Chapter 2

888 Kata
21+ Perlahan sekali Dimas membuka dress press body milik Nadia. "Abang..," Dimas tersenyum mendengarnya. Dia suka panggilan yang baru saja Nadia sematkan untuknya. "Iya?" "Panas..," "Sebentar ya, ini dilepas dulu." Dimas memperlakukan Nadia sangat lembut dan hati-hati, seperti takut dia nanti akan merusaknya. Dimas bahkan melepaskan dress Nadia seperti sedang melepaskan pakaian bayi. Dimas membuang napasnya berat tatkala matanya melihat tubuh indah Nadia. Dia dengan cepat melepaskan bra dan juga bagian bawah Nadia. Begitu pula Dimas, pria itu segera melepas semua pakaian miliknya. "Nad," Napas Dimas berhembus berat di atas wajah Nadia. Pria itu menatap sayu gadis pujaannya yang sudah berhasil masuk dalam kungkungannya. "Kamu yakin akan memberikannya padaku?" imbuh Dimas dan segera diangguki oleh Nadia. "Ayo, Bang. Badanku udah nggak nyaman banget." Maaf, Ma. Maafin Dimas. Batin Dimas. Selanjutnya, Dimas mulai mendekatkan bibirnya pada kening Nadia. Dia membisikkan kata maaf karena sudah gagal dengan niatnya sendiri. Tak lupa juga Dimas mengucapkan doa dan segera mengecup dalam kening Nadia. Dimas menurunkan ciumannya pada bibir Nadia yangasih berwarna merah darah. Pria itu tadi sempat sebal sekali karena make up yang dipakai Nadia sangat terlihat mencolok. Namun siapa sangka justru dia sendiri yang akan menikmati bibir menggoda gadis ini. Ciuman panas dan bisa membangun gairah diantara keduanya. Bahkan, Dimas dan Nadia sudah tak segan-segan untuk bertukar air liur. Lipstik merah darah itu telah belepotan di sekitar pipi Nadia dan semua itu adalah ulang laki-laki desawa yang sekarang mencoba untuk menghimpitkan tubuhnya lebih dekat dengan Nadia. Decapan terdengar jelas di kamar VIP itu, lidah mereka saling membelit satu sama lain. Dimas kemudian melanjutkan ciumannya menuju leher Nadia yang terlihat begitu bersih. Nadia dibuat mengerang karena tindakan yang telah dilakukan Dimas pada dirinya. D*ada Nadia membusung tatakala bibir hitam itu sampai pada pucuk p*ayudaranya. "Engh," Mati-matian Nadia menggigit bibirnya mencegah desahan lolos dari bibirnya. Namun naas, perlakuan Dimas sungguh membuatnya mabuk kepayang hingga menembus angkasa. "Aah, Abangh!" Nadia semakin menekan kepala Dimas agar bisa melahap pucuknya. Tangan Dimas juga tak tinggal diam, dia mulai memainkan bagian bawah Nadia di saat bibirnya turun menyesap pusar Nadia. "Basah, hm?" suara Dimas begitu serak di samping telinga Nadia. "Aah!" Nadia menatap sayu Dimas saat tangan pria itu dengan lancangnya mengocok miliknya. Napasnya tersenggal hebat ketika dia mendapatkan pelepasan untuk pertama kalinya. Dimas menatap sayu Nadia yang terkapar di bawahnya. Napasnya terputus-putus karena pelepasan itu. Dengan sabar Dimas menarik jarinya di bawah sana dan langsung kembali mengukung Nadia yang begitu cantik malam ini. "Badannya sudah mendingan?" tanya Dimas dengan sedikit nada harap. Dimas berharap sekali ingin menyentuh gadis ini. Namun mengetahui respon Nadia yang hanya diam membuat Dimas segera bangkit, dia tak ingin sampai kelepasan jika terus berada di atas Nadia seperti ini. Namun, Nadia dengan cepat menahan bahu Dimas. Gadis itu dengan cepat membelitkan tangannya pada bahu kekar Dimas. Kepalanyaenggeleng pelan, entah gadis itu sadar atau tidak dengan perbuatannya saat ini. Tapi yang jelas Dimas tersenyum mendapat respon positif dari Nadia. "Aku mulai sekarang ya?" tanya Dimas lembut, jemarinya bahkan mulai merapikan anak rambut Nadia yang sudah menutupi keningnya. Mendapat anggukan dari Nadia, Dimas kembali merendahkan tubuhnya hingga kulitnya bersentuhan dengan kulit Nadia yang sama-sama sudah berkeringat. Dimas mulai mengurut miliknya yang panjng dan besar itu, detik berikutnya dia mencoba untuk menggesek lipatan Nadia. Napasnya memberat, padahal dia sendiri yang ingin menggoda Nadia. Namun malah dia sendiri yang terjebak dalam pusaran godaan tersebut. Dengan sangat perlahan Dimas mulai memasukkan miliknya. "Ehm..!" geram Dimas merasa kesulitan. Dahinya sudah dialiri keringat hingga mengalir ke dagunya. "Bangh! Sakith.., awh!" Dimas kembali mencium Nadia dengan dalam saat itu juga dia mencoba menekan kembali miliknya. Jleb! Dimas kembali menggeram ketika merasakan cengkeraman di bawah sana. Sesak sekali! Perlahan setelah Nadia tenang Dimas mulai menggerakkan pinggulnya. "Emhh!" mata pria itu terpejam menikmati penyatuan mereka saat ini. Ya, penyatuan. Mulai sekarang, Nadia miliknya. Nadia adalah gadisnya, wanitanya. Dimas berjanji setelah ini, dia akan segera bertanggung jawab. Apapun yang terjadi, mau Nadia hamil atau tidak. Dimas akan tetap menikahi Nadia. "Aah...! Bangh.. Ah!" tubuh Nadia terguncang karena gerakan Dimas yang tak main-main. Tapi Nadia tetap menikmatinya, rasa tusukan Dimas yang benar-benar membuatnya melayang. "Ough, aahh.." Dimas mendesah tepat di atas wajah Nadia, sangat tampan dan juga gagah perkasa. Bibir hitam dan juga keringat yang mengalir menambah kesan seksi tubuh seorang Dimas Aji Pangestu. Mata Dimas terus terpejam menikmati segala yang ada di malam ini. Keringatnya bahkan sampai menetes jatuh di wajah Nadia. Nadia dengan cepat menarik tengkuk Dimas dan segera mencumbunya. Kakinya di bawah sana sudah mencoba menekan pinggul Dimas. Nadia mengisyaratkan untuk lebih dalam lagi. Dimas juga kembali mendaratkan mulutnya pada d*ada Nadia yang masih terlihat begitu kencang karena masih anak SMA dan yang paling penting Dimaslah yang mengambil keperawanan Nadia. Saking gemasnya dengan lubang Nadia, Dimas bahkan sampai melampiaskan dengan menggigit p****g wanitanya itu. "Ah.. Ahh. Aahh. Abanghh aah... Ohh, lebihh cepath ahh.." Dimas menurutinya, dia menghujam Nadia lebih cepat dan dalam. Dia bahkan sudah membawa kedua kaki Nadia pada bahunya. Miliknya disana menggembung dan dibarengi dengan cengkraman kuat dari rongga Nadia. "Ough oh oh oh Nad! Aku akan sampai." D*ada Nadia terguncang hebat karena perlakuan Dimas yang begitu bar-bar. "Aahh.. AaAHHH!!!" Desah mereka bersama begitu nyaring memenuhi ruangan VIP ini. Crot! Dimas menyemburkan jutaan sel s****a dalam rahim Nadia dalam beberapa kali hentakan. Dimas dibuat lemas sekali malam ini, ini adalah kali pertamanya mengeluarkan s****a selain dalam permainan solonya. ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN