Cemburu

1680 Kata

Aku tersentak kaget ketika tangan halus milik Nesa menepuk pundakku. Gadis muda yang tempo hari mengancamku itu tampak semringah, tersenyum penuh arti. "Kebutulan ya, aku juga baru mau makan dengan pacarku. Tuh!" Nesa menunjuk ke arah luar dengan dagunya. Kuberikan seulas senyum lalu beralih mengikuti arah tunjuk Nesa. Aku terkejut dan sempat mematung beberapa detik, mungkin saat ini bola mataku seperti ingin meloncat keluar, mukaku mungkin merah padam dan dadaku terasa bergemuruh. Namun secepat kliat, aku menunduk lalu menghela napas dalam-dalam. Mengusir gusar yang melanda. "Iya, sayang sekali sama pacar, enggak boleh diganggu dong. Padahal kan, kita bisa makan siang sama-sama." Aku berusaha sesantai mungkin. Nesa tersenyum licik dan berkata, "iya, ya, sayang sekali." Hening.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN