BAGIAN.4

975 Kata
"Love you sayang."kata Carlos dengan mengecup pipi lisa penuh sayang. "Love you too mas." Balas Lisa dengan tersenyum senang. Carlos memeluk Lisa penuh sayang, ia seakan lupa pada istri nya yang kini tengah menunggu nya dirumah. mereka pun bangun menjelang siang, karena malam panas itu membuat mereka kelelahan dan tertidur saat matahari akan terbit. Carlos mengecup kening Lisa "bahkan saat tidur saja kau sangat cantik Lisa."kata Carlos seraya membelai pipi wanita nya itu. Carlos pun menambahkan hari nya diluar negri, yang dimana hanya seminggu ia perpanjang menjadi dua minggu, ia ingin terus berada disisi Lisa. kini ia begitu mencintai sekretaris nya, ia selalu menambakan tubuh cantik Lisa yang begitu menggoda. Sedang kan Zahra kini tengah sibuk menenangkan zidan yang menangis tersedu menahan sakit dibagian perut nya. "Sakit ma." Zahra mencoba menenangkan dirinya agar tidak panik. saat malam itu, dimana ia menelfon Carlos Lisa pun langsung membawa Zidan menuju rumah sakit, ia enyah kan pikiran buruk tentang suami nya, ia berusaha berfikir positif walau akal sehat nya menyangkal itu semua. "Sabar ya sayang, dokter sebentar lagi akan datang." Saat ba'da isyah zahra membawa Zidan menuju rumah sakit, waktu diperiksa dokter mengatakan hasil yang membuat Zahra tidak bisa berkata-kata. Anaknya dinyatakan kangker lambung stadium dua, ia tidak kuasa melihat anak nya yang menderita sakit yang seberat ini. apa kah karena ini perasaan nya yang tak enak selama ini dan apa kah ini juga pertanda yang di mimpi nya akhir-akhir ini. Zahra tidak tau harus bagaimana, ia memeluk anak nya dengan seakan menguat kan dirinya nya. "Mama jangan nangis, Zidan sudah tidak apa-apa,disini sudah tidak sakit lagi." Kata Zidan mengelus perut nya,tangan kecil itu mengusap air mata nya. "Mama jangan nangis, zidan jadi sedih liat air mata mama."ucap anaknya penuh perhatian. Zahra mengecup seluruh wajah zidan hingga anak nya terkekeh lalu tersenyum mentap mata zahra. "Mama harus tau kalau aku sangat bangga menjadi anak mama."Zidan memeluk zahra kemabli. "Mama juga sangat bangga memiliki Zidan." Ucap zahra. seminggu ia berada dirumah sakit dan selama itu pula, suami nya tidak memberi kabar, bahkan pesan yang ia kirim beberapa kali pun tidak ia jawab. saat Zahra menelfon Lisa, wanita itu menjawab kalau suami nya tengah sibuk, entah apa kesibukan Carlos hingga bisa-bisa nya ia mengabaikan anak dan istri nya. terlebih Zidan sedang sakit parah,dia sangat butuh peran ayah nya yang bisa menghibur nya dikala ia sakit seperti tadi. Zidan kini sudah bisa pulang, namun ia harus selalu cek up kedokter menimal sebulan sekali, untuk melihat hasil kangker nya. dalam perjalanan pulang zahra tidak hentinya menciumi Zidan,kadang ia juga memeluk anak nya dengan begitu erat. "kapan papa pulang ma." tanya Zidan Zahra tidak tau menjawab pertanyaan anak nya itu, Zahra sendiri pun tidak tau kapan suami nya itu akan pulang, bahkan satu pesan nya pun tidak dibuka. Sedang kan carlos tengah sibuk menyuapi kekasih nya. Mereka berada disebuah restoran mewah untuk sarapan. Mereka berjalan layak nya sepasang kekasih yang tengah melakukan bulan madu. Sesekali Carlos membelai rambut Lisa dengan sayang atau Lisa memukul mesra lengan kekar milik carlos ketika pria itu menjaili nya. *** Zahra kini menatap anak nya tengah tersenyum senang sambil menyantap eskrim nya. Zidan memang penyuka makanan manis, ia bisa menghabiskan satu loyang brownies. Zahra merasakan pergerakan seseorang disebelah nya, sebuah tangan menarik kursi tepat disebelah nya duduk. "Tante Fitri, mas Bastian." Sapa zahra terkejut "Hey sayang." Balas tante Fitri seraya mencium kedua pipi Zahra. Bastian hanya mengangguk sekilas dan tersenyum. "Wah ini siapa."tanya tante Fitri kearah Zidan yang menatap nya sembari tersenyum. "Nama saya Zidan oma."kata Zidan dengan ramah, Zahra tersenyum melihat anak nya begitu sopan memperkenalkan dirinya sendiri "Waah pintar nya, ponakan kamu ra."tanya tante Fitri. "Ini anak saya tante."seketika mata tante Fitri membulat, ia bisa melihat raut kecewa diwajah cantik itu. "Ooh kamu sudah menikah ya."tanya tante Fitri sedikit lesu. "Iya tante."balas Zahra dengan bingung. "Suami mu kemana nak, kenapa tidak ikut." "Suami saya lagi ada acara diluar, tante. Mungkin minggu depan pulang." Tante Fitri mengangguk paham. "Selamat atas penikahan mu ya,maaf tante nggk bisa hadir lagian kita juga sudah lama tidak saling mengabari gara-gara hp lama tante rusak jadi semua kontak terhapus." Jelas tante Fitri lesu "nggk papa tante, saya maklumi,waktu itu juga tante kan lagi diluar negri." Kata Zahra menenangkan seraya membelai punggung tangan wanita itu. Terdengar suara cekikikan dan Zahra pun merasa tertarik untuk menoleh kesamping, ia melihat Zidan tengah bercanda bersama Bastian. "Yeey om Tian kalah."seru Zidan. "Kalah apa nya sayang."tanya Zahra. "Aku mengajak nya suit jepang, siapa yang kalah akan memdapat kan es krim." Itu bukan suara Zidan yang menjelaskan namun suara dari Tian. Bastian beranjak dari tempatnya lalu membawa satum eskrim dan sup krim. "Jangan makan es krim mulu nih om juga beli kamu sup krim."Zidan tertawa senang. "Bilang apa sama om nya sayang." "Makasih om Tian." Ucap zidan seraya memeluk leher Bastian. Bastian begitu berbeda saat bersama Zidan, ia tersenyum lepas saat melihat tingkah lucu dari bocah kecil itu. "Tumben suka anak-anak."celetuk tante Fitri hingga mata pria itu mendelik mamanya dengan kesal. "Dia lucu."kata Tian singkat. "Beda banget sama ponakan sendiri."Tian pun berdecak. "Gadis kecil itu seperti setan kecil yang sangat suka bikin tensi naik."tante Fitri tertawa. "Tapi kan dia juga sayang sama kamu, buktinya ia hanya mau makan jika mau yang suapi." Kata tante fitri. "Yah dia manis kerana ada maunya, namum setan kecil itu juga sangat manis jika sedang manja." Ucap Tian seraya tersenyum seolah sedang memikirkan gadis kecil nya itu. "Setan kecil."gumam Zidan. "lihat, Zidan kenal nggak sama anak perempuan ini, dia satu sekolah dengan Zidan lo." Zidan nampak berpikir. "Kenal om, ayu kan teman satu kelas aku, anak nya baik dan manis."jelas Zidan. Bastian mencibir "apa nya yang manis." Gumam nya pelan, seketika tante Fitri menggetok kepala anak nya dengan sendok. "Aduh mom, kebiasaan banget deh."terdengar suara tawa geli dari Zidan dan juga Zahra. Entah kenapa jantung Bastian merasa aneh melihat tawa kedua nya. Tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN