O.H.M.Ds 3

2680 Kata
Happy Reading . . . *** Aku menatap selembar kertas yang berada di tanganku ini dengan tatapan kosong. Bagaimana bisa angka-angka yang terlihat sederhana itu, berubah menjadi begitu menakutkan dan sedikit terasa seperti sebuah ancaman? Sebuah bukti pembayaran dari rumah sakit dimana semalam Grey yang telah melakukan pemeriksaan dan konsultasi bersama dokter, yang mengeluarkan biaya tidaklah sedikit untuk setiap melakukan pertemuannya. Sudah dua bulan waktu berjalan begitu cepatnya, dan selama itu juga penyakit tersebut berada di dalam tubuh Grey. Aku sangat tidak mengerti, Grey sangat patuh dengan setiap saran yang dikatakan oleh dokter akan makanan apa saja yang boleh ia konsumsi dan tidak boleh ia konsumsi. Hal apa saja yang tidak boleh ia lakukan agar penyakit pria itu tidak semakin memburuk di dalam tubuhnya. Tetapi, saran seperti itu rupanya tidak juga berguna untuk Grey. Karena setelah pertemuan dengan dokter kemarin malam dan yang entah sudah ke berapa kalinya juga tidak terhitung, kondisi pria itu rupanya justru tidak menunjukkan kesembuhan dan lebih cenderung kepada penurunan. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, hatiku begitu hancur mengetahui kondisi Grey yang rupanya mulai memburuk akibat penyakitnya tersebut. Tidak hanya hatiku saja, tetapi pikiranku pun yang juga sama bingungnya akan biaya pengobatan Grey yang mulai tidak murah. Terutama jika ia sedang mengalami keluhan dan harus pergi ke rumah sakit, semua itu tidaklah membutuhkan biaya yang sedikit. Uang tabungan milikku pun sudah mulai menipis karena selalu dipakai untuk membayar keperluan Grey di setiap ia pergi ke rumah sakit dan harus menemui dokter sekaligus menebus beberapa obat-obatan yang harus dikonsumsinya. Pekerjaan tambahan yang aku minta kepada rekan kerjaku itu pun juga belum terlihat ada tanda-tandanya. Dan kini, jika suatu saat nanti Grey merasakan keluhan lagi dan harus dibawa ke rumah sakit. Aku sudah tidak bisa membantunya lagi dengan finansial. Hal yang sangat aku benci terhadap diriku sendiri, jika aku tidak bisa menolong dan membantu seseorang yang aku cintai jika sedang membutuhkan bantuan. "Sudahlah, tidak perlu kau pandangi terus. Lebih baik memandangi diriku saja." Suara yang terdengar dan kertas yang berada di tanganku diambil dengan sedikit paksa itu, membuatku langsung tersadar akan diriku yang rupanya sedang melamun. "Kau tidak berangkat sekarang? Kau bisa terlambat, kau tahu?" "Grey, bagaimana jika kita jual mobil saja? Lalu, kita jual apartemen ini juga dan kita pindah ke apartemen yang sedikit lebih kecil dan memiliki biaya sewa yang murah? Dengan begitu kita bisa berhemat untuk biaya pengobatanmu itu, bukan? Selain itu, aku juga sedang menunggu informasi dari Kimmy mengenai pekerjaan tambahan yang aku minta darinya. Jadi, bagaimana menurutmu?" Ucapku sambil melihat Grey yang entah sedang mencari sesuatu di dalam kulkas. "Apa yang kau bicarakan, Estee?" "Aku hanya mencari solusi untuk biaya pengobatanmu saja." "Tidak perlu kau pikirkan. Biar itu menjadi urusanku saja." "Kau berbicara seakan-akan tidak memiliki beban, kau tahu?" "Memang aku sedang tidak memiliki beban." "Kau dengar apa yang dokter katakan kepadamu kemarin? Kondisimu tidak juga membaik, Grey. Dan dengan seperti itu kau masih merasa tidak memiliki beban juga? Aku sungguh tidak mengerti denganmu!" Balasku dengan cukup kesal karena Grey yang terus menerus menganggap bahwa penyakitnya itu tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Aku lelah dengan salah satu sikap Grey yang sejak dulu tidak pernah menghilang mengenai ia yang selalu memudahkan suatu hal yang sesungguhnya terasa sulit. Seperti salah satunya mengenai penyakit yang dimilikinya ini. Sudah sejak awal ia dinyatakan menderita penyakit hati, Grey tidak pernah menganggap penyakit yang sesungguhnya berbahaya ini. Bagaimana ia bisa pulih jika yang bersemangat untuk bangkit di sini adalah diriku? Dan bukanlah seseorang yang memiliki penyakitnya itu. Memikirkan semua hal itu membuat suasana hatiku di pagi hari ini menjadi langsung hancur dengan berantakan. Dengan rasa amarah, aku pun beranjak dari kursi meja makan ini dan mulai bersiap-siap untuk pergi bekerja. Namun di saat aku sedang memakai sepatu kerjaku dengan duduk di sofa ruang tengah, tiba-tiba saja Grey sudah berlutut tepat di depanku dan langsung mengambil alih untuk memakaikan sepatu pada kedua kakiku. "Kita akan cari jalan keluarnya nanti, okay? Aku bukannya tidak ingin mendengarkan solusi yang sudah kau pikirkan tadi. Tetapi aku tidak ingin kau yang menjadi banyak berkorban untukku, Estee." "Tetapi aku ingin berkorban untukmu, Grey. Aku harus melakukan itu karena aku mencintaimu, dan kau adalah kekasihku. Aku tidak bisa membiarkanmu menghadapi semua ini sendirian. Aku tidak ingin kehilanganmu, Grey. Aku tidak ingin," balasku dengan lirih. "Okay, aku mengerti. Terima kasih kau sudah ingin selalu ada untukku, Estee. Aku senang jika kau ingin berjuang untukku. Tetapi aku pun juga tidak ingin membiarkanmu harus merasakan apa yang aku rasakan ini.Biarkan aku saja yang merasakan semua hal yang berat ini, jangan kau. Dan kau pun juga jangan pernah memiliki pikirkan untuk menjual apapun yang kita milik. Mobil itu, kita membelinya bersama-sama dengan hasil kerja keras kita masing-masing, Estee. Begitu juga dengan apartemen ini. Apakah kau tega menjual dan kehilangan milik harta kita ini yang sudah dengan begitu susah payahnya kita dapatkan? Apa kau tega?" "Aku rela melakukan apa saja untuk dirimu." "Tidak. Jangan seperti itu." "Tetapi aku ingin melakukan suatu hal yang berarti untukmu, Grey. Apalagi di saat-saat kau sedang mengalami hal seperti ini." "Okay. Tetapi tidak dengan mobil dan apartemen. Kita masih bisa mencari solusinya di luar dari kedua hal itu, bukan?" "Lalu dari mana? Aku masih belum pasti bisa mendapatkan pekerjaan tambahan, Grey." "Aku tidak ingin kau memiliki pekerjaan lain atau pekerjaan tambahan, apapun itu namanya. Cukup di restauran cepat saji ini saja sesungguhnya bagiku rasanya kau tidak perlu bekerja, Estee." "Lalu? Kau memiliki cara cepat untuk bisa menghasilkan uang banyak dengan tanpa aku yang tidak perlu bekerja? Sebutkan hal apa yang akan kau lakukan?" "Aku bisa meminjam. Ke Bank, kantorku, atau beberapa temanku." "Tidak! Jangan pernah meminjam, Grey. Aku tidak menyukai hal itu." "Okay. Tidak dengan cara meminjam. Tetapi, sekarang sebaiknya kau berangkat bekerja sebelum kau akan semakin terlambat." Melihat wajah Grey di depanku yang terlihat sekali begitu pucat, membuatku langsung menaruh tangan kiriku di pipi kanannya untuk sedikit mengusapnya dengan perlahan. "Wajahmu terlihat begitu pucat. Hari ini pekerjaanmu hanya beristirahat saja di sini, okay?" "Okay. Apa ada yang lainnya lagi?" "Kau akan menanggung akibatnya jika melanggar perintahku yang satu itu." "Ancamanmu terdengar sedikit menakutkan." "Kau memang harus diancam terlebih dahulu agar bisa menurut dan ingin mendengarkanku." "Baiklah." "Jika kau sudah mengerti, aku berangkat bekerja dulu. Sampai jumpa nanti malam." Pamitku yang aku ucapkan kepada Grey itu mengiringi kecupan singkat yang aku berikan pada bibirnya sebagai tanpa perpisahan sebelum aku yang akan pergi bekerja ini. Setelah berpamitan dengan kekasihku, aku pun langsung bergegas melangkah keluar apartemen dan sedikit berjalan menuju stasiun yang berada tidak begitu jauh dari apartemen karena hari ini aku akan berangkat bekerja menggunakan kereta. *** "Estee, kemarilah." Panggilan yang mengalihkanku dari kegiatanku yang sedang membersihkan sebuah meja dengan cairan pembersih meja dan sebuah kain itu langsung membuatku menoleh untuk mencari sang pemilik suara yang rupanya berasal dari Kimmy. Posisinya yang berada di dekat pintu toilet dan sedikit tersembunyi, membuatku sedikit mengernyitkan kening karena melihat tingkah temanku itu yang sedikit aneh hari ini. Melihatnya yang sudah memanggilku berkali-kali, pada akhirnya membuatku memutuskan untuk menunda pekerjaanku yang sedang membersihkan meja untuk melangkah menghampiri Kimmy. Dan pada saat aku sudah berada di dekatnya, ia pun langsung menarik tanganku untuk mengikutinya memasuki toilet. "Ada apa denganmu? Apa kau sedang bersembunyi?" Tanyaku setelah berada di dalam toilet yang rupanya sedang sepi dari pengunjung. "Sshh..., aku baru saja mengangkat telepon. Kau tahu sendiri bukan, jika ketahuan bermain ponsel pada saat jam kerja akan mendapatkan teguran seperti apa?" "Ya, lalu?" "Aku baru saja mengangkat telepon yang sangat penting untukmu." "Apakah dari Grey?" Tanyaku dengan merasa panik karena pikiranku yang langsung tertuju kepada kekasihku itu. "Tidak, bukan! Tetapi dari Dave." "Apakah ia ditangkap kembali?" "Apakah kau bisa untuk tidak memotong setiap ucapanku ini?" Balasnya yang mulai sedikit terdengar kesal karena ucapannya itu terus disela olehku. "Maaf. Kalau begitu lanjutkan." "Aku baru mendapatkan informasi dari Dave, katanya ia memiliki pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dengan cepat dan juga jumlahnya yang tidak sedikit." "Benarkah?" Balasku yang begitu bersemangat seperti baru saja mendapat lotre. "Ya. Jika kau ingin, sehabis jam kerja nanti kita bisa langsung menemui Dave. Bagaimana menurutmu?" "Tentu saja aku menginginkannya. Apapun itu pekerjaannya pasti akan aku lakukan. Semua ini demi Grey, aku sudah sedikit mulai putus asa dengan memikirkan dari mana datangnya biaya pengobatan yang jumlahnya tidak sedikit itu." "Aku mengerti dengan perasaanmu itu, dan aku pun juga ikut bersedih, Estee." "Terima kasih, Kimmy,". "Jadi, pekerjaan seperti apa yang harus aku lakukan?" "Hmm..., aku pun juga masih tidak mengetahuinya. Tetapi Dave mengatakan jika kau tertarik, kau bisa langsung menemuinya saja." "Tentu saja. Apakah nanti kau ingin mengantarku untuk menemui Dave?" "Tentu. Aku akan mengantarmu untuk menemuinya nanti." "Kimmy, terima kasih karena kau sudah ingin membantuku. Terima kasih sudah ingin mengusahakan pekerjaan tambahan untukku." "Iya. Aku ini temanmu. Aku pun juga merasa ikut bersedih atas hal yang terjadi pada Grey. Maka, aku pun pasti ingin membantu temanku ini." Senyumanku pun langsung terbit bersamaan dengan datangnya kesempatanku untuk bisa memiliki pekerjaan tambahan, demi biaya pengobatan Grey. Aku rela melakukan pekerjaan apapun itu jenisnya,, asalkan aku tetap bisa mendapatkan uang dengan cepat. Sekalipun Grey sudah melarangku untuk menjalani pekerjaan tambahan, aku akan tetap melakukannya. Semua yang aku lakukan ini untuknya, dan sudah seharusnya juga Grey mendukung usahaku ini. Hingga waktu telah berlalu dan jam kerjaku telah selesai, aku pun langsung bergegas untuk bersiap pulang dan menemui Dave, saudara dari Kimmy itu. Entah kenapa aku menjadi merasa begitu bersemangat untuk mendapatkan pekerjaan tambahan ini. Dan di saat aku sedang mengambil tas milikku dari dalam loker, tiba-tiba saja Kimmy datang dan sudah berada di sampingku. “Hei, Dave memberitahu katanya ia ingin datang ke sini saja dan menjelaskan pekerjaan yang ingin ia berikan kepadamu.” “Benarkah? Lalu, kapan ia datang?” “Ia sudah menunggu di belakang.” “Kenapa tidak kau ajak ke sini saja? Kita bisa bicara di sini saja, bukan?” “Dave meminta untuk berbicara di tempat yang sedikit privasi. Bagaimana?” Mendengar hal seperti itu, entah mengapa perasaanku langsung mengatakan bahwa pekerjaan yang akan ditawarkan untukku sedikit mulai membuatku merasa ragu. “Estee?” “Y-yaa. Tentu saja. Kau ingin mengantarku?” “Dave menyuruhmu untuk datang sendiri, aku tidak boleh menemanimu.” “Baiklah. Tetapi apa kau ingin menunggu sampai aku selesai berbicara dengan Dave?” “Ya, tentu saja. Aku akan menunggu di sini. Temui dia di dekat tempat sampah besar.” “Baiklah.” Setelah itu, aku pun langsung membawa tas dan menutup pintu loker untuk bergegas melangkah menuju pintu bagian belakang tempatku bekerja ini, dan menghampiri Dave yang katanya sudah menunggu di sana. Langkahku yang sudah mengetahui tujuannya ini, langsung tertuju pada tempat sampah besar yang ada di belakang bangunan itu dengan Dave yang sudah sedikit terlihat bersembunyi di sampingnya. “Hei, Dave.” Sapaku setelah berada di hadapan pria yang terlihat sedang menikmati sebatang rokok di tangannya, dan sambil memainkan ponsel di tangan lainnya. “Hei. Estee. Terakhir kali aku melihatmu, kau memiliki rambut yang sangat panjang,” balas Dave yang aku lihat langsung memasukkan ponsel ke dalam kantung celananya sesaat setelah aku menyapanya. “Ya. Aku memotongnya karena ingin mencoba model rambut yang baru dan tidak membosankan.” “Terlihat cocok denganmu.” “Terima kasih. Dan, bagaimana dengan pekerjaannys?” “Kau ingin langsung kepada tujuanmu saja? Tidak ingin menanyakan kabar atau kondisiku terlebih dahulu?” “Dave, kau bergurau?” Ucapku yang tidak mengerti dengannya yang masih ingin mengulur waktu di saat aku sedang ingin serius karena pekerjaan tambahan yang akan aku dapatkan nanti cukup membuatku merasa gugup akannya. “Okay. Kau sensitif sekali. Tetapi, sebelum aku akan memberitahumu mengenai informasi pekerjaan ini, aku ingin memberikan pertanyaan kepadamu terlebih dahulu." "Pertanyaan apa?" "Apakah kau tertarik dengan pekerjaan yang sedikit memacu adrenaline? Maksudku seperti, yang sedikit ilegal." "Ilegal? Pengedar obat-obatan terlarang maksudmu?" "Hampir dan menyerupai. Tetapi bukan yang seperti itu." "Lalu, yang seperti apa?" "Apakah kau tertarik? Aku ingin mendengar jawaban dari pertanyaanku yang itu dulu." "Bisakah aku mengetahui jenis pekerjaannya terlebih dahulu?" "Kau tidak menjawab pertanyaanku, Estee." "Iya, okay. Aku akan tetap menerima apapun itu jenis pekerjaannya." “Bagus. Jadi, aku memiliki seorang kenalan, dan katanya ia sedang mencari seseorang yang ingin bekerja untuknya. Ia membutuhkan seseorang dalam waktu yang cepat. Maksudnya, jika kau tertarik ingin bekerja, kau bisa langsung memulainya esok hari?” “Benarkah? Secepat itu? Maksudku, tidak perlu ada tes, wawancara, atau apapun itu?” “Ia ingin yang cepat, Estee. Kimmy mengatakan kau membutuhkan uang dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak, bukan? Dan, inilah kesempatan untukmu. Jika kau ingin, besok aku bisa mengantarmu dan setelah kau menandatangani kontrak karena pekerjaannya yang bersifat terikat, kau sudah bisa langsung bekerja.” “Benar-benar secepat itu, Dave?” “Ya. Dan, jika kau bisa melakukan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu yang cepat juga, maka kau akan menerima bonus tiga kali lipat dari bayaran utama yang akan kau dapatkan. Aku beri sedikit bocoran, bayaran utama dengan minimal yang akan kau dapatkan sebesar lima ribu dolar. Dan jika kau bisa menyelesaikannya dengan tepat waktu, kau bisa mendapatkan lima belas ribu dolar, Estee. Bagaimana? Luar biasa bukan penawarannya?” Sungguh, aku tidak pernah membayangkan bisa mendapatkan pekerjaan secepat ini dan dengan bayaran yang sangat luar biasa juga. Lima belas ribu dolar akan aku dapatkan dalam waktu satu kali kerja. Dan jika dibandingkan, bayaran itu adalah jumlah upahku selama berpuluh-puluh tahun bekerja sebagai pegawai di restauran cepat saji ini. Tetapi, jika di pikirkan kembali. Pekerjaan dengan bayaran yang tidaklah main-main itu pasti membutuhkan usaha dan tanggung jawab yang besar juga. Tetapi, siapa yang tidak tergiur bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu yang singkat dan cepat? Bahkan aku pun rasanya tidak ingin berlama-lama menolak dan memikirkan tawaran luar biasa itu. “Jadi, bagaimana, Estee?” “Apakah aku boleh mengetahui terlebih dahulu pekerjaan apa yang aku dapatkan? Pekerjaan apa yang harus aku lakukan? Dan mengapa bayarannya bisa sampai sebesar itu, Dave?” "Aku tidak tahu mengapa mereka ingin membayar besar. Tetapi, satu hal yang bisa aku beritahu bahwa kau hanya akan dipekerjakan sebagai kurir saja. Aku tidak bisa memberitahumu lebih banyak lagi karena aku tidak diperbolehkan untuk berbicara kepada orang lain bagaimana cara kerja yang mereka miliki." “Tetapi tunggu dulu. Kurir?” “Ya. Seseorang yang mengantarkan barang dari satu tempat, ke tempat yang dituju.” “Aku tahu apa itu kurir, Dave. Tetapi di sini yang tidak masuk akal dan tidak aku mengerti adalah, kurir apa yang sampai harus mendapatkan bayaran yang luar biasa seperti itu?” “Entahlah. Siapa yang peduli? Jika kau bisa mendapatkan uang yang banyak dalam satu kali kerja, kenapa kau harus memikirkan hal yang lainnya lagi? Kenapa kau harus memikirkan hal yang tidak penting dan tidak seharusnya juga kau pikirkan? Kesempatan tidak akan datang untuk yang kedua kalinya, Estee. Dan pekerjaan yang aku tawarkan ini adalah sesuatu yang luar biasa. Jadi, apa keputusanmu? Jika kau ingin, aku bisa langsung mengantarkannya. Jika tidak, kau tidak memiliki waktu banyak dan kau hanya akan menyesal karena tidak akan pernah lagi mendapatkan kesempatan untuk memiliki pekerjaan yang luar biasa ini.” "Kau sudah berapa lama bekerja untuk mereka, Dave?" "Tidak lama setelah aku keluar dari penjara. Kau tahu? Keluar dari penjara dan tidak memiliki uang itu adalah hal yang sangat buruk. Dan dengan bekerja untuk mereka, aku sudah melupakan bagaimana sulitnya aku hidup setelah keluar dari dalam penjara sialan itu." “Hmm..., tetapi sepertinya aku membutuhkan waktu untuk memikirkan semuanya terlebih dahulu. Apakah aku boleh memikirkan semuanya terlebih dahulu, Dave?” “Waktunya tidak banyak, Estee. Kau ingin, atau tidak? Semudah itu, bukan?" “Iya, aku tahu. Tetapi, bisakah setidaknya aku mendapatkan waktu sampai esok hari?” Pintaku yang langsung membuat Dave terlihat seperti sedang menimbang-nimbang permintaanku itu untuk sesaat. “Sekali lagi, waktumu tidak banyak. Segera hubungi aku jika kau sudah mendapatkan keputusannya,” balas Dave yang langsung pergi meninggalkanku begitu saja dan membuatku sedikit bisa bernafas dengan lega. Setidaknya, aku memiliki sedikit waktu dan bisa memikirkan dengan baik-baik terlebih dahulu mengenai keputusan yang akan aku ambil nanti sampai esok hari. Walaupun sebenarnya bagiku pekerjaan seperti itu patut untuk dicurigai, tetapi tidak ada salahnya juga jika untuk dipertimbangkan. *** To be continued . . .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN