Chapter [2]

1016 Kata
Jangan lupa beri cerita ini dukungan dengan memberikan Love & komen kalian ** Zhang Zhenan adalah wanita kolot nan keras kepala, hampir semua temannya mengirim pesan yang sama yaitu melarang Zhenan untuk mengikuti turnamen sepeda. Namun tidak ada satu chat pun yang berhasil meluluhkan keras kepala seorang Zhang Zhenan, dia bukan wanita lemah yang butuh perlindungan, dia bisa melakukan apa saja yang dia mau dan sahabat-sahabatnya sudah hafal. Zhenan tidak bisa dianggap remeh bahkan wanita itu menguasai bela diri Wushu disaat teman seusianya mengenyam pendidikan dasar, tetapi untuk turnamen sepeda rasanya sahabat-sahabat Zhang Zhenan lebih menyetujui pria itu untuk terjun bebas kelaut. Walaupun Zhang Zhenan menguasai berbagai bidang olahraga tapi dia jugalah manusia yang mempunyai kekurangan, kelemahan Zhenan hanya satu sejak dulu dan sekarang, tidak bisa mengayuh sepeda. Entah kenapa badannya tidak bisa seimbang ketika dia duduk diatas sepeda, selama bertahun-tahun dia mencoba namun yang didapat hanya memar, luka dan kondisi kakinya yang semakin memburuk. Hampir semua teman dekat Zhenan tahu tentang rahasia kelam wanita tangguh itu dan selama sepuluh tahun karirnya rahasia kelam itu tidak pernah terkuak dan tertutup rapat, publik hanya mengetahui jika Zhang Zhenan multitalent. Sumpah serapah yang diberikan temannya tidak mengurungkan niat Zhang Zhenan untuk datang ke turnamen, bangun sejak pagi dia sudah mempersiapkan sendiri keperluannya karena assistennya, Wang Yu mendadak sibuk tapi Zhenan tidak semudah itu dibohongi, dia tahu Wang Yu memang sengaja tidak datang membantunya agar Zhenan mengurungkan niatnya datang ke turnamen, tapi maaf saja Zhenan adalah wanita mandiri disaat yang dibutuhkan. Dia mengendarai mobilnya sendiri ke tempat turnamen, mengurus segala keperluannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Dia menurunkan sepedanya dari kab mobil walaupun sedikit kesusahan, ngomong-ngomong sepedanya itu baru saja dibeli sehari yang lalu setelah pulang konser sekalian mengganti sepeda milik Zhang Yu yang dia patahkan 2 hari lalu. Zhenan masuk kedalam mobil untuk mengganti kemejanya dengan baju turnamen yang disediakan panitia penyelenggara, dia harus mengerahkan tenaganya karena baju itu terlalu kecil untuk dipaksa masuk ke tubuhnya yang kekar. Sepuluh menit dia gunakan sebaik mungkin untuk memberi tubuhnya asupan yang cukup, apakah Zhenan bisa memasak? tentu saja bisa, bisa membuat orang diare karena yang bisa dia masak hanyalah mie super pedas. Namun kali ini dia cukup waras untuk membawa salad dan sandwich yang dia buat sesederhana mungkin untuk mempersingkat waktu, walaupun rasanya sedikit hambar dia cukup bangga dengan apa yang dibuatnya, setidaknya makanan yang dia buat kali ini tidak menyebabkan sakit perut. Suara panitia menggaung menandakan turnamen akan segera dimulai, Zhenan segera keluar dari dalam mobilnya namun saat dia hendak menutup pintu  layar ponselnya menyala memperlihatkan ribuan notifikasi yang belum dia buka, akan tetapi notifikasi yang baru masuk menarik perhatiannya. Dia kembali masuk kedalam mobil untuk mengambil ponsel dan melihat notifikasi tersebut. Xue Yang Pulanglah, kamu terlihat sakit. Wajahmu sangat pucat, kau akan jatuh pingsan jika tetap ada disini... 07.37 Satu menit yang lalu. alis Zhenan menukik tajam, tidak biasanya Xue Yang mengirimkannya pesan, terakhir kali mereka berbalas pesan 7 bulan lalu. Lalu pria itu secara tiba-tiba mengirimkannya pesan seolah-olah pria itu ada ditempat yang sama dan sedang mengawasinya, mendadak Zhenan merinding. Tidak ingin menimbulkan kecurigaan, perlahan dia menyapukan matanya ke sekitar area mobil namun tidak ada seorang pun disekitar sini, semua orang sudah berkumpul dilintasan turnamen dan hanya menyisakan Zhenan. Zhenan keluar dari mobilnya lalu menutup pintu membiarkan ponselnya ada didalam, sekali lagi dia berputar di sekeliling mobilnya namun lagi-lagi matanya tidak menangkap siapapun kecuali deretan mobil. Dia berlari ke spion mobilnya dan menemukan jika Xue Yang benar, wajahnya seputih kertas. Tapi dia mencoba tidak perduli, dia menggelengkan kepalanya mencoba melupakan pesan Xue Yang, dia sudah menghabiskan banyak waktu dan dia tidak ingin terlambat, langsung saja dia membawa sepedanya menjauhi area parkir. Dia berlari sekencang mungkin sembari membawa sepedanya, tempat turnamen berlangsung cukup jauh dari area parkir mengharuskan Zhang Zhenan untuk berlari, namun baru saja dia keluar area parkir bayangan hitam melintas didepan matanya, seperti lampu mati yang dihidupkan kembali. Zhenan terkejut dan menjatuhkan sepeda ditangannya, dia berpikir itu berlangsung singkat namun bayangan hitam itu berubah menjadi titik hitam yang semakin membesar dan menelan Zhang Zhenan kedalamnya, wanita itu ambruk disamping sepeda barunya. ~ Rasanya seperti mimpi, Zhenan seperti tersesat di abad 60. Jalan setapak didepannya hanyalah tanah dengan sedikit bebatuan. Tidak ada hiruk pikuk kota Beijing yang dia lihat hanyalah hutan belantara yang ditumbuhi banyak bambu dan pepohonan rindang, suara lengkingan kuda mengejutkan lamunannya. Dengan cepat dia membalik tubuhnya untuk melihat asal suara itu dan betapa terpukau nya saat dia melihat seekor kuda jantan berbulu putih bersih dengan kereta berdiri dibelakangnya, tak hanya itu saja. Beberapa pria dengan pedang berkilau juga berdiri mengelilinginya, astaga dia baru sadar jika pria-pria itu memakai baju seperti pengawal kerajaan yang digambarkan di buku-buku jaman dahulu. Zhang Zhenan melihat mereka dengan wajah bingung, hal itu menarik kekhawatiran para pengawal dan kusir. Seorang pria yang memakai pakaian dengan warna berbeda dari lainnya menghampiri Zhehan dan mencoba memulai pembicaraan. Pria itu sedikit merendahkan tubuhnya kemudian mengatakan. "Tuanku, hamba izin bertanya.... Apa yang menakuti pikiran tuanku? Kenapa tuanku terlihat bingung?"  Tuanku? Zhang Zhenan semakin kebingungan, dia menjauhkan tubuhnya dari pria tambun itu. Kekhawatiran semakin menjadi saat Zhenan melukis wajah penuh ketakutan dan terancam, sebelas pria disana juga tak kalah khawatir dengan keanehan Tuannya. Zhenan yang biasanya terlihat ramah dengan senyum manisnya kini memasang wajah seperti akan dibunuh, apalagi wanita itu hanya diam membisu membuat mereka gemetar ketakutan. Pria yang tadi mengajak Zhenan bicara tak jauh berbeda, pria itu memasang wajah kaku. Tiba-tiba pria itu berteriak pada pria-pria yang berbaris disana. "Pengawal... Segera panggil kedua pelayan itu kemari, suruh mereka berhenti mengumpulkan daun maple!!"  Kedua pengawal itu pergi melaksanakan perintah pria itu, Zhenan semakin kebingungan. Siapa pria itu? dan dimana dia sekarang? kenapa tidak ada satupun orang yang dia kenal. "Tuanku, apakah tuanku lelah?" Pria itu bertanya dengan sopan namun kesopanan yang diberikan pria itu tak kunjung membuat Zhenan lega.  Dia ingin berlari menjauh dari sini, namun belum sempat dia mengangkat kakinya dua gadis cantik tiba-tiba berlari tergopoh-gopoh membawa keranjang besar. Dua gadis itu terlihat ketakutan dan menjatuhkan keranjang mereka, tapi kini giliran Zhang Zhenan yang ketakutan karena kedua gadis itu berlari menghampirinya. To be continue... 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN