Ellias tengah makan malam bersama ibunya saat ini. Tak seperti biasanya, ia tampak asal-asalan mengacak nasi di piring. Sesekali mendesah panjang. “Apa yang kau pikirkan?” tanya ibunya, yang wajahnya sudah berkeriput. “Oh.. Itu..” “Masalah tawaran tadi siang?” “Ibu tahu?” “Ya. Ibu dengar semuanya.” Seperti janji Putri—pekerja perusahaan kosmetik RS, yang bilang akan datang ke rumah pun ditepatinya tadi siang. El duduk dengan sopan. Tidak berani menatap mata Putri, yang duduk di hadapannya. Terpisah oleh meja kayu. Ia memang sedikit pemalu. “Jadi.. Kami akan meluncurkan sebuah produk perawatan kulit dan wajah untuk laki-laki. Dan, kami rasa kau akan cocok menjadi modelnya.” “Aku? O-oh.. Aku tidak bisa. Aku pemalu. Tidak bisa menatap kamera.” “Aku yakin, kau pasti bisa. Ini sangat

