasan nggak suka gue deket sama Alan," kesal Tarra. Tarra melirik ke jam dinding di ruangan kantornya. Sudah jam 7 dan Rudolf masih belum datang untuk membicarakan perkembangan kantor di Bandung dengannya. Tian mendelegasikan tugas itu ke Tarra karena Tian hendak menghadiri pesta pernikahan temannya. Tadinya Tian sudah mengajak Tarra tapi Tarra tidak mau. " Gue bingung aja sama sikapnya Tian.

