6. Sudah Tidak Searah

1405 Kata
4 tahun berlalu POV Naomi Pernikahan yang Naomi jalani semakin kesini semakin terlihat ujungnya tiap hari dia bersama suaminya selalu cekcok dan berakhir pertengkaran. Seperti saat ini dia tidak sengaja melihat ponsel Mas Carlos yang tergeletak di atas meja. Siapa wanita ini Mas ! kok dia mengirim pesan mesra kepada mu dan memanggil sayang kepada mu. Naomi menuntut penjelasan. Dia itu teman ku ! Mas Carlos merampas ponselnya dari tangan ku. Teman seperti apa Mas harus banget bermesraan seperti ini. Naomi aku tidak seperti yang kamu tuduhkan itu. Kami selalu berakhir dengan pertengkaran tentang Mas Carlos dengan perempuan lain selain aku. Sekali lagi aku menahan emosiku dan menelan kekecewaan itu lagi sendiri. Kini aku terdiam seribu bahasa melihat pemandangan di ujung sana bukan cuma sekali atau dua kali aku melihatnya kali ini benar-benar sudah kelewatan. Tapi lagi-lagi Naomi menutup matanya sendiri lebih memilih menganggap itu semua tidak terjadi demi mempertahankan hubungannya ini. Pertanyaan ini sering berkeliaran di pikirkan ku "Apakah Mas Carlos tidak mencintai ku lagi ?" Semenjak aku tekena dismonere yang berlanjut - lanjut aku kesulitan hamil karena banyak hal yang membuat aku stres sehingga aku belum juga di berikan kepercayaan memiliki momongan. Hal itu aku manfaatkan untuk menyelesaikan pendidikan ku walaupun dengan kuliah di tempat Swasta. Aku juga berjuang untuk mengobati dismonere ku agar aku bisa hamil. Tahun ke tahun belum juga di berikan kepercayaan untuk memiliki keturunan, Mas Carlos mulai berubah dia kadang-kadang tidak pulang ke rumah sama sekali dengan alasan lembur di kantor dan kadang-kadang memilih untuk tidur di rumah Mamanya dengan alasan dia tidak pengen menganggu tidur nyenyak ku disaat dia pulang tengah malam. Sungguh alasan tidak masuk akal. Entah kenapa langkah kaki ku melangkah kerumah kediaman mertua ku hari itu dan ternyata Mas Carlos juga ada disana. Aku mendengarkan sendiri ucapan mereka tentang diriku saat aku memutuskan untuk mencoba dekat dengan Mama Yuni malah penolakan dan cacian yang aku dapatkan dia merendahkan aku bahkan di depan teman-temannya. Mama Yuni mulai berhasil membuat Mas Carlos terpengaruh ucapannya mengira aku ini Mandul. "Kamu jangan bodoh dan diam begitu saja, sudah berapa lama kamu menikah bahkan sudah bertahun-tahun tapi istri mu tidak hamil-hamil juga kan ? siapa tau dia benar-benar Mandul. Kamu tuh harus cari wanita lain Los kamu tahu sendiri kan kita butuh cucu yang mewarisi perusahaan kita jadi Mama harap kamu tau maksud perkataan Mama. Kamu harus Menikah lagi dan ceraikan istri Mandul mu itu." Aku terkejut mendengar ucapan Mama Yuni dia menyuruh Mas Carlos CERAI dengan ku. Kotak makanan yang aku bawa tiba-tiba terjatuh begitu saja aku lebih memilih untuk meninggalkan kediaman rumah mertua ku tersebut dengan hati yang terluka Mama benar menampakkan gigi taringnya dengan terang-terangan, kini dia menghasut Mas Carlos. Aku tidak mungkin Mandul, wajar kan belum dikasih kepercayaan sama Tuhan untuk memiliki momongan. Ada yang sudah sepuluh tahun menikah baru dikasih momongannya sekarang. Tapi aku baru menikah beberapa tahun aja dan masih muda pula, aku hanya belum dikasih kepercayaan aja dari Tuhan. Naomi ingin membuktikan omongan Mertuanya dengan tega menuduh dia Mandul. Dia sudah berusaha menyembuhkan dismonere nya dengan mengubah pola hidupnya. "Aku bukan Mandul." Naomi bergumam pelan dan meninggalkan kediaman rumah mertuanya. Siang itu juga Naomi berkunjunglah ke Dokter kandungan, Dia adalah Dokter Anggun sesuai dengan namanya Dokternya sangat cantik sekali Naomi sudah sering konsultasi sama Dokter Anggun mengenai dismonere yang dia alami dengan pola hidup sehat Naomi berangsur-angsur mulai sembuh. "Na apa keluhannya lagi ?" Tanya dokter Anggun kepada ku. "Aku di tuduh mandul Dok sama mertuaku." ucap Naomi dengan sedih. "Astagfirullah.. yang sabar Na, aku kan sudah bilang kalau kamu tuh subur mari kita buktikan ucapan mereka itu dan itu sama sekali tidak benar." "Semuanya baik kok Na, kita sudah melakukan pengecekan berulang-ulang lho kamu subur kok Na. "tegas dokter Anggun sama Naomi. Mendengarkan ucapan itu dari mulut Dokter Anggun membuat aku lega. dia melanjutkan lagi ucapannya "Malah sekarang sudah ada janinnya disini. " "Apa Dok ?" "Hm, Aku udah ngecek kesini berulang-ulang lho ternyata benar kamu hamil Na. kamu udah beberapa bulan ini nggak periksa kan. ?" Naomi mengangguk. "Wah selamat Na kamu akan jadi ibu Na dan ucapan mereka langsung di balas sama Tuhan dengan memberi hadiah untuk mu Na." "Alhamdulillah Dok Terimakasih." Siang itu Naomi habiskan menangis entah kenapa air matanya mengalir begitu saja, Dokter Anggun memeluk Naomi memberikan Naomi semangat ini adalah buah kesabaran yang Naomi dapatkan. "Harus dijaga Na karena aku tau kamu begitu berjuang mendapatkannya." Aku akan menjaganya seperti ucapan Dokter Anggun. Aku sangat senang, dan ingin segera memberi tahu kan kabar bahagia ini kepada Mas Carlos, semoga Mas Carlos bisa kembali seperti dulu lagi. Saat aku sampai di rumah Mas Carlos lagi-lagi tidak berada dirumah apakah dia masih berada di rumah Mama ? Atau Mas Carlos di rumah perempuan lain ? Aku mencoba menghubunginya tapi tidak diangkat sama sekali. Naomi kembali menghela napasnya terlalu menyesakkan dadanya. Esok paginya dia baru pulang dan mau pergi lagi untuk ke kantor. kegiatan itu sering dia lakukan "Mas kamu dari mana saja ?" "Bukan urusan mu !" "Kenapa itu bukan urusan ku, Mas itu suami aku wajar aku bertanya Mas." "Aku tidak ingin ribut dengan mu Na" "Siapa yang ngajak ribut aku cuma bertanya." "NA, AkU SUDAH BILANG AKU TIDAK INGIN RIBUT DENGAN MU." Tiba-tiba Mas Carlos meninggikan suaranya kepada ku. Naomi menutup mulutnya dia sangat kaget suaminya akhir-akhir ini sering membentaknya. "M-Mas..!" "APA ?" "Kenapa Mas jadi berubah seperti ini ?" "Aak.." "Stop jangan marah-marah dulu izinkan aku bicara sebentar aku cuma mau bilang bahwa aku sedang Hamil anak mu Mas dan aku sudah ngecek sendiri ke Dokter kemarin Mas." "Apa kamu bilang hamil sayang ?" Mas Carlos tiba-tiba melunak dan intonasi suaranya mulai lembut. Saat itu Mas Carlos mulai menyayangi aku lagi dan mulai perhatian kepada ku. Seiring berjalannya waktu perhatian itu mulai pudar lagi. Saat usia kandungan ku tujuh bulan aku juga melihat Mas Carlos bersama wanita cantik. Naomi mengusap lembut perutnya pemandangan di seberang sana sangat menganggu nya. Naomi tidak mau anaknya ikut melihat dia lebih memilih untuk pergi dan memilih untuk menenangkan dirinya sendiri. Kini buah hati yang dinantikan selama ini sudah hadir dalam hidup ku, Naomi mengusap lembut perutnya tapi nyatanya tidak membuat suaminya senang karena Mas Carlos sudah mendapatkan kesenangan di luar sana. Saat usia kandungan ku semakin besar aku juga melihat Mas Carlos bersama wanita cantik lagi kali ini jauh lebih cantik aku pernah melihatnya di majalah dan di tv dia juga sering muncul. Bagaimana tidak jika dibandingkan dengan wanita itu dengan ku memang jauh berbeda. Aku tidak ada apanya di banding dengan wanita model itu. Ujungnya kami bertengkar, aku hampir saja keguguran akibat dorongan Mas Carlos kepada ku membuat aku berakhir di lantai. Tapi aku bersyukur cepat di bawa ke rumah sakit sampai aku di biarkan tergeletak di lantai mungkin aku sudah kehilangan bayi ku. Aku sangat bersyukur bayi ku tidak papa. Disaat orang tua mulai excited menunggu kelahiran bayinya aku malah sering diabaikan, di tinggalkan, dimarahin, dan menyaksikan suami selingkuh di belakang ku. Hati perempuan mana yang tidak sakit diperlakukan seperti ini. Sekali lagi aku bertahan karena Mama dan Papa pernah menyaksikan kebahagiaan ku dulu bersama Mas Carlos. Aku bertahan untuk kesekian lagi siapa tau kelahiran anak ku ini bisa membuat Mas Carlos berubah. *** Aku benar-benar berdiri di kaki sendiri tanpa berpegangan kiri kanan tragisnya ibaratnya kini berada di pinggir tepi jurang sendirian menunggu ?! entah menunggu kebahagiaan atau menunggu kematian. Model cantik dan sangat terkenal itu berhasil membuat suami ku berubah 100 % aku sering di abaikan jangan kan pengen bisa di turuti oleh suami demi mewujudkan ngidam ini itu sama sekali tidak pernah. Pesan singkat dari Mas Carlos berhasil membuat aku goyah. "Mas akan ke Bali ada pemotretan untuk produk perusahaan." "Iya." Sepertinya Jalan ini benar-benar sudah tertutup oleh penghalang menuju ke rumah kita dan kamu memilih putar arah dari pada kamu menyingkirkan penghalang itu sendiri. Dirumah pun aku cuma ditemani mbok, dia yang selalu mendengarkan curahan ku. Sungguh sangat malang nasib hidup ku pernikahan yang mungkin sebentar lagi berada di ambang kehancuran ini sudah tidak ada lagi yang indah semuanya seperti cermin yang retak seribu yang sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Aku cuma mulai terbiasa dengan situasi seperti ini tinggal menunggu kehancuran. Mungkin Mas Carlos sudah lupa saat meminta ku sama Papa ku dulu ?. Bagaimana dia ingin bersama membahagiakan ku dan menjaga ku sampai kapanpun. Kini seseorang itu telah berubah dia pergi meninggalkan sepenggal cerita luka dari banyak kisah hidup yang sudah dilalui ini. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN