7. Azalea Vanandya Elois

1274 Kata
Beberapa tahun berlalu Sebuah keluarga kecil yang baru saja menemukan kesempurnaannya, ini awal dari sebuah cerita rumah kecil yang akan mereka bangun bersama, yang didalamnya ada Bunda Naomi dan putri kecilnya Azalea. Tempat dimana cinta seorang ibu tumbuh dengan cara yang paling sederhana dengan penuh cinta dan kasih sayang. Melalui tawa, melalui pelukan hangat seorang ibu tanpa ada perlindungan sosok seorang Ayah. ... Di Sebuah kamar rumah sakit di Jakarta, Naomi sedang sangat gelisah di depan kamar Inap Azalea, dia adalah putri semata wayangnya yang tiba-tiba demam tinggi dan muntah sejak dari subuh tadi. Naomi sedang menunggu seseorang di sana mengangkat teleponnya. "Iya Hallo mbak." Terdengar suara serak di seberang sana yang tidurnya terganggu. "Assalamualaikum " "Waalaikumsalam " "Ci, aku minta maaf karena sudah membangunkan kamu sepagi ini." "Udah nggak papa mbak, untung aja mbak telpon aku kalau tidak bisa-bisa aku telat ke kantor hari ini, mbak tau sendiri kan hehe.. biasa mbak Drakor." "Kebiasaan deh Drakor mulu Ci." "Habisnya bikin nagih mbak, kenapa mbak apa ada masalah ? Uhm, kok pagi-pagi banget masalahnya datang nggak bisa banget di tunda gitu ya ?" Cici terkekeh. "Iya Ci, bikin mbak kaget lho.. Mbak sekarang ada rumah sakit." "Hah, Kenapa Mbak ?" "L-Lea tiba-tiba demam tinggi Ci. " Suara Naomi terdengar bergetar menahan tangisnya. Dia panik belum pernah Lea seperti ini. "Ya Allah mbak jadi gimana Lea sekarang mbak ?" "Sudah di tangani dan sedang dalam perawatan." "Mbak mau minta tolong Ci kali ini aja, Mbak benar-benar nggak bisa datang ke kantor hari ini Ci. Nggak ada yang jagain Lea. Budhe Atika hari ini sedang ada acara di luar, jadi Lea tidak ada yang nemenin dia kalau mbak ke kantor." "Udah nggak usah khawatir, Nanti aku sampaikan kepada Pak Iqbal kalau dia nanya dan jangan khawatir tugas mbak sekalian aku kerjain deh." "Jangan Ci, kirim ke mbak aja biar mbak ngerjain di rumah sakit sambilan jagain Lea nanti mbak sengaja bawa laptop ke rumah sakit tadi." "Udah fokus aja sama Lea dulu mbak, perkejaan Mbak aman kok, selagi masih ada Cici" "Ya Allah Ci, terima kasih ya" "Sama-sama mbak titip salam buat Lea dari aunty Ci" "Iya Ci sekali lagi terimakasih ya, Assalamualaikum " "Iya Mbak, Waalaikumsalam." Cici duduk di pinggir kasurnya, mendengarkan suara mbak Naomi yang sedikit bergetar menyampaikan Lea sedang sakit tadi membuat dia perihatin bagaimana tidak khawatir mereka cuma berdua siapa yang tega meninggalkan anak sendiri di rumah sakit, tidak ada keluarga siapapun disini cuma mereka berdua. Mbak Naomi tadi pasti cuma kepikiran nama aku aja di otaknya aku sangat paham bagaimana mbak Naomi, selagi dia bisa dia akan mengerjakannya sendiri, dia memilih untuk tidak merepotkan orang lain sama sekali. Lagi pula orang tua mana yang tega meninggalkan anaknya sendiri di rumah sakit tidak ada satupun keluarga yang harus dia minta tolong disini. Mbak Naomi benar-benar wanita yang tangguh kalau aku di posisi Mbak Naomi aku tidak mampu bertahan sejauh ini. Cici menghela napasnya, Mbak tenang saja aku akan menyelamatkan mbak dikantor. Cici bergumam. *** "Bunda.. ?" "Iya sayang Bunda disini. Naomi menyeka air matanya yang mengalir deras begitu saja. "Bunda kenapa nangis, Maafkan Lea udah bikin Bunda khawatir." "Nggak usah minta maaf sayang, Bunda tidak papa Bunda cuma panik saja tadi." Naomi menyeka air matanya. "Sekarang gimana keadaan mu sayang ?" "Masih Panas Bun." "Tadi udah di obatin sama Pak Dokter, insyaallah akan segera sembuh." "Tapi Lea mau pulang aja Bun, pengen dirawat sama Bunda aja di rumah." "Lho Dirawat disini justru cepat sembuh karena banyak Dokternya, kalau bunda nggak punya alat ajaib seperti Pak Dokter dan Bu Dokter sayang." "Bunda, kalau dirawat sama Bunda Lea nggak usah bayar kan gratis tapi di rawat disini mahal Bunda, ayo kita pulang saja Lea akan sembuh kok Lea udah nggak papa Bun." Kenapa anak ini semakin pintar aja, air mata Naomi kembali mengalir begitu saja di pipinya. "Jangan khawatir sayang, Bunda punya uang kok Lea tidak perlu khawatir yang penting Lea sembuh." Naomi mengelap sisa air mata di pipinya. "Selamat pagi Gadis cantik ?" sapa Dokter Riki. Lea tersenyum sangat manis "Selamat pagi Dokter ganteng." "Dokter mau periksa dulu ya ." "Iya," "Dokter boleh kah Lea pulang aja hari ini karena Lea nggak suka disini ?." "Lho kok ngomong seperti itu, Dokter jadi sedih Lho belum membunuh bakteri yang bikin Lea jadi sakit itu." "Hah, Jadi bakteri itu yang bikin Lea jadi sakit ya Dokter..?" Bakteri apa sih namanya Lea juga pernah lho belajar bakteri di sekolah Lea ? Wah Lea anaknya pintar bisa-bisanya dia malah kepo dengan bakterinya. Dokter Riki tersenyum. Uhm, Lea ini terinfeksi gastroenteritis atau flu perut umumnya disebabkan oleh bakteri E.coli dan Salmonella. Bakteri dapat menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Biasanya, anak-anak yang mengidap penyakit ini akan mengalami diare dan muntah secara terus-menerus. Kondisi ini dapat memicu anak mengalami dehidrasi yang berbahaya bagi kesehatan anak. Selain itu, gastroenteritis akan menyebabkan gejala lain, seperti nyeri dan kram perut, demam tinggi, mual, hingga sakit kepala. "Nah,Lea ada nggak mengalami yang dokter bilang tadi ?" Lea mengangguk ada Dokter tiba-tiba Lea demam tinggi dan perut Lea sakit banget." "Nah itu dia tapi bakterinya diperut Lea sedikit kok jadi kita harus balas dendam sama Bakteri itu" "Tapi kata Bunda kita tidak boleh balas dendam" Dokter tiba-tiba terbatuk-batuk, kesedak air liurnya sendiri mendengarkan ucapan Lea barusan. Naomi tersenyum kepada Lea, "kalau sama bakteri nggak papa sayang boleh, Bunda juga mau ikutan menjaga Lea dari bakteri itu makanya Lea harus melawannya dengan banyak makanan yang sehat nggak boleh jajan sembarangan lho." "Iya Bunda Lea salah, kemarin Lea jajannya sembarang." "Iya Bunda maafin, lain kali tidak boleh di ulangi lagi." "Ya udah Lea istirahat dulu ya, Dokter akan kesini nanti lagi obatnya udah dokter suntik di infusnya ya." "Makasih Dokter " "Sama-sama gadis cantik" "Lea, Sebentar dulu ya, Bunda mau nanya dulu sama Pak Dokter obat apa yang harus Lea minum agak bakterinya jahat pada mati semua agar Lea bisa sehat kembali." "Oke Bunda." Naomi mengikuti Dokter Riki, "Maaf Dokter bagaimana keadaan Lea ? Apakah Lea baik-baik saja, apakah ada penyakit yang lain yang membahayakan tubuhnya ? " Tanya Naomi dengan khawatir. Dokter Riki tersenyum kepada Naomi. "Bu Naomi bisa lihat sendiri kan tadi bagaimana dia begitu aktif dan pintar, hari ini aja dia udah minta keluar dari rumah sakit betapa terkejutnya aku. Lea anak yang kuat malah mau ngajak berantem sama bakteri lagi. " Dokter Riki terkekeh mengingat kembali ucapan Lea tadi. "Anak usia seperti itu yang aku jumpa akan merengek-rengek dalam kondisi di rawat disini nyatanya Lea anak yang kuat dan pintar. Ditambah lagi dia punya Bunda yang luar biasa. Jadi nggak usah khawatir Lea akan segera sembuh. Dia cuma panik aja dan daya tahan tubuhnya lagi menurun." "Jadi Bu Naomi tidak usah khawatir ya" Naomi mengangguk. "Untuk sekarang dia harus banyak istirahat aja dan hindari makan yang pewarna, pemanis buatan dan makanan siap saji tolong di hindari itu dulu." "Insyaallah Lea udah boleh pulang jika kondisinya membaik besok, tapi nanti kita akan pastikan lagi ya kondisi Lea nya besok." "Alhamdulillah terima kasih ya Dok" "Iya sama -sama." Naomi kembali ke ruangan Lea, dia sangat bersyukur tidak ada penyakit yang membahayakan di tubuh anaknya cuma daya tahan tubuh yang tiba-tiba melemah. Dia benar-benar takut terjadi sesuatu yang membahayakan sama Lea. Mau sebesar apapun cobaan yang Tuhan berikan kepada ku. Aku akan selalu melindungi Lea terus, agar Lea bisa happy dan suatu saat aku udah nggak ada nanti Lea akan bangga punya Bunda kayak aku ini walaupun aku banyak kekurangannya setidaknya aku bisa bikin dia happy terus walaupun dengan hal yang sederhana. "Bun, kok malah bengong disana ?" Oh ya ampun kebiasaan deh melamun lagi. Naomi bergumam pelan dan memukul kepalanya sendiri. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN