Pukul 22.00
Ata sudah ada di rumahnya, ia sedang menangis sambil mengucapkan kata maaf, berharap mami nya kembali.
Sepuluh kali balikan Ata mengecek kamar mami nya berharap ada keajaiban. Tapi, nyatanya tidak. Ia bingung harus cari mami nya kemana sedangkan ini sudah malam, ia juga ngantuk. Tapi, ia gak bisa tidur dalam keadaan seperti ini. Pokoknya harus cari mami Cia.
Satu jam lamanya ia berdiam di rumah, dan hanya melamun. Gimana mau nemuin mami Cia coba kalau dia sendiri cuman diem di rumah?... Gak akan ketemu-ketemu mau berapa kali puterin itu rumah juga... Dasar ya Ata.
Jam 11 malam Ata keluar dari rumah, tanpa menggunakan jaket sedangkan ia sendiri tidak tahan dengan angin malam paling juga bentar lagi tumbang.
Ia menyusuri jalanan melihat kanan-kiri untuk menuju cafe maminya. Sesampainya di cafe ternyata cafe nya bentar lagi mau tutup.
"Loh tuan Ata? "
"Iya, kak... Aduh aku harus cari mami kemana lagi kak? " tanya nya kepada pegawai itu, yang memang ata udah kenal.
"Beneran deh, kemarin emang kesini tapi, pulang kok"
"Tapi, gak ada di rumah hiks...hiks" nangis dah tuh Ata. Keadaannya juga memprihatinkan.
"Eh, tuan-"
"Gak usah pake bahasa formal kak... Gak ada siapa-siapa juga"
"Hah, yaudah deh, kamu kenapa ga pake jaket sih, ini dingin loh.. Lihat tuh muka kamu udah pucat"
"Aku gak kepikiran kesana kak, aku cuman mau mami"
"Minta bantuan aja sama teman kamu"
Ata baru inget kenapa gak minta tolong aja ya.. Emang ya kalau lagi khawatir atau panik pikiran tuh langsung nge blank. Ia langsung menghubungi Fito. Tapi, gak di jawab.
Ya iyalah gak di jawab ini udah mau jam 12 malam ya kebanyakan orang pada tidur lah. Setelah itu iya juga menghubungi Farid ama si kembar tapi tetap gak di angkat.
Sungguh Ata benci dalam situasi seperti ini, disaat ia lagi butuh seseorang atau bantuan mereka gak ada. Lah pokok nya Ata benci mereka.
Ata mau pergi aja dari cafe mami nya. Kasian juga pegawainya mau nutup cafe. Tapi, sebelum itu Ata udah di tahan.
"Eh, kamu mau kemana? "
"Mau cari mami ka"
"Cari kemana ini udah malem banget"
"Gak papa Ata mau cari mami. Tolong jangan halangi Ata"
Ia langsung pergi dari sana mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Ata sungguh tak sadar kalau di belakang ada mobil yang ngikutin dia.
Karena badan Ata udah mengigil, kepala juga pusing, ia berhenti sebentar di halte. Ia memejamkan mata berharap rasa pusingnya hilang. Tapi...
"Hai tuan muda manis"
Ata langsung buka mata saat ada suara. Dapat ia lihat ada 4 orang berbadan besar memakai pakaian serba hitam.
Apalagi ini Ata benci sungguh, udah mah mami nya hilang, kepala pusing, kedinginan ditambah lagi mereka, siapa juga mereka ini sok kenal banget.
"Siapa kalian? " Tanya nya dengan suara lemah. Ia ingin tidur sekarang juga.
"Tidak, perlu takut kami orang baik"
"Iya kita orang baik, tuan ikut kita ya"
"Apaan sih, gak-gak.. Udah minggir gue mau pulang" berusaha berdiri, tapi apalah daya kepalanya sekarang benar-benar pusing tujuh keliling. Tak lama ia pun tumbang.
Untung lah salah satu dari mereka dengan cepat menangkap tubuh Ata. Dapat dia rasakan tubuh tuannya itu panas.
Salah satu dari mereka menelpon seseorang, mungkin bos nya.
"Lapor tuan, kami sudah mendapatkannya"
"....."
Di matikan sepihak. Mereka segera membawa Ata ke dalam mobil. Dan satu orang dari mereka membawa motor Ata.
.....
Agam sedang berada di kamar nya, ia belum tidur setelah tadi ia menyambut pamannya atau adik dari Mahesa. Agam sudah tau dari pagi kalau pamannya itu akan pulang dari korea.
Ia sendiri soalnya istri, anak dan cucunya sudah meninggal. Alik namanya dia memang tinggal di korea. Dan satu tahun yang lalu keluarga Alik di bantai sama musuhnya.
Dan ia kembali ke Indonesia untuk menuntaskan misinya. Dan tadi setelah makan malam mereka membahas misi Alik yang akan di bantu oleh keluarga Mahesa. Alik sekarang hanya punya kakaknya yaitu Mahesa.
Setelah menerima telepon, Agam kembali tersenyum. Ia sungguh tidak sabar besok pagi di rumah ini.
Pukul satu malam Agam keluar dari rumah, orang rumah udah pada tidur semua tinggal para bodyguar yang berjaga yang masih melek. Ia sedang menunggu mereka. Tak lama mereka datang.
Tanpa menunggu perintah dari tuannya. Mereka membawa nyakekamar. Di ikuti Agam dari belakang. Setelah itu mereka keluar dari kamar tidak untuk Agam.
Cup..
.......
Pagi hari Ata terbangun rasa pusing nya ternyata masih ada. Tapi, ada yang beda dan ini bukan kamar nya. Lagian kamar nya gak seluas ini kok.
"Hah, apa jangan-jangan gue di culik? "
Gak, gak gak mungkin dia di culik. Lagi pula kalau di culik gak mungkin ia di sekap di kamar mewah ini, palingan juga di gudang. Tapi, bisa jadi kan.. Ahh pusing lah... Ata hanya ingin mami nya.
"Hiks...mami maaf hiks.."
Bodyguard yang berjaga di luar kamar Ata, kala mendengar tuannya menangis langsung masuk.
"Tuan muda tidak apa-apa? "
"Siapa kalian.. Aku mau pulang hikss....mami"
Karena Ata gak berhenti nangis, bodyguard itu langsung melapor pada tuannya.
Sedangkan di lantai bawah tuannya itu sedang sarapan bersama yang lainnya. Dari arah tangga terlihat bodyguard sedang menghampiri mereka. Ralat menghampiri anak dari tuan besar.
"Maaf, menganggu tuan. Tuan muda menangis" mendengar itu salah satu dari mereka langsung berdiri dan berlari ke arah tangga. Sedangkan yang lain pada heran siapa tuan muda? Karena rasa penasaran mereka mengikutinya menuju lantai dua.
Ceklek
Benar saja dia sedang menangis.
"Agam ada siapa sih? " tanya Mahesa disaat mereka sampai di kamar, Agam sedang memeluk tubuh seseorang tapi tidak terlihat karena terhalang badan Agam yan besar. Kalian pasti tau bukan siapa yang di peluk Agam itu.... Atalio.
Merasa di panggil namanya Agam membalikan badannya. Dia sengaja menutupi badan orang itu untuk memberi surprise.
"Sayang kemari lah? "
"Ada apa mas? " jawab mami Cia.
Agam lah pelakunya yang membawa mami Cia ke rumah ini. Mereka sudah mengetahui nya saat paman Alik turun dari tangga ternyata di belakang paman Alik ada mami Cia.
Agam juga menyuruh bawahannya untuk membawa Ata ke sini. Jadi salahkan Agam, yang membuat Ata menangis terus tumbang seperti ini.
Ata, suara itu Ata sangat-sangat kenal dengan suara itu. Ia langsung mengangkat kepalanya untuk melihat wajah mereka.
Saat Ata di peluk Agam dia tidak berani menatapnya karena takut. Benar saja di sana ada sosok yang Ata sedang cari. Mami nya.
"Mami, hikss.....mami" Ata langsung berdiri dan langsung memeluk tubuh mami Cia dengan sangat erat di balas tak kalah erat oleh mami Cia.
"Maaf, mi maaf jangan tinggalin Ata mi jangan.. Ata akan nurut semua perkataan mami"ucapnya yang masih dalam dekapan sang mami. Mereka yang ada di sana tersenyum.
"Mami gak ninggalin Ata kok"
Ata melepaskan pelukannya, lalu menatap sang mami.
"Yaudah kita pulang yu... Ata tadi malam di culik loh mi" mami Cia hanya membalas dengan senyuman. Tangan mami Cia mengusap dahi Ata ia merasakan panas... Ternyata Ata demam.
"Kamu di periksa dulu ya"
Ata di bantu mami nya berbaring dan langsung di periksa oleh Agim yang emang berprofesi sebagai dokter.
Ata menatap mereka satu-satu otaknya sedang berpikir keras ini diantara mereka beberapa ata mengenalnya. Ternyata di sana ada bang Afin sama Riko. Ada apa ini?
Mami Cia yang mengerti dengan anaknya ini langsung berbicara.
"Maafin mami ya, nanti mami cerita semuanya.. Sekarang Ata harus sembuh dulu oke" Ata hanya patuh saja. Lagi pula kepalanya sungguh sangat pusing.
____________________________________